Part 13

339 25 9
                                    

Keesokan paginya aku harus tetap menyiapkan sarapan untuk Baekhyun oppa dan tentunya untukku. Obat yang Baekhyun oppa berikan cukup manjur. Badanku terasa lebih segar dan sudah tidak mual. Tinggal sakit kepalaku yang masih tersisa sedikit. Kulihat di luar rumah ternyata sedang turun hujan. Minggu-minggu ini adalah awal musim hujan. Untung saja saat ke Jeju kemarin masih belum sering hujan
.
Baekhyun oppa sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit dan kini sedang duduk di meja makan menunggu makanan yang kumasak siap untuk dihidangkan. Aku menyajikan sarapan untuk Baekhyun oppa dan untukku lalu aku juga ikut duduk. Masih diam dan tidak ada percakapan. Kami sudah terbiasa seperti itu
.
Saat sudah selesai makan, Baekhyun oppa memberikan 1 strip obat lagi untukku
“Obat lagi?”
“Itu vitamin”
“Diminum bersama obat yang kemarin?”
“Hm, 2x1”
“Ne, gomawo”
“Paham kan?”
“2 kali dalam 1 hari kan?”
“Hm. Aku berangkat”
“Hati-hati oppa”
.
Aku tersenyum dan meminum obat serta vitamin itu dengan senang. Ternyata rasanya diperhatikan oleh suami sendiri itu sangat indah. Selama ini selalu Chanyeol oppa yang memperhatikanku. Ah iya. Ngomong-ngomong, bagaimana kabar lelaki tinggi itu? Aku sangat merindukannya. Aku coba telfon saja lah
.
Beberapa kali kucoba, ternyata Chanyeol oppa masih tidak mengangkat telfonku. Akhirnya aku mengirim pesan kepadanya. Aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Aku sudah lebih bisa menerima keadaanku dan bisa lebih berpikir jernih tentang bagaimana menjadi istri yang baik. Aku juga tidak sampai hati menyakiti perasaan mertuaku, apalagi appa kandungku dan mendiang eommaku. Aku mengucapkan terima kasih atas jasanya selama ini walau kami tahu kami sama-sama salah
.
Aku meninggalkan ponselku dan beralih menuju kamarku untuk bersiap pergi berbelanja di supermarket. Setelah aku melihat jumlah uang yang diberikan Baekhyun oppa kemarin, ternyata Baekhyun oppa memberi uang lebih. Dia bilang jika aku ingin sesuatu, aku boleh membelinya
.
Aku pergi ke supermarket dan karena hari sangat mendung, aku tidak merasa kelelahan maupun kepanasan. Sebelum pulang, aku tergoda dengan ice cream yang dijual di sebelah supermarket itu. Aku pun membeli ice cream cokelat kesukaanku. Aku duduk dan meletakkan barang belanjaanku disampingku
.
Tiba-tiba aku terfikirkan untuk memasakkan makan siang untuk Baekhyun oppa. Beberapa kali Baekhyun oppa memintaku untuk memasakkan makan siang dan mengantarkannya ke rumah sakit. Aku akan melakukan itu sekarang. Akupun segera pulang dan memasak sebelum jam makan siang lewat
.
Setelah masakan matang, aku bergegas memesan taksi online untuk mengantarku ke rumah sakit. Para staff rumah sakit tentu sudah mengenalku sehingga aku santai saja langsung menuju ruangan Baekhyun oppa. Aku tidak sabar memberikan masakanku ini untuk Baekhyun oppa
.
Terdapat jendela kaca di pintu putih itu. Dan sebelum kuketuk, aku melihat dulu apakah Baekhyun oppa ada di dalam atau tidak. Namun ternyata, aku malah melihat pemandangan yang tidak ingin kulihat
.
Aku melihat seorang wanita yang sepertinya bukan tenaga kesehatan apalagi staff rumah sakit sedang memeluk Baekhyun oppa. Astaga, dia juga mencium pipi Baekhyun oppa. Wanita itu terlihat mendominasi namun sesekali Baekhyun oppa tampak tersenyum sangat manis, sama seperti saat kami sedang berakting di depan semua orang. Namun sepertinya senyum Baekhyun oppa kali ini bukan pura-pura
.
Baekhyun oppa benar-benar tersenyum bahkan menyambut pelukan wanita itu. Siapa wanita itu? Tidak mungkin dia pasien Baekhyun oppa. Apakah dia saudara dari Baekhyun oppa? Tapi aku tidak pernah bertemu dengannya. Fisiknya tidak terlalu jauh denganku. Rambut kami juga sama-sama panjang. Siapa dia?
.
Kenapa mataku terasa panas? Kenapa hatiku sakit? Kenapa tanganku mencengkeram erat kotak makan siang yang tadi kusiapkan dengan penuh kebahagiaan itu? Aku pun menarik nafas panjang dan langsung membuka pintu itu
.
Brak
“Oppa!” Pekikku yang membuat 2 insan yang sedang tersenyum bahagia itu terbelalak
“Ji-jihye? Bagaimana… kau…” Baru kali ini aku melihat Baekhyun oppa takut untuk melihat mataku
“Siapa wanita itu?”
“I-ini… Ini… sudaraku…”
“Aku temannya” Sela wanita itu yang hampir bersamaan dengan ucapan Baekhyun oppa
“Saudara? Teman? Yang mana yang benar? Oppa selingkuh? Oppa mencumbu wanita lain di belakangku? JAWAB OPPA!!!” Emosiku semakin memuncak setelah mendengar pengakuan mereka yang berbeda
“JIHYE! Ini di rumah sakit! Jangan membuat ulah!”
“Benar. Aku memang hanya bisa membuat ulah dan membuat kesalahan. Aku tidak pernah benar! Geurae, aku akan pulang. Ini makan siang untuk oppa. Kuharap oppa tidak mati karena tersedak saat makan bersama wanita jalang ini” Aku mendekati meja kerja Baekhyun oppa dan meletakkan kotak makan siang itu
.
Plak
“JAGA MULUTMU JIHYE!” Baekhyun oppa menamparku dan wajahnya semakin memerah karena marah. Mungkin antara marah dan malu lebih tepatnya
“Aku bahkan sudah tidak bisa merasakan sakit atas siksaanmu karena aku sudah terbiasa. Lalu apa gunanya oppa minta maaf tadi malam? Dasar pembohong!” Aku langsung pergi tanpa memperdulikan Baekhyun oppa yang terus memanggilku dengan suara lantangnya
.
Aku keluar rumah sakit sambil menata nafasku agar aku tidak menangis disana. Aku mulai menangis saat aku di dalam kendaraan sampai aku tiba di rumah. Aku segera mengemasi baju-baju dan barang-barangku. Aku ingin pergi. Hatiku sakit karena aku merasa aku hanya dianggap sebagai boneka. Aku disiksa, dipaksa, bahkan ditipu seperti itu
.
Aku hampir selesai mengemasi barang-barangku dan tiba-tiba Baekhyun oppa datang sambil membanting pintu
.
“MAU KEMANA KAU?” Bentak Baekhyun oppa
“AKU MAU PERGI! AGAR OPPA BISA BEBAS BERKENCAN DENGAN JALANG ITU!”
“LALU APA BEDANYA AKU DENGAN KAU YANG SELINGKUH DENGAN LELAKI TINGGI ITU? HAH!”
.
Pertanyaan itu membuatku terdiam. Tubuhku gemetar. Darimana Baekhyun oppa tahu tentang Chanyeol oppa? Baekhyun oppa perlahan mendekatiku dan nyaliku semakin ciut. Aku mundur perlahan sampai akhirnya punggungku membentur tembok
.
“Wae? Kau takut? Kau terkejut karena aku tahu semua dosa-dosamu? Aku tahu semuanya Jihye. Itu semua yang membuatku selalu menyiksamu dan akhirnya AKU JUGA SELINGKUH!”
“Da-darimana… oppa tahu?”
“AKU SUAMIMU JIHYE! Aku memang tidak bisa menerima pernikahan ini. Tapi jika kau bersikap lebih baik, lebih terbuka, dan bisa menjadi istri yang sesungguhnya, mungkin aku juga tidak akan seperti ini!”
“AKU BUTUH DIBIMBING OPPA! Oppa selalu diam. Sibuk dengan pekerjaan. Aku masih terlalu muda. Aku tidak tahu bagaimana pernikahan itu. Seharusnya oppa yang bertanggung jawab atas segala perbuatanku. Aku juga tidak akan seperti ini kalau oppa bisa membimbingku dengan baik!”
.
“Kau menyalahku? KAU MENYALAHKANKU?!” Baekhyun oppa mulai menjambak rambutku hingga kepalaku tertarik
“LEPAS! IYA! AKU MENYALAHKAN OPPA! Aku lelah. Aku juga ingin disayang. Tapi Chanyeol oppa yang memberikan kasih sayang itu. Aku juga butuh nafkah batin oppa!”
“Rasa sakit yang kau rasakan ini tidak sebanding dengan rasa sakitku saat pertama kali melihatmu selingkuh dengan lelaki brengsek itu. Aku adalah lelaki paling bodoh yang bisa dengan mudah kau permainkan dengan ikatan pernikahan. KAU YANG MEMAKSAKU JIHYE!”
“GEURAE! Aku akan pergi! Aku tidak akan mengganggu hidup oppa lagi!” Tanganku menarik tangan Baekhyun oppa dan segera mengambil 2 koperku yang sudah siap untuk kubawa pergi
“PERGILAH! DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI!” Teriak Baekhyun oppa seiring dengan langkahku yang semakin menjauh dari tubuh mungil itu
.
Alam pun menyambut. Dia tahu bahwa aku meneteskan air mata sehingga saat ini hujan turun dengan derasnya. Terpaksa aku menunggu taksi online di depan rumah sambil basah kuyup karena aku sudah tidak tahan dengan segala bentakan Baekhyun oppa yang sangat menyakitkan telingaku
.
Aku tidak mungkin pulang ke rumah appa. Apalagi ke rumah mertuaku. Chanyeol oppa adalah satu-satunya jalan keluar untukku. Aku baru ingat bahwa tadi aku mengirim pesan untuknya. Aku segera membuka ponselku lagi dan ternyata Chanyeol oppa membalasnya dengan kalimat yang menangkan
.
“Syukurlah. Aku senang. Hiduplah bahagia dengan Baekhyun hyung, suamimu yang sebenarnya. Aku yakin dia menyayangimu. Seiring berjalannya waktu, kalian akan menjadi pasangan suami istri idaman yang memiliki kehidupan yang indah” Itulah isi pesannya yang membuat tangisku semakin pecah
.
Driver ku terlihat khawatir karena aku terus menangis. Dia menanyakan ada apa namun aku tidak mampu menjawab. Sampai akhirnya aku sampai di rumah Chanyeol oppa. Aku turun dari mobil dan berjalan menuju pagar rumahnya. Tentu saja aku semakin kebasahan. Aku memencet bel rumahnya beberapa kali namun tidak ada jawaban. Apa Chanyeol oppa belum pulang dan masih berada di agensi?
.
Aku menelfonnya namun lagi-lagi dia tidak menjawabnya. Aku memesan taksi online lagi dan meminta untuk mengantarku ke agensi Chanyeol oppa. Aku meminta maaf pada driver karena kondisi tubuhku yang basah kuyup
.
Sesampainya di gedung agensi, aku segera menemui resepsionis dan menanyakan keberadaan Chanyeol oppa. Aku berusaha tidak menangis tapi melihat mataku yang sangat sembab dan tubuhku yang basah kuyup tentu saja membuat semua orang memandangiku
.
Sepertinya Tuhan benar-benar mengujiku. Mereka bilang seharian ini Chanyeol oppa tidak datang ke agensi. Dan mereka bilang Chanyeol oppa sedang mengerjakan suatu project sehingga mungkin Chanyeol oppa mengerjakannya di rumahnya. Namun nyatanya tidak ada orang di rumahnya. Kepalaku semakin sakit. Aku sudah kehujanan dan melakukan perjalanan yang cukup panjang hari ini. Namun tiba-tiba otakku memikirkan suatu hal
.
Apartment, ya, Chanyeol oppa memiliki apartment rahasia yang jarang diketahui oleh orang. Aku pun bergegas menuju apartment itu
.
Dengan tubuh yang kedinginan, kebasahan dan semakin lemas, susah payah aku membawa 2 koperku yang untung saja anti air. Sesampainya di depan pintu apartment kecil milik Chanyeol oppa, aku segera memencet bel dan tidak lama kemudian sosok lelaki yang sangat kurindukan pun muncul
.
“Jihye? Wae geurae?” Chanyeol oppa memegang kedua pundakku
“Oppa… Hiks…”
“Astaga. Masuklah. Sini aku bantu” Chanyeol oppa membawakan kedua koperku dan mengajakku masuk”
.
“Langsung mandi saja ne. Kau bisa mandi dengan air hangat. Aku bantu menyiapkan bajumu. Ada handuk bersih yang bisa kau pakai. Tolong cepat ne. Agar kau tidak sakit” Chanyeol oppa terlihat sangat mengkhawatirkanku
“Shiro… Hiks”
“Astaga. Jihye-ya, ini demi dirimu sendiri. Aku tidak bisa membantumu lebih jauh. Jebal. Kajja, aku antarkan ke kamar mandi”
“Biar aku sakit. Aku mati juga tidak ada yang peduli… Hiks…”
“Jihye. Aku peduli. Aku tidak mau kau sakit. Kau boleh berada disini, asal kau mau mengikuti perintahku. Kalau kau membantah, kau tidak boleh menginap disini. Otte?”
“…” Aku mengangguk dan akhirnya aku mandi karena aku tidak tahu harus pergi kemana lagi
.
Setelah selesai mandi dan berganti baju, aku keluar dan melihat Chanyeol oppa menata bajuku di dalam kamarnya karena koperku basah
.
“Oppa?”
“Eh, sudah selesai mandi? Bajumu sudah kutata, sekarang kita makan ne. Kau pasti belum makan”
“Taruh bajuku di luar saja”
“Gwenchana. Kau boleh memakai kamarku. Biar aku tidur diluar. Kajja. Kita makan. Aku sudah memesankan makanan untukmu”
.
Chanyeol oppa menggandeng tanganku dan menuntunku sampai meja makan. Dia menyiapkan makananku dan bahkan hendak menyuapiku namun kutolak. Chanyeol oppa benar-benar mengkhawatirkanku. Bahkan pekerjaannya pun dia tinggalkan. Laptop, gitar dan keyboardnya terabaikan karena sibuk membantu dan menolongku
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang