Kini usia Jihyun sudah menginjak 5 tahun. Bahkan sebentar lagi dia akan lulus dari TK dan akan memasuki sekolah dasar. Aku jauh lebih sibuk sekarang. Aku aktif di organisasi istri dokter dan terkadang aku juga ikut campur di urusan administrasi klinik milik Baekhyun oppa. Dan jangan lupa dengan Jihyunku yang semakin pintar. Baik itu pintar dalam artian sebenarnya atau pintar dalam mengelabuhi appa dan eommanya
.
Aku sudah bisa menebak karakter Jihyun sejak dia masih ada di dalam kandunganku. Sifat asli Baekhyun oppa lebih mendominasi Jihyun. Dia sedikit nakal dan susah di atur. Dan wataknya yang keras cukup menggambarkan bahwa Jihyun adalah anak kandung Baekhyun oppa
.
Siang ini Baekhyun oppa menjemput Jihyun pulang dari sekolah. Memang jika setiap ada kesempatan, Baekhyun oppa akan menjemput Jihyun. Kalau Baekhyun oppa tidak bisa menjemput itu artinya Jihyun harus kujemput walau aku harus menaiki transportasi umum
.
Aku sudah menyiapkan makan siang karena biasanya kalau Baekhyun oppa sempat menjemput Jihyun, dia akan menyempatkan makan siang bersamaku dan Jihyun
.
“Kami pulang” Ucap Jihyun dengan nada yang sedikit lemas
“Eh putri eomma sudah pulang. Cuci tangan, cuci kaki, ganti baju terus kita makan ne”
“…” Tidak ada jawaban dari Jihyun namun dia langsung lari ke kamarnya
.
Baekhyun oppa yang baru keluar dari kamar mandi langsung duduk di hadapanku dan menungguku selesai menyiapkan makan siang
.
“Ada apa dengan Jihyun?” Tanyaku
“Kita tunggu sampai dia duduk disini”
“Apa ada masalah?”
“Aku bilang tunggu dulu. Biar dia yang menjelaskan sendiri” Tegas Baekhyun oppa dan aku tahu pasti ada yang tidak beres
.
Setelah Jihyun siap, dia beranjak menuju meja makan dan aku segera menuangkan makanan untuk mereka
.
“Jelaskan pada appa” Ucap Baekhyun oppa dingin
“Mianhae… appa”
“Siapa yang mengajarimu jadi sok seperti itu?”
“Oppa…” Ucapku lirih
“Jelaskan pada appa Jihyun!”
“Tadi… bu guru, menyuruh kami mengumpulkan buku. Lalu… biasanya… bu guru menyuruh Jihyun membantu mengumpulkan buku milik teman yang lain. Jadi… Jihyun terbiasa mengambil buku teman Jihyun untuk dikumpulkan. Lalu tadi… ada satu teman Jihyun yang tidak mau bukunya Jihyun ambil. Akhirnya kami saling menarik buku itu”
“Lalu buku temanmu robek dan rusak?”
“N-ne”
“Tapi kan tadi bu guru tidak menyuruhmu mengambilkan buku milik temanmu"
“Jihyun… hanya… melakukan seperti biasanya”
“Itu namanya Jihyun egois. Tidak ada perintah dari bu guru tapi kau malah sok mengatur teman-temanmu. Kau sudah meminta maaf pada temanmu?”
“…” Jihyun menggelengkan kepalanya
“Nah kan? Apa appa pernah mengajarimu seperti itu?”
“Tidak… appa”
“Kalau kau salah, kau harus minta maaf. Kau tahu kau salah kan?”
“Ne… appa”
“Kau harus dihukum”
“Andwe appa” Panik Jihyun
“Besok kau harus menemui temanmu dan eommanya. Kau harus minta maaf karena merusak bukunya”
“Tapi dia juga nakal appa”
“JIHYUN! KAU MEMBANTAH APPA?!”
“Oppa geumanhae! Jangan bentak Jihyun” Ucapku lirih namun penuh penekanan
“Hiks…” Akhirnya Jihyun terisak namun ia menahan tangisnya karena Baekhyun oppa paling tidak suka melihatnya cengeng
.
Baekhyun oppa pun pergi ke kamar sedangkan Jihyun masih menangis. Aku beranjak duduk di samping Jihyun dan memeluknya
.
“Jihyunie, kenapa Jihyun membantah appa? Kan tadi Jihyun sudah mengakui kalau Jihyun salah?”
“Tapi… biasanya… dia juga sering mengganggu Jihyun eomma… Kenapa… hanya Jihyun yang minta maaf?”
“Untuk masalah merusak buku, kan memang Jihyun yang salah”
“Jihyun tidak mau”
“Appa akan lebih marah kalau Jihyun seperti ini. Nurut sama appa ne sayang”
“Shiro. Appa jahat”
“Appa marah bukan tanpa alasan. Kalau appa marah berarti ada yang salah dan harus diperbaiki. Kalau Jihyun tidak mau minta maaf itu artinya Jihyun bukan anak baik. Jihyun mau membuat appa dan eomma kecewa?”
“Tidak eomma”
.
“Makanya… Kalau Jihyun sekarang meminta maaf, siapa tahu teman Jihyun jadi ikut meminta maaf karena sering mengganggu Jihyun. Kebaikan itu dimulai dari diri kita sendiri. Arraseo?”
“Ne eomma”
“Sudah, jangan menangis lagi. Jemput appa, ajak dia makan bersama kita”
“Jihyun… takut”
“EOMMA!!!!!” Teriak Hyunji, putri keduaku yang sepertinya bangun dari tidurnya
“Nah, Hyunji sudah bangun, sekarang Jihyun temui appa, kita makan siang berempat. Jihyun minta maaf dan cium tangan appa. Eomma mau mengurus Hyunji dulu. Jihyun harus menjadi contoh yang baik untuk adik Jihyun kan?”
“Ne eomma”
.
Ya, aku melahirkan putri keduaku 1,5 tahun yang lalu. Jihyun sudah menjadi kakak sehingga aku dan Baekhyun oppa harus sangat berhati-hati dalam mendidik mereka. Apalagi kedua anak kami adalah perempuan. Aku yakin sikap keras Baekhyun oppa adalah semata-mata untuk kebaikan kedua putri kami
.
Aku menggendong Hyunji ke meja makan dan ternyata Baekhyun oppa sudah duduk di meja makan bersama Jihyun
.
“Sudah selesai? Jihyun sudah meminta maaf kepada appa?”
“Sudah eomma”
“Jangan diulangi. Kau harus menghargai orang lain sayang. Masing-masing orang punya privasi dan urusan masing-masing. Kalau tidak ada kepentingannya ya kau tidak boleh ikut campur. Mengerti maksud kalimat appa?” Tegas Baekhyun oppa
“Mengerti appa”
“Ya sudah, makanlah. Kau tidak boleh nakal. Jangan buat repot appa dan eomma. Kau sudah menjadi kakak. Kau harus menjadi contoh yang baik untuk Hyunji, adikmu”
“Ne appa”
“Sudah sudah, sekarang kita makan. Hyunji sudah kelaparan nih. Benar kan Hyunji?”
“Ne!” Pekik Hyunji yang tidak mengetahui jika kakaknya sedang dimarahi oleh appanya
.
Aku membiasakan anak-anakku untuk mandiri sehingga di usia Hyunji saat ini dia sudah harus berusaha untuk makan sendiri. Begitu pula saat Jihyun masih kecil dulu, aku dan Baekhyun oppa berusaha tidak membedakan kedua anak kami
.
“Buka mulutmu. Appa suapi” Baekhyun oppa menyendokkan makanan untuk Jihyun
“Appa menyuapi Jihyun?”
“Mau tidak?”
“NE! NE! JIHYUN MAU! Aaaaaaa…”
.
“Aigoo, eomma cemburu. Geurae, eomma menyuapi Hyunji saja kalau begitu”
“NE!” Pekik Hyunji gembira
“Jatahmu nanti Jihye” Sela Baekhyun oppa
“Ah, seperti itu rupanya. Hehehe… Eh ngomong-ngomong, nanti malam Chanyeol oppa dan Soobin eonni mau kesini bersama putra mereka”
“Anak belum genap 1 bulan kok sudah diajak main sih?”
“Katanya mau bertemu Jihyun dan Hyunji. Hehehe… Boleh kan oppa?”
“Hm, aku juga sepertinya bisa pulang cepat nanti”
“Baguslah. Kalau begitu aku akan memasak makanan yang enak nanti”
“Awas jangan keasinan, jangan gosong lagi”
“Aish oppa, itu kemarin karena Hyunji rewel, Jihyun juga sakit, oppa belum pulang, jadi aku bingung”
“Mianhae. Gomapta Jihye-ya” Ucap Baehkyun oppa dengan tatapan teduhnya
.
Aku juga sering mengingatkan Baekhyun oppa untuk tidak sering membentak Jihyun karena jantung Jihyun bermasalah. Dan hal itu pula yang membuat Baekhyun oppa jauh lebih protektif terhadap segala kegiatan Jihyun
.
Untuk Hyunji, dia memiliki watak yang lebih lembut dan mudah untuk diberi pengertian. Hyunji memiliki status kesehatan yang lebih baik dari kakaknya. Kami sangat bersyukur akan hal itu. Semoga kedua putri kami bisa saling membantu dan melengkapi
.
.
.
TBC
Suaranya mana nih? 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...