Part 10

321 23 5
                                    

Keadaan seperti ini bukanlah pertama kalinya. Namun semarah apapun Baekhyun oppa, aku tetap berusaha melayaninya dengan baik seperti menyiapkan makanan, menyiapkan baju ganti, membersihkan tempat tidurnya, dll. Biasanya keadaan akan mencair dengan sendirinya. Tapi jujur untuk saat ini aku sangat lelah. Aku sudah berusaha sebaik mungkin namun tetap saja aku salah di mata Baekhyun oppa
.
Oke aku memang salah, tapi tidak bisakah dia menasehatiku pelan-pelan tanpa menyakitiku baik fisik maupun mental? Kepalaku masih pusing dan badanku juga sakit semua karena kejadian kemarin. Tapi pagi ini aku tetap harus memasak untuk Baekhyun oppa
.
Sepertinya aku sedikit terlambat bangun karena tubuhku yang terasa remuk ini. Setelah aku mencuci mukaku dan menggosok gigi, aku beranjak menuju dapur untuk bersiap membuat sarapan untuk Baekhyun oppa. Namun saat aku sampai di meja makan, ternyata Baekhyun oppa sudah memakan semangkuk bubur
.
“Oppa?”
“…” Seperti biasa Baekhyun oppa hanya menatapku tanpa berbicara sepatahkatapun
“Oppa… membuat bubur ini?”
“…” Baekhyun oppa tetap melanjutkan makannya namun kulihat ada struk dan kantung plastik di sebelah mangkuk bubur itu. Ya, dapat dipastikan Baekhyun oppa membeli bubur itu dengan online/Delivery Order
“Maaf aku bangun terlambat. Aku siapkan dulu baju kerja oppa ne”
“…” Tetap tidak ada jawaban dari Baekhyun oppa sehingga aku berinisiatif untuk tetap beranjak ke kamar dan menyiapkan baju gantinya
.
Baekhyun oppa mandi di kamar mandi luar dan saat kembali, dia hanya mengenakan handuk yang menutupi perut sampai atas lututnya. Aku yang melihatnya memasuki kamar spontan menunduk karena kami tidak biasa seperti ini
.
“I-itu baju kerja oppa” Ucapku gugup sambil menunjukkan baju yang sudah kusiapkan di atas tempat tidur dengan tetap menunduk
.
Baekhyun oppa mengambil baju itu dan beralih menuju kamar mandi yang berada di kamar kami untuk memakai bajunya. Setelah selesai, Baekhyun oppa merapikan penampilannya di depan kaca dan memakai parfum yang sangat kusukai aromanya
.
“Oppa ingin sarapan bubur mulai besok?”
“…” Baekhyun oppa menoleh ke arahku dan melirikku tajam
“Kalau mau, besok pagi aku buatkan sarapan bubur. Otte?” Tanyaku berusaha setenang mungkin
“Hm”
“Oppa mau? Geurae, akan kupersiapkan bahannya”
“Jangan bangun terlambat lagi”
“Ne oppa. Sekali lagi aku minta maaf”
“Aku berangkat”
“Ne. Oppa hati-hati ne”
.
Syukurlah kemarahan Baekhyun oppa tidak bertahan lama. Sedikit terasa aneh karena Baekhyun oppa ingin memakan bubur. Padahal Baekhyun oppa sangat jarang memakan bubur. Ah sebentar, aku tidak tahu bubur apa yang dia sukai. Aku harus lihat struk pembelian bubur tadi agar aku tahu bubur jenis apa yang Baekhyun oppa suka
.
Aku mengambil struk yang sudah Baekhyun oppa buang di tempat sampah dan ternyata Baekhyun oppa menyukai bubur ayam plus sayur. Baiklah aku akan mencari resepnya dan mencoba membuatnya dulu hari ini
.
Seharian ini aku mencoba membuat bubur yang berujung kumakan sendiri. Ternyata rasanya tidak buruk, sehingga aku memiliki keyakinan untuk menghidangkannya kepada Baekhyun oppa besok. Setelah selesai mencoba membuat bubur dan memakannya sendiri, aku mulai membersihkan rumah dan setelah selesai, ternyata aku masih memiliki waktu beberapa jam sebelum Baekhyun oppa pulang
.
Aku berencana mengolah kembali makanan yang tadi malam tidak jadi kami makan dengan olahan berbeda. Dengan cara itu pasti Baekhyun oppa mau memakannya. Ya, aku harus pintar-pintar menyiasati semua ini kalau aku tidak mau rugi. Semoga Baekhyun oppa bisa menerima segala perlakuanku dengan baik
.
Aku bosan, biasanya jam segini aku baru pulang jika aku sedang keluar bersama Chanyeol oppa. Ataupun kalau tidak keluar, setidaknya kami akan berhubungan via telfon ataupun chatting. Tapi Chanyeol oppa benar-benar meninggalkanku sekarang. Jujur, aku merindukannya
.
Saat aku sedang bermain dengan ponselku, tiba-tiba Yonghwa menelfonku. Aku tersenyum karena akhirnya aku memiliki teman untuk bicara
.
(Telfon)
“Yeoboseo?”
“Jihye-ssi. Apa aku mengganggumu?”
“Aniya, waeyo?”
“Apa bisa besok kau temani aku untuk belanja perlengkapan bayi?”
“Mwo? Aigoo… Bukannya usia kandunganmu masih 2 bulan?”
“Ne, tapi aku ingin belanja sekarang. Atau minimal kita lihat-lihat saja dulu. Aku sudah bilang kepada Minseok oppa kok. Mau ya”
“Emmm… aku sih mau saja. Tapi aku harus izin kepada Baekhyun oppa dulu”
“Geurae, berarti besok kau kujemput ya jam 9”
“Jankanman! Emmm… Kalau misal Baekhyun oppa tidak memperbolehkanku ya aku tidak bisa pergi. Otte?”
“Ah begitu ya. Geurae, apapun hasilnya, besok kabari aku saja ne. Kalau memang kau tidak diizinkan aku tidak akan memaksa”
“Gomawo Yonghwa-ssi”
“Ne, annyeong”
-----
.
Huft, semoga Baekhyun oppa memperbolehkanku pergi. Aku sudah suntuk di rumah terus. Karena masih ada cukup banyak waktu akhirnya aku memutuskan untuk tidur siang saja. Tidak lupa aku memasang alarm agar aku tidak terlambat bangun dan terlambat memasak untuk Baekhyun oppa
.
Beberapa saat kemudian, aku bangun dan syukurlah badanku terasa lebih segar sehingga aku memasak dengan perasaan yang ringan. Aku mulai terbiasa dengan keadaan ini. Hampir 2 tahun kondisi emosiku dipermainkan oleh Baekhyun oppa. Sedikit-sedikit marah, tapi setelah itu damai lagi. Ya tidak seutuhnya damai sih. Tetap saja damai dalam hening
.
Tepat waktu! Aku selesai memasak dan menyiapkan baju ganti Baekhyun oppa sebelum dia pulang. Saat ini Baekhyun oppa sudah memasuki rumah dan aku sudah siap dengan perasaanku yang lebih tenang
.
“Siapkan makan malam” Titahnya
“Ne oppa. Oppa langsung ke meja makan saja ne”
.
Kami makan dengan suasana yang lebih hangat. Walau tetap hening tapi tidak ada tatapan bengis dari Baekhyun oppa. Dengan satu tarikan nafas, aku mencoba meminta izin untuk rencanaku besok
.
“Oppa. Emm… Tadi Yonghwa menelfon. Dia bilang ingin ditemani mencari perlengkapan bayi. Apa aku boleh pergi menemaninya?”
“Kapan?”
“Besok, jam 9”
“Pulang sebelum sore”
“Boleh?”
“Yonghwa istri dari Minseok hyung kan?”
“Ne”
“Hm, asal pulang sebelum sore”
“Gomawo oppa!!!” Saking bahagianya tidak terasa aku memeluk Baekhyun oppa dan sesaat setelahnya aku melepas pelukan itu lalu kami berdua merasa canggung
.
“Mianhae…” Ucapku malu
“Hm”
.
Tapi kenapa aku harus meminta maaf? Bukannya hal yang wajar istri memeluk suaminya sendiri? Sebenarnya Baekhyun oppa ini suamiku atau bukan sih? Ah tapi lebih baik seperti ini daripada bertengkar dan perang dingin seperti kemarin
.
Beberapa hari terakhir aku mulai mengkonsumsi obat anti depresan karena aku benar-benar membutuhkan ketenangan. Aku susah tidur dan pikiranku selalu melayang kemana-mana terutama setelah Baekhyun oppa memperlakukanku dengan kurang baik
.
“Akhir minggu ini kita ke Jeju. Siapkan segala perlengkapan kita”
“Ne oppa. Oppa mau dibawakan berapa baju ganti?”
“Secukupnya. Pilihkan yang pantas karena ada relasi appa yang ikut wisata kesana”
“Apa nanti kutunjukkan dulu sebelum memasukkannya dalam koper?”
“Apa kau tidak tahu mana yang pantas dan mana yang tidak untuk suamimu?” Nada bicara Baekhyun oppa mulai meninggu dan langsung meninggalkan meja makan
.
Aku kembali menghelakan nafas panjang menenangkan diriku sendiri. Yah, memang seharusnya aku mengetahui apa yang pantas dan apa yang tidak untuk suamiku
.
Aku segera mengirim pesan kepada Yonghwa untuk memberitahukannya bahwa aku bisa menemaninya besok. Perasaanku sangat senang kali ini karena akhirnya aku bisa keluar rumah lagi setelah Chanyeol oppa memutuskan untuk pergi dari kehidupanku yang bahkan sampai saat ini tidak kuikhlaskan
.
“JIHYE-YA!” Teriak Baekhyun oppa dari kamar yang artinya aku harus menuruti apapun yang dia perintahkan
“Ne oppa!” Balasku sambil berlari ke kamar
.
Keesokan harinya, aku membuat bubur untuk sarapan Baekhyun oppa. Saat Baekhyun oppa mulai memakannya, aku menunggu responnya dengan penuh kecemasan. Aku takut Baekhyun oppa tidak suka dan malah semakin marah kepadaku
.
“Otte? Oppa suka?”
“Not bad”
“Jinjja? Besok mau kubuatkan bubur lagi?”
“Hm. Untuk nanti malam, bisa buatkan aku samgyetang lagi?”
“Ne! Aku akan buatkan untuk oppa”
“Aku berangkat”
“Hati-hati oppa”
.
Hari ini benar-benar hari yang menyenangkan. Hanya dengan diperlakukan seperti ini saja aku sudah sangat senang. Ya Tuhan, izinkan kami hidup bahagia sebagai suami istri yang normal seperti rumah tangga pada umumnya. Aku semakin sadar bahwa aku memang salah selama ini. Aku tidak bisa menjadi istri yang baik. Tapi lagi-lagi aku tidak bisa menghapus ingatan tentang Chanyeol oppa. Karena bagaimanapun juga dialah yang membuka mata dan pikiranku tentang semua ini. Chanyeol oppa, kau dimana? Bolehkah aku merindukanmu?
.
Setelah Baekhyun oppa berangkat, aku bersiap-siap dan menunggu jemputan dari Yonghwa. Setelah Yonghwa menjemputku, kami sepakat melihat perlengkapan bayi yang berada di mall, sekalian hang out katanya. Aku ikut saja karena kemanapun aku diajak, aku akan senang
.
Kami sudah sampai di salah satu toko yang menjual perlengkapan bayi yang cukup lengkap dan harganya terjangkau. Beberapa kali aku memfoto Yonghwa karena aku benar-benar takjub melihat matanya yang berbinar dan wajahnya yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat dia mengambil beberapa potong baju dan sepatu bayi yang memang sangat lucu
.
“Ini bagus kan?”
“Yonghwa-ssi, sudah berapa kali kau menanyakan hal itu kepadaku dengan barang yang berbeda? Semua ini bagus dan lucu”
“Ne, maka dari itu aku sangat bingung”
“Lebih baik kau tunda dulu membelinya, sekarang kita lihat-lihat saja. Kau bisa membelinya saat kandunganmu sudah cukup besar. Siapa tahu kau berubah pikiran, belum lagi kalau Dokter Kim juga ingin membeli barang yang lain”
“Benar juga ya. Geurae, kita lihat-lihat saja. Ah, kau juga harus hunting perlengkapan bayi Jihye-ssi, siapa tahu kau akan hamil dalam waktu dekat”
“Emmm… hehehe…”
“Kok ketawa sih? Aminkan saja”
“Ne, amin”
.
Setelah kami keluar dari toko itu, kami jalan-jalan karena Yonghwa ingin membeli beberapa potong baju. Baju yang dia miliki mulai tidak cukup karena perutnya mulai terlihat membuncit. Sepertinya Yonghwa adalah gadis yang mudah naik berat badannya karena kehamilan kali ini. Jadi walau usia kehamilannya masih menginjak 3 atau 4 bulan, tubuhnya terlihat lebih subur
.
Aku juga ingin membeli baju tapi seperti yang kalian tahu, aku tidak memiliki uang sebanyak itu. Aku memiliki tabungan tapi Baekhyun oppa akan tahu apapun yang aku beli tanpa seizinnya
.
Setelah Yonghwa puas membeli baju-baju itu, kami memutuskan untuk makan siang di salah satu rumah makan yang ada di mall itu. Saat Yonghwa memesan makanan, tiba-tiba aku melihat sosok lelaki yang kukenal. Aku memfokuskan pandanganku karena aku tidak ingin salah orang. Dan ternyata benar! Aku tidak bisa menahannya lagi sehingga aku terpaksa menyapanya
.
“Chanyeol oppa!” Teriakku pada seseorang yang berjalan di samping tempat dudukku
“Ji-Jihye?” Tanyanya dengan nada suara yang cukup pelan
“Oppa! Aku rindu!” Spontan aku memeluknya dan beberapa mata pelanggan tentu saja langsung memperhatikan kami
“JIhye-ya” Bisiknya pelan sambil sedikit melepaskan pelukanku
“Eoh, mi-mianhae”
“Apa kabar?” Chanyeol oppa sedikit tersenyum, hanya sedikit. Bahkan lesung pipinya tidak sempat terlihat
“Aku merindukanmu”
“Aku yakin kau baik-baik saja. Lihat kan? Kau bisa tanpa aku”
“Aniya, jangan seperti ini”
.
“Jihye-ssi? Ini siapa?” Tanya Yonghwa yang mendadak datang
“I-ini… emmm…”
“Annyeonghaseo. Saya teman sekolah Jihye. Park Chanyeol imnida” Potong Chanyeol oppa
“Eoh, annyeonghaseo. Jeoneun Kim Yonghwa imnida. Mari duduk bersama kami”
“Ah kamsahamnida. Saya harus pergi karena saya sudah selesai dengan urusan saya. Saya permisi. Sampai jumpa Jihye. Annyeong” Tanpa jawaban dan persetujuan apapun dariku, Chanyeol oppa pergi begitu saja
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang