BAB 36

8.6K 748 129
                                    


"Tuan, hari ini kita ada pertemuan dengan klien yang bikin perusahaan tuan rugi"lapor Azalio pada Gerald.

"Dimana ?"

"Tuan maunya dimana ?"

"Sekalian makan siang aja"

"baik tuan. Nanti saya kabari pihak sana"

Di tempat lain.

"Mas kita kita mau ikut pokoknya" cerocos Cahya dengan bayi kecil digendongannya. Ngomong ngomong Cahya memang sudah menikah dengan Arya. Kepergian Anya di acara pernikahan Arya dan Anya, membuat Cahya akhirnya terseret ke dalam hidup Arya.

"Iya , jauh jauh ke sini bawa anak malah ditinggal meeting begini. Gak tau apa perut gue gede bengkak gini, dibawa bawa engap"imbuh Lesta, yang memang sedang hamil anak kedua artinya adiknya Rania.

"Gimana nih bim ? Astaga kedatangan mereka bener bener nggak tepat"sesal Arya.

"Udahlah, biarin aja mereka ikut. Tamat tamat aja dah sekalian kita" ucap Bimo menyerah.

"Emang kita sepembawa sial gitu ya buat meeting kalian ? Untung untung nanti malah bisa bantu"seronoh Cahya melotot.

"Bimo sama Arya mana tau, kalo kita tuh bakat dalam bujuk membujuk ya Yo" ucap Lesta.

"Lesta udah deh, jangan panggil gue Cahyo. Emang gue tukang bagunan apa ! "

"biasa aja kali"balas Lesta ngegas.

"gausah ngegas ntar anak lo lahir di sini"

"Udah. Sekarang berangkat. Sini Rania papi gendong"ajak Bimo membawa putrinya dalam gendongan, mengandeng Lesta menuju lobi. Bersiap berangkat ke restoran untuk makan siang dan meeting dengan tamu terpentingnya itu.

Akhir akhir ini Bimo sedang dibuat pusing dan Arya juga begitu. 3 perusahaan bergabung karena akan membuka sebuah resort di daerah Lombok. Tetapi karyawan mereka justru bekerja sama membawa anggaran yang akan digunakan untuk proyek itu.

Mereka sudah tiba di lokasi, langsung disambut beberapa bodyguard yang tanpa mereka bingungkan keberadaannya. Tentu saja mereka semua bodyguard tuan Gerald. Gerald Wiratmadjaya siapa yang tidak kenal pria dingin dan kejam dalam dunia bisnis itu. Apapun yang ia sentuh akan menjadi emas, artinya ia hebat dalam segala hal. Dan kehadiran Lesta serta Cahya itu benar benar membuat Arya dan Bimo cemas.

"Aduh aduh, gue kebelet pipis Yo"keluh Lesta baru beberapa menit mendudukan badannya yang segede tronton.

"Astaga Lestaaa, baru aja gue ambil napas. Yuk lah"keluh Cahya.

Para perempuan itu pergi ke toilet meninggalkan Bimo dan Arya yang sedang ketar ketir. Beginilah resikonya, jika menjalankan proyek dengan perusahaan besar. Bukan hanya keuntungan yang tidak main main tetapi resiko juga ngak main main.

Beberapa menit selepas perginya duo ongol ongol. Dari kaca restoran nampak mobil putih dengan merk Bugatti Veyron by amansory Vivere, dan beberapa mobil jeep hitam turut menggiring di belakangnya, berhenti dan terparkir manis di depan restoran ternama itu.

Tak berapa lama, salah satu bodyguard membuka pintu mobil. Dan munculah pria berjas abu abu dengan celana bahan berwarna senada, dasi dan kemeja berwarna hitam, melekat indah di badan atletisnya. Tak lupa kaca mata hitam serta langkah tegas membelah para bodyguard yang berjejer rapi. Di belakangnya, tak lupa sang tangan kanan yang sama sama mampu mencuri seluruh penglihatan kaum wanita.

Bimo dan Arya menahan nafas ketika menyambut sang tuan besar itu. Karena memang selama ini mereka belum pernah bertemu dengan sang pemilik perusahaan.

Nafilah (On Going) ~ Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang