BAB 34

10.2K 856 181
                                    

Banyak yang komen negatif sama Nafilah. Yaudah ini masalah aku cepetin. Aku bingung mau gimana sama cerita ini. Bener bener puter otak biar komen negatif berubah jadi positif yang bisa nambah semangat buat aku.


🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

After 3 years.

Di sebuah panti asuhan "Kasih Bunda" kini tampak ramai. Sebuah perayaan kecil dirayakan untuk memeriahkan hari kelahiran cucu dari pemilik yayasan.

Khadijah Azzahra Nugraha.

Nafilah menggelar acara syukuran untuk ulang tahun anaknya itu. Ia sendiri sebenarnya hanya ingin makan makan bersama. Tetapi Ara tumbuh dengan sifat sang Oma, melekat erat pada gadis kecil yang kini sudah berdiri di depan pintu aula. Tentu saja dengan ekspresi menggemaskan, menggunakan gamis dan setelan jilbab berwarna merah muda ia tampak melebarkan bibirnya dengan ceria menyambut anak anak panti. Bahkan Nafilah meringis melihat betapa lebarnya senyum Ara.

"Mama, langhun Ala meliah. Ala cuka, macacis mama"seru Ara berterimakasih pada sang mama yang berdiri di sampingnya

"Sama sama Ara. Panjang umur sehat selalu ya Nak"

"Aiinnn" suara cadel Ara mengamini doa sang mama.

"Opaaa Nuglaaaaaa"seru Ara ketika tatapan matanya menatap Nugraha yang baru tiba di aula. Berlari dan masuk ke dalam pelukan sang kakek.

"Oh jadi, cuma opa aja nih yang di sapa ?  Oma nggak tuh" ucap Ana melirikkan bola matanya ke arah Ara.

"Oma Nana uga, mana kadona. Temen Ala bacala lo langhun banak kadona. Mana kado Ala" tanggih Ara pada opa omanya.

"Ini kadonya. Dari Opa Nugra. Kalo kado oma minta sama oma sana" ucap Nugraha seraya memberikan sebuah boneka berukuran sedang berwarna merah muda itu.

"Wahhhh boneana agus, Ala cuka. Walnana selti amis Ala ya mama"seru Ara meminta persetujuan yang diberi anggukan bangga Nafilah.

"Mana kado Oma ? Oma bacala mo kacih Ala kado" tagih Ara.

"Ini kado buat Ara, belajar yang bener katanya mau sekolah seperti Kak Rania" Ana memberikan seperangkat peralatan sekolah untuk Ara. Ia tau cucunya sudah merengek minta sekolah seperti anak dari Bimo dan Lesta.

"Uwaaaahhhhh, gus oma agus. Ala uga cuka. Macacis oma"

Ana, Nugraha dan Nafilah kini terkikir geli melihat Ara yang terlihat serius dengan kado kado ulang tahunnya.

"Dimana Alvin, Syah ?"tanya Nugraha yang tidak melihat kehadiran sang putra.

"Dia datang ke acara Angel dulu pa, karena jadwal acara ulang tahun Angel dimajukan beberapa jam supaya mas Alvin bisa dateng ke acara anak anaknnya"jelas Nafilah dengan tersenyum.

Selama tiga tahun, banyak hal terjadi. Perubahan yang seiring berjalannya waktu mengubah semuanya. Mereka hidup dengan tenang, damai. Alea dan Nafilah benar benar seperti kakak adik, melakukan apapun bersama. Sedangkan Ara dan Angel, mereka tumbuh menjadi putri putri yang manis dan cantik. Alvin menjadi sosok suami yang tegas, adil dan mampu menggiring istri istrinya menjadi lebih baik dalam rumah tangga mereka. Alvin benar benar berlaku adil, baik waktu maupun segalanya.

Seperti halnya waktu libur, sabtu ia gunakan bersama Angel dan Alea. Dan minggu akan digunakan untuk Ara dan Nafilah. Membacakan dongengpun Alvin lakukan dengan putri putri cantiknya. Dan akan memindahkan salah satu ketika ia ingin tidur dengan salah satu mamanya, seperti memindahkan Angel ke kamar Alea ketika ia ingin bermalam dengan Nafilah begitupun sebaliknya, ia melakukan semua itu agar istri istrinya tidak kesepian.

Nafilah (On Going) ~ Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang