BAB 44

10.8K 1.1K 157
                                    

Brisbane,Australia.

"Ini skema yang saya buat. Saya susun semua penuh ketelitian. Saya juga menghabiskan waktu yang cukup banyak buat rencanakan tender ini. Kita bagi file ini di masing masing flashdisk kalian. Ini saya juga bawa hardcopy dari berkasnya yang sudah disiapkan Anya. Pelajari semuanya. Saya ingin besok kita harus sukses, supaya proyek tinggal berjalan. Semua sudah fiks di hari esok. Saya hanya merasa cemas untuk saat ini, tapi saya belum tau pasti cemas karna apa. Pokoknya kalian pelajari semua ini"Alvin menutup semua meeting singkatnya dengan Dion dan Fahri.

"Siap tuan, lebih baik tuan beristirahat. Besok hari yang panjang untuk kita"jawab Dion yang diangguki Fahri.

"Baiklah, saya masuk ke kamar dulu"Alvin memasuki salah satu kamar dari apartementnya yang berada di Australia.

00.30 WIB

Nafilah terbangun karena suara rengekan Ara. Menyibakkan selimut Nafilah bergegas menuju kamar Ara. Memang, semalam Ara ngotot tidur sendiri di kamarnya. Ara menyukai kamar barunya itu.

"Ya Allah, Nak. Kamu demam"

"Papa Ipin"

"Nak, bangun dulu. Ayo minum dulu"

"Papa Ipin"Ara terus mengigau. Nafilah yang melihat Ara tidak mau bangun terpaksa mendudukkan Ara.

"Sayang bangun dulu"

"Ala mo Papa Ipin"

"Iya , ayo buka mata dulu. Minum dulu. Terus nanti mama kasih obat. Ara demam, Nak"

"Ala mo Papa Ipin.. Papa malah cama Ala gala Ala cuwek"teriak Ara dengan tangis semakin menjadi.

"Bangun dulu, sini minum obat terus tidur lagi"

"Ayo buka matanya. Ara udah duduk ini. Ayo buka matanya Nak"lanjut Nafilah.

"Ala mo papa mama"Ara membuka matanya yang memerah.

Ya Allah tengah malam begini Ara demam batin Nafilah.

"Iya, besok papa ke sini. Ayo mama gendong. Kita ke dapur terus Ara minum obat dulu"

"Ala mo papa hiks hiks.. Papa malah cama Ala. Ala akal"

"Nggak, papa nggak marah sayang. Ayo minum obat"

Ara tak kunjung berhenti menangis. Dia memaksa Nafilah untuk pulang ke rumahnya yang dulu dan menemui Alvin"Yo pulang, temu papa. Papa akal. Ndak mo ke cini. Papa malah cama Ala mama. Malahhhh"teriak Ara.

"Ara kenapa ? Cerita sama mama"Nafilah dibuat bingung dengan Ara. Anak itu terus menangis. Keringatnya banyak, badannya juga panas.

"Ala impi papa malah. Papa ndak mo ke cini. Yo mama ke lumah lama, Ala mo minta manaf"

"Sttt, udah malem sayang. Mama nggak berani ke sana"

"Ara tidur, besok mama antar Ara ke papa"

"Telpong papa, culuh ke cini papana Ala"

"Udah malem. Ara nggak kasian sama papa ? Capek capek pulang kerja harus ke sini ?"

"Ala cayang Papa Ipin mama"

"Yaudah ayo Ara tidur sama mama. Mama kompres nanti biar cepet turun demamnya"

"Ala lindu papa"

Nafilah tidak menyalahkan Ara. Memang sedari kedatangan Gerald waktu itu, Ara belum bertemu Alvin lagi.

"Iya besok mama telpon papa suruh ke sini. Main sama Ara"

"Cekalang hiks hiks hiks"

"Nggak bisa. Ara istirahat dulu. Besok mama janji telponin papa buat ke sini"

Nafilah (On Going) ~ Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang