Jihyun harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. Hal itu dilakukan untuk memkasimalkan pengobatan dan perawatannya karena Jihyun berhasil diobati tanpa harus dioperasi. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan jika malaikat kecilku harus dioperasi di usianya yang masih sangat belia ini. Saat ini Baekhyun oppa sedang berkonsultasi dengan dokter spesialis anak karena rencananya besok Jihyun sudah diperbolehkan pulang. Aku sedang bercanda dengan Jihyun yang sudah jauh lebih baik dan sudah mulai mengeluarkan suaranya
.
“Jihye-ya”
“Oppa? Sudah selesai konsultasinya? Apa sedang tidak ada pasien juga?”
“Sudah. Ngomong-ngomong, Yonghwa sudah melahirkan, anaknya laki-laki, sekarang dia masih berada di ruang pemulihan. Apa kau mau menjenguknya setelah dia dipindah ke ruang rawat?”
“Jinjja? Ottokhae oppa, kita belum membeli hadiah apapun. Lalu bagaimana aku bisa menjenguknya?”
“Gwenchana, mereka pasti mengerti kondisi kita. Nanti kita jenguk Yonghwa saat eomma datang agar ada yang menjaga Jihyun ne”
“Ne oppa”
.
Setelah eomoni datang, aku dan Baekhyun oppa bergegas menuju ruang rawat Yonghwa. Dan kebetulan ada Minseok oppa disana. Yonghwa melahirkan putranya secara normal. Ada sedikit rasa iri kepadanya karena dia bisa merasakan “nikmat”nya melahirkan normal. Namun Baekhyun oppa sudah sering menasehatiku bahwa aku tetaplah wanita yang sempurna walau harus melahirkan dengan cara caesar
.
“Kau beruntung sekali bisa sehat dan melahirkan secara normal, dan… bayimu juga sehat” Ucapku lirih
“Aniya… kau juga beruntung bisa melahirkan bayi cantik seperti Jihyun. Jihyun pasti sembuh, suamimu adalah dokter spesialis jantung paling hebat di kota ini. Percayalah pada suamimu”
“Ah ne, aku juga minta maaf tidak sempat membelikan hadiah. Kejadian demi kejadian yang kami alami berlangsung sangat cepat dan tanpa diduga. Maafkan kami ne”
.
“Aigoo aku tidak memikirkan itu sama sekali kok. Bagaimana keadaan Jihyun sekarang?”
“Keadaannya sudah stabil dan lebih baik. Besok dia sudah boleh pulang. Terima kasih atas do’anya”
“Syukurlah kalau begitu”
“Apa… aku boleh melihat anakmu?”
“Tentu, itu dia masih tidur di box bayinya”
.
Aku berjalan perlahan mendekati bayi laki-laki yang mungil itu. Tubuhnya berwarna merah muda dan tampak sangat sehat. Aku tidak berani menyentuhnya karena saat anakku baru lahir dulu juga aku tidak begitu suka jika ada orang yang menyentuh anakku sehingga aku pikir Yonghwa juga memiliki perasaan itu
.
Air mataku kembali menetes melihat bayi Yonghwa yang tampak sehat dan tampan itu. Baekhyun oppa yang mengerti perasaanku langsung merangkulku dan berbisik “Jihyun masih bisa bermain dengan kita, jangan sedih lagi, dia pasti sembuh”
.
Aku segera menghapus air mataku karena aku tidak enak hati kepada Yonghwa dan Minseok oppa. Setelah berbincang-bincang, kami segera pamit dan kembali ke kamar Jihyun. Di tengah jalan aku ingin berhenti sejenak di sebuah kursi karena jujur aku ingin menumpahkan air mataku
.
“Andai aku tidak bodoh, andai aku dulu tidak egois, andai aku dulu memperhatikan kesehatanku, andai aku dulu tidak mengkonsumsi obat anti-depresi dan obat penghilang rasa sakit itu. Pasti Jihyun tidak akan menderita seperti ini. Hiks…” Ucapku sambil menutup wajahku
“Jangan berandai-andai tentang sesuatu yang sudah terjadi Jihye. Tolong jangan ingatkan aku tentang kesalahanku. Semua berawal dari aku. Aku juga yang menyebabkan kau mengkonsumsi obat-obatan itu kan?”
“Aniya oppa. Aku yang bodoh. Dan sekarang anakku menanggung semua rasa sakit itu”
“Aku pun ingin Tuhan memberikan rasa sakit itu kepadaku Jihye. Kenapa bukan nyawaku saja yang terancam? Kenapa harus Jihyun?”
“Andwe! Oppa tidak boleh sakit. Jihyun butuh oppa. Biar aku saja yang sakit dan menanggung karma atas kesalahanku”
.
Grep…
Baekhyun oppa memelukku dan membiarkan aku menangis di pundaknya. Dia mengusap punggungku dan tidak melarangku untuk menangis kali ini
.
“Menangislah, tapi tolong jangan katakan itu lagi. Aku tidak tahan. Aku tidak mau kehilanganmu lagi. Kita harus hidup bersama dengan bahagia. Kita jalan bersama ne yeobo. Maafkan aku. Aku akan membimbingmu. Kau mau kan kubimbing untuk menjadi istri yang baik? Kau percaya padaku kan?”
.
Aku melepaskan pelukanku dan menatap lekat mata Baekhyun oppa yang indah itu. Kali ini aku yang berusaha menatapnya dengan tatapan tajam dan menusuk jauh ke dalam sanubarinya
.
“Aku memberikan kepercayaan penuh kepada oppa. Tapi tolong jangan salah gunakan kepercayaanku. Dan aku harap oppa juga percaya kepadaku, aku janji tidak akan menyalahgunakan kepercayaan oppa. Aku akan patuh kepada oppa, aku janji”
“Jangan berjanji, kita lakukan saja apa yang harus kita lakukan, kita beri yang terbaik untuk pernikahan kita dan anak-anak kita”
“Anak-anak?”
“Kau tidak ingin memberikan adik untuk Jihyun?”
“Astaga oppa! Usia Jihyun belum genap 1 bulan jangan pikirkan adik dulu dong”
“Hehehe… Sudah kan menangisnya? Lebih baik kita temui Jihyun, pasti Jihyun merindukanku dan ingin bermain dengan aku sekarang”
“Hm, ne. Oppa memang cinta pertama Jihyun, Jihyun sangat mencintai oppa lebih dari siapapun”
“Kau cemburu ya?”
“Ne! Aku cemburu” Ucapku sambil mem-pout-kan bibirku dan dibalas dengan gelak tawa dari Baekhyun oppa
.
Kami pun meneruskan perjalanan menuju ruangan Jihyun, namun saat kami melewat lobby di dekat IGD, kami melihat Chanyeol oppa yang mondar mandir dengan wajah khawatir
.
“Chanyeol oppa? Ada apa oppa disini?” Tanyaku
“Ji-jihye? Hyung?” Balas Chanyeol oppa terkejut
“Siapa yang sakit?”
“Itu… emm…”
.
“Tuan Park, bisa saya bicara sebentar?” Sela dokter jaga yang bertugas
“N-ne?” Raut wajah Chanyeol oppa semakin panik
“Maaf kami tidak bisa menyelamatkan janinnya”
“Janin?”
“Janin? Oppa? Siapa yang keguguran?” Tanyaku dengan polosnya
“Chanyeol, kau tidak sedang bercanda kan?” Sela Baekhyun oppa yang sepertinya mengetahui sesuatu
“Hyung, aku bisa jelaskan”
.
Bug…
Lagi-lagi Baekhyun oppa memukul Chanyeol oppa tanpa aku tahu penyebabnya
.
“Oppa hentikan! Ada apa sih?!” Ucapku sambil menahan tubuh Baekhyun oppa
“Kau berjanji untuk mencintai Soobin tapi kenapa malah kau hancurkan Soobin, brengsek! Bukan begini caranya untuk memiliki Soobin!!!” Pekik Baekhyun oppa yang berhasil membuatku menutup mulutku karena tidak percaya atas apa yang kudengar
“Apa? Oppa… merenggut… Soobin eonni?” Tanyaku perlahan
“Aniya. Jebal dengarkan aku dulu. Aku tidak tahu kalau Soobin noona hamil. Tadi dia menelfonku karena merasakan sakit perut yang luar biasa. Aku segera menjemput dan membawanya ke rumah sakit dan aku baru tahu kalau Soobin noona hamil, bahkan sekarang keguguran. Jebal, percayalah kepadaku” Terang Chanyeol oppa
.
Aku terkejut mendengar penuturan Chanyeol oppa dan begitu pula dengan Baekhyun oppa. Tubuhnya langsung lemas dan tampak tidak percaya
.
“Tapi… bagaimana bisa?” Tanya Baekhyun oppa
“Sepertinya walau aku sudah mencegahnya… Soobin noona masih sering pergi ke club dan… tidur bersama pria lain”
“Kau berjanji untuk bersamanya kan Chanyeol”
“Ne hyung. Jinjja aku tidak ada niatan untuk mempermainkannya. Aku ingin Soobin noona berubah”
“Lalu kalau sudah seperti ini… apa kau… akan meninggalkannya?”
“Tidak, aku akan tetap bersamanya. Aku akan menemaninya hyung. Aku tahu ini adalah saat-saat yang sulit untuknya”
“Tolong dia Chanyeol-ah, sebenarnya dia orang yang baik. Temani dia Chanyeol-ah”
“Oppa, lebih baik oppa duluan saja ke kamar Jihyun, biar aku yang bicara dengan Chanyeol oppa. Boleh kan?”
“Geurae, tapi cepatlah kembali ke kamar”
“Ne oppa”
.
Soobin eonni belum sadar sehingga aku mengajak Chanyeol oppa duduk sebentar di ruang tunggu. Aku melihat raut wajah khawatir dari Chanyeol oppa. Namun memang seperti itulah Chanyeol oppa, dia selalu baik dengan semua orang
.
“Oppa… boleh aku tanya sesuatu?”
“Ne”
“Apa… oppa… benar-benar mencintai… Soobin eonni?”
“Jawaban apa yang ingin kau dengar dari mulutku?”
“Kalau oppa tersiksa… lepaskan saja Soobin eonni. Jangan siksa diri oppa”
“Tidak ada yang bisa kulakukan lagi Jihye. Aku ingin kau bahagia. Aku harus menjaga Soobin noona agar tidak mengganggu kalian. Aku berusaha mengambil hatinya. Awalnya aku merasa iba dengannya, namun aku yakin seiring berjalannya waktu aku bisa menumbuhkan perasaan itu”
“Oppa… maafkan aku”
“Kau tidak perlu minta maaf Jihye”
“Bahkan sampai di saat seperti ini pun oppa rela berkorban untukku”
“Aku tidak ingin senyum sahabatku hilang. Dan untuk saat ini, sahabatku yang cantik dan imut ini harus fokus untuk kesembuhan anaknya, jadi jangan khawatirkan tentang aku. Aku bisa mengatasinya sendiri”
“Gomawo oppa. Gomawo” Aku menunduk lalu perlahan Chanyeol oppa merengkuhku dan dibawanya tubuhku ke pelukannya
“Aku janji ini pelukanku yang terakhir. Jangan menangis lagi. Kau sudah menjadi eomma sekarang. Jadilah lebih dewasa. Arraseo?” Ucapnya sambil melepaskan pelukannya
“Hm, tolonglah Soobin eonni oppa. Semoga Tuhan melindungi kalian. Niat baik pasti akan mendapat balasan yang baik juga”
“Ne, semoga Jihyun cepat sembuh ne”
“Ne oppa. Aku kembali ke kamar ne. Kabari aku tentang Soobin eonni”
“Arraseo, tersenyumlah”
“Ne oppa” Balasku dengan senyum yang mungkin dia rindukan
.
Setelah aku kembali ke ruangan Jihyun, aku segera mencuci tangan dan menimang Jihyun yang sedang bermain dengan appanya. Saat ini waktunya Jihyun meminum ASI sehingga aku harus segera memberinya ASI agar dia tidak kelaparan dan rewel
.
“Anak eomma suka sekali memainkan hidung eomma dan appa ne? Seperti…” Ucapanku terhenti karena sepertinya aku tidak pantas mengatakan ini karena yang ingin kukatakan adalah “seperti kebiasaan Chanyeol oppa”
.
“Seperti apa?” Tanya Baekhyun oppa
“A-aniya. Hehehe… Oppa, itu apa?” Aku menunjuk sebuah kantung plastik yang ada di meja
“Ah hampir aku lupa. Ini susu yang katanya kau suka. Aku membelinya untukmu. Kau mau?”
“JINJJA?! AKU MAU OPPA!”
“Aish jinjja, kau ini selalu berlebihan kalau sedang bersemangat, lihat Jihyun sampai terkejut begitu”
“Oops, mianhae. Hehehe… Maafkan eomma ne Jihyun sayang. Jihyun minum susu, eomma juga boleh minum susu kan?”
.
Baekhyun oppa menancapkan sedotan di kotak susu cokelat itu dan memberikannya kepadaku. Aku segera meminumnya sampai habis dalam satu waktu dan hal itu membuat Baekhyun oppa dan eomoni heran
.
“Hehehe… mian, aku haus” Ucapku sambil menunjukkan deretan gigi-gigiku
“Apa kau sesuka itu dengan susu itu?” Tanya Baekhyun oppa
“Dulu… aku selalu meminum susu ini bersama eomma di pagi hari. Eomma sangat suka susu ini. Susu ini sangat susah ditemukan sekarang. Jadi kalau aku meminum susu ini, aku seperti bisa mengobati kerinduanku kepada eomma”
“Mian, aku tidak tahu kalau itu alasanmu menyukai susu itu”
“Gwenchana. Gomapta ne oppa sudah membelikan susu itu”
“Jihye, sudah eomma bilang, panggil aku eomma, eomma mu mempercayaiku sebagai mertuamu itu artinya aku juga eommamu kan? Kalau kau rindu, datanglah pada eomma, peluk eomma sesuka yang kau mau. Arraseo?”
“Kamsahamnida… eomma”
“Benar, lakukan seperti itu. Semoga kalian selalu dilimpahi berkah oleh Tuhan ne”
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...