Part 1

1K 48 0
                                    

Namaku Nam Jihye. Umurku 22 tahun dan aku baru saja lulus dari kuliah yang sudah kujalani selama 4 tahun. Jika sebagian orang berpikir setelah lulus kuliah mereka akan bekerja atau setidaknya meneruskan pendidikan, maka tidak denganku. Pasti ada yang mengira aku ingin menikah. Pernyataan itu tidak sepenuhnya salah, mungkin lebih tepatnya, aku sudah menikah. Aku tidak bekerja karena aku tidak terlalu bisa membagi waktu dan pikiranku dengan bekerja. Aku hanya akan menjalani kehidupan yang aku mau saja
.
Aku sudah menikah dengan seorang Dokter Spesialis Jantung bernama Byun Baekhyun. Kami menikah saat aku belum lulus kuliah. Lebih tepatnya saat usiaku masih 21 tahun
.
“Oppa, sarapan sudah siap” Ucapku setelah mengetok pintu kamar
“…” Dan seperti biasa, tidak ada jawaban dari suamiku
.
Aku melanjutkan kegiatanku di dapur, menyelesaikan apapun yang belum kutuntaskan. Aku mendengar dari balik tubuhku kalau Baekhyun oppa sudah mengambil rotinya dan meminum susunya. Itu tandanya dia sudah siap untuk berangkat bekerja
.
“Aku berangkat” Ucapnya singkat
“Hati-hati oppa”
.
Setelah kuintip dari jendela, kulihat mobil Baekhyun oppa sudah melaju dan meninggalkan teras rumah kami. Aku segera kembali ke dapur dan memakan sarapanku. Setelah itu, aku mencuci piring dan segera mengambil ponselku
.
(Telfon)
“Oppa? Hari ini jadi kan?”
“Tentu saja. Aku jemput ya”
“Hm, iya. Aku harus berpakaian seperti apa?”
“Terserah kau saja. Selera fasionmu kan bagus”
“Hehehe… Oke deh. Aku tunggu ne oppa”
“Hm, aku berangkat”
“Ne oppa. Hati-hati”
-----
.
Aku segera beranjak mengganti bajuku dan merias wajah serta rambutku. Aku mengenakan minidress berwarna pastel dan rambutku kugerai bebas karena aku sangat menyukai rambut asliku yang sedikit berwarna kecokelatan dan bergelombang ini
.
Saat aku masih mengenakan liptint, tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari depan rumahku. Senyumku langsung merekah dan seketika aku mempercepat semua kegiatanku. Kuambil tas yang tergeletak di atas ranjangku lalu aku melesat secepat angin keluar dari kamarku. Setelah sampai di pintu kamar, aku kembali menoleh kembali melihat apakah ada barang yang tertinggal atau tidak. Setelah yakin, lantas aku keluar dari kamar dan beranjak menemui seseorang yang menjemputku
.
“Jankanman ne, aku kunci pintu dulu!” Teriakku pada seseorang yang berada di dalam mobil. Dia hanya memberi isyarat dengan mengangkat jempol tangannya
.
“Mian, lama menunggu ya?”
“Dandanmu lama sekali”
“Hehehe… Aku tadi menyiapkan sarapan dulu”
“Jadi sudah sarapan?”
“Sudah”
“Sudah siap?”
“Pasti”
“Geurae, kajja. Semoga project hari ini berhasil ne”
“Hm, fighting” Aku mengangkat kepalan tanganku untuk mendukung kegiatannya hari ini
.
Mobil berwarna abu-abu tua ini dia parkir di basement sebuah gedung tinggi tempatnya bekerja. Aku hanya menemaninya. Aku sudah terbiasa menemani apapun kegiatannya sejak kami masih duduk di bangku sekolah. Dia adalah seniorku, seorang musisi, DJ, dan produser musik. Dia juga rapper dan penyanyi yang handal, namun dia lebih sering memberikan lagunya kepada orang lain. Hanya sesekali dia menyanyikan lagunya sendiri
.
“Hey! Chanyeol-ah! Apakah presentasinya hari ini?” Tanya seorang staff dari balik meja yang berada di lobby gedung itu
“Eoh hyung! Ne, do’akan aku”
“Ne, pasti. Semoga sukses. Ah pastinya akan sukses karena selalu ada Jihye yang mendukungmu. Hehehe…”
“Kami permisi oppa” Sahutku sambil tersenyum kepada staff tersebut
“Eoh. Fighting!”
.
Kami segera melangkahkan kaki menuju lift karena kami hendak mempresentasikan project itu di sebuah ruangan di lantai 15. Kulihat Chanyeol oppa gugup karena jari tangannya tidak berhenti mengetuk-ngetuk gagang pembatas yang ada di sebelahnya
.
“Tenanglah. Oppa pasti bisa”
“Ini project besar Jihye. Kalau sampai hasil pekerjaanku tidak memuaskan pasti akan memalukan”
“Jangan berpikiran negatif dulu”
.
“Aku bekerjasama dengan musisi dunia dan lagu ini juga dirilis di seluruh dunia Jihye-ya”
“Hihihi… oppa lucu kalau sedang gugup”
“Aish, kau ini”
“Kelihatannya saja bertubuh tinggi, besar, berotot. Tapi mudah grogi dan cengeng”
“Eh? Cengeng? Siapa yang…”
“Sssttt… Kita sudah sampai di lantai 15. Jangan mengelak lagi ne”
“Selalu saja seperti ini”
“Hihihi…”
.
Kami segera memasuki ruangan itu dan ternyata disana sudah ada musisi terkenal yang akan bekerja sama dengan Chanyeol oppa. Aku duduk di ruangan yang berbeda dengan mereka, namun ada dinding kaca yang membuatku bisa melihat kegiatan mereka
.
Chanyeol oppa membuka laptopnya dan terlihat menjelaskan detail arransemen musik yang dia buat yang nanti digabungkan dengan musik yang lain. Beberapa musisi dan produser yang ada disana terlihat tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan kuanggap itu semua sebagai pertanda baik untuk Chanyeol oppa
.
Chanyeol oppa melihatku dan memberi isyarat dengan mengangkat jempol tangannya lagi yang sontak membuatku bernafas lega. Kini mereka tinggal merekamnya dan memproduksi lagunya. Chanyeol oppa mendadak membuka pintu dan mendekat untuk bicara denganku
.
“Masuklah”
“Waeyo? Aku disini saja”
“Mereka tidak tega melihatmu selalu menungguiku diluar”
“Gwenchana oppa”
“Sudah, ayo masuk” Chanyeol oppa menarik tanganku dan mengajakku masuk ke ruangan tersebut
.
Para staff dan beberapa produser di RN Entertainment sudah mengenalku karena Chanyeol oppa selalu membawaku saat dia harus bekerja. Kali ini aku diizinkan masuk ke ruangan produksi asalkan aku tidak berisik. Tentu saja aku bisa dengan mudah mentaati aturan itu. Untuk alasan apa aku berisik? Mungkin aku hanya akan menahan suaraku saat aku mendengar musik yang diproduksi oleh Chanyeol oppa, selebihnya, aku akan diam dengan mudah
.
“Your girl?” Tanya musisi yang bekerjasama dengan Chanyeol oppa. Yeah, dia bule. Dan sejujurnya bahasa Inggris Chanyeol oppa sedikit payah sehingga dia membutuhkan translator untuk beberapa kegiatan
“Eoh? Emm… why?”
“She’s beautiful, you’re so lucky. Is she a singer? Or maybe musician like us?”
“No, she can’t play instruments. But, I think she can singing. But, she’s not a singer”
“So, why don’t you allow her to join us?”
“Join… us?”
“Yeah. Let her sing our song”
“No no no. Emmm… She can’t sing our song”
“Why?”
“Emm… just… can’t”
“Okay okay I got it. Let’s continue”
“O-okay”
.
Aku mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku hanya pura-pura diam sambil fokus kepada ponselku yang sebenarnya hanya kugeser-geser saja layarnya. Aku ingin bernyanyi, aku ingin melanjutkan hobbyku yang kuhentikan sejak menikah
.
Pasti kalian sudah mengerti kenapa Chanyeol oppa berkata seperti itu. Aku yakin dia juga gugup. Aku adalah istri dari Baekhyun oppa, dan saat ini hampir semua orang di gedung ini menganggap aku adalah kekasih dari Chanyeol oppa. Tentu saja aku tidak boleh dipublikasikan. Apalagi sampai bernyanyi pada project besar seperti ini
.
Sebenarnya Chanyeol oppa masih harus menyelesaikan tugasnya hari ini. Tapi sebelum matahari terbenam aku sudah harus berada di rumah. Sehingga Chanyeol oppa meminta izin sebentar untuk mengantarku pulang
.
“Mau drive thru atau take away makanan untuk hari ini?”
“Tidak usah, aku memasak untuk hari ini”
“Jam berapa suamimu pulang”
“Biasanya jam 7 malam”
“Sekarang masih jam 4. Kita makan dulu ne, nanti kau masakkan untuk suamimu saat kau sampai di rumah”
“Ne oppa”
.
Kami pergi ke sebuah resto yang tidak begitu ramai dan sedikit pribadi. Hampir seluruh pengunjung café ini datang untuk meeting atau sekedar melakukan diskusi yang sifatnya rahasia dan membutuhkan ketenangan
.
Kami sudah sering mengunjungi resto ini jadi mudah saja untuk memilih makanan yang akan kami makan
.
“Bagaimana tadi?” Tanyaku
“Do’akan aku. Nanti setelah mengantarmu pulang, aku akan melanjutkan rekamannya”
“Oppa keren”
“Semuanya karena kau Jihye-ya”
“Kalau begitu nanti kalau lagunya sukses oppa harus mentraktirku ne”
“Bukannya hampir setiap hari aku mentraktirmu?”
“Ah benar juga. Hahaha…”
“Dasar kau ini. Sudah makanlah makananmu”
.
“Emmm… oppa…”
“Wae?”
“Sebenarnya… Aku ingin bernyanyi lagi”
“Tidak mungkin Jihye-ya. Kau mau semua ini jadi rumit?”
“Aku tinggal bilang kepada Baekhyun oppa kalau aku mendapat tawaran dari temanku untuk bernyanyi. Beres kan?”
“Lalu saat perilisan lagu, semua orang di agensi mengenalmu sebagai kekasihku. Lalu bagaimana kalau kabar itu sampai di telinga suamimu?”
“Menyebalkan! Lagipula kan baik aku ataupun oppa tidak pernah mengkonfirmasi kalau kita pacaran. Itu hanya mereka saja yang menduga. Seharusnya tidak sampai sebesar itu resikonya”
“Jihye-ya, walau kita tidak mengkonfirmasi, tapi kita tidak menyangkalnya kan? Kita juga salah”
.
“Mianhae” Aku menunduk karena menyadari kesalahan yang kubuat bersama Chanyeol oppa
“Sudahlah, habiskan makananmu. Segera kuantar kau pulang sebelum suamimu pulang”
“Ne oppa”
.
Setelah pembicaraan itu, kami kembali diam. Selalu seperti ini. Saat kami membicarakan tentang hubungan ini, selalu saja berujung dengan saling diam. Kami tidak pacaran, kami juga bukan sepasang kekasih. Aku hanya menemani Chanyeol oppa dalam bekerja, dan Chanyeol oppa juga hanya menemani dan menghiburku dalam kesepianku
.
.
.
TBC
Tolong vote dan comment ya ☺️

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang