Hari ini adalah hari ke-3 kami di jeju, walau hari pertama kami terasa menyakitkan untukku tapi aku mulai menikmati suasana disini. Kami akan pulang esok hari dan hari ini kami merencanakan berlayar dan memancing di spot yang memang menjadi tempat yang bagus untuk memancing
.
Aku dan Baekhyun oppa sama-sama tidak bisa memancing sehingga kami benar-benar fokus mendengarkan panduan dari tour guide kami. Sampai akhirnya kami benar-benar mencoba memancing sendiri. 15 menit, 30 menit, tidak ada ikan yang mau menyambar umpan kami
.
Aku berada di sebelah Baekhyun oppa dan terlihat sekali Baekhyun oppa mulai bosan. Beberapa orang di belakang kami mulai mendapatkan hasil pancingan namun tidak dengan kami. Namun tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang berat sedang menarik kail pancingku
.
“Eh eh, oppa… aku dapat. Aku dapat!” Girangku yang sontak membuat Baekhyun oppa melirikku
.
Aku mencoba menarik dan memutar senar pancingku namun karena aku tidak begitu siap, tubuhku sedikit tertarik walau posisiku sekarang sedang duduk
.
Grep
Spontan Baekhyun oppa menahan kedua pundakku dari belakang agar tidak tertarik. Andai Baekhyun oppa tidak menahanku mungkin aku sudah tercebur ke laut
.
“Woah, sepertinya nyonya akan mendapat ikan yang besar!” Teriak tour guide yang juga nelayan disana
“Yak! Baekhyun-ah, bantulah istrimu menarik pancingnya” Ucap salah seorang relasi abeoji yang yang ikut dalam kegiatan memancing kami
“Ne” Jawab Baekhyun oppa yang langsung menggenggam tanganku dan membantu memutar senar pancing itu
.
Dan ternyata benar, aku mendapatkan ikan yang cukup besar. Sontak aku berteriak dan Baekhyun oppa pun kegirangan
.
“Woah besar sekali!” Pekik Baekhyun oppa
“Daebak. Hahaha…” Balasku
.
Tidak terasa tangan kanan Baekhyun oppa ternyata sedaritadi tidak lepas dari pundakku setelah dia membantu memutar senar pancingku dan kami saling melempar tawa satu sama lain
.
“Aigoo, istrimu itu tidak akan jatuh ke laut. Tidak usah dipegang erat seperti itu lah. Hahaha… Dasar anak muda” Celetuk salah seorang ahjussi di belakang kami yang sontak membuat Baekhyun oppa melepaskan rangkulannya dan kamipun tertunduk malu
.
“Mianhae” Bisik Baekhyun oppa pelan
“Ne” Jawabku yang sesungguhnya aku juga bingung kenapa Baekhyun oppa harus meminta maaf. Bukankah wajar seorang suami merangkul istrinya? Dan aku suka. Aku ingin seperti itu lagi
.
Pada malam harinya, kami makan malam bersama abeoji dan eomoni sebelum kami berpisah besok. Abeoji dan eomoni akan mengambil penerbangan siang sedangkan aku dan Baekhyun oppa mengambil penerbangan dini hari karena Baekhyun oppa langung pergi ke rumah sakit
.
“Jihye, kau sehat-sehat ya nak. Eomoni lihat kau sering pucat. Kau makan dengan baik kan?”
“Ne eomoni, saya makan dengan baik”
“Baekhyun memperlakukanmu dengan baik kan?”
“N-ne”
“Lihatlah istrimu sangat senang saat kau ajak berwisata seperti ini. Kau jangan mengurungnya di rumah terus. Memang seorang istri harus patuh kepada suaminya, tapi dia juga punya hak sebagai manusia yang ingin menikmati hidupnya” Eomoni beralih bicara dengan Baekhyun oppa
“Ne eomma”
“Kau ini selalu ne eomma, ne appa. Tapi sepertinya omongan kami tidak pernah kau dengar. Jangan-jangan kau selalu menyuruh-nyuruh dan mengekang Jihye ya?”
“Maksud eomma?”
.
“Baekhyun-ah, dia istrimu, bukan pembantumu. Memang kau berkewajiban mencari nafkah, dan itu sudah melelahkan. Tapi kau juga harus membantu istrimu di rumah sesekali saja. Tidak harus sering-sering. Coba rasakan bagaimana lelahnya seorang istri. Harus di rumah setiap saat, melakukan pekerjaan rumah secara berulang dan harus siap melayanimu setiap saat. Apa itu tidak melelahkan? Mentalnya yang paling lelah nak” Kini abeoji yang berbicara dan aku sangat setuju dengan ucapan kedua mertuaku ini. Aku juga sepemikiran namun aku tidak punya kuasa untuk mengatakannya
.
“Lebih baik kita bicarakan hal yang lain” Dalih Baekhyun oppa
“Baekhyun-ah…”
“Aku ke kamar mandi dulu” Tiba-tiba Baekhyun oppa pergi karena tidak suka dengan pembicaraan ini
.
“Jihye, kau yang sabar ya nak” Ucap eomoni menenangkanku sambil menggenggam tanganku
“Ne eomoni”
“Apa Baekhyun semena-mena terhadapmu?”
.
Aku bingung, apa yang harus aku katakan? Apa aku harus jujur? Aku takut salah. Aku tidak tahu mana yang benar. Kalau menelisik dari nasehat abeoji tadi sepertinya Baekhyun oppa salah dalam memperlakukanku. Tapi kalau diingat-ingat lagi, memang terkadang aku yang salah sehingga Baekhyun oppa sering marah
.
“Jihye?”
“N-ne eomoni. Jeosonghamnida. Saya… sedikit pusing”
“Aigoo… kau kelelahan? Ottokhe? Kau besok harus berangkat pukul 3 pagi. Kau kuat?”
“Saya bisa menahannya. Karena Baekhyun oppa tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama”
“Kabari kami kalau kau butuh apa-apa ne”
.
Saat Baekhyun oppa kembali, abeoji menyuruh kami untuk segera istirahat saja. Pasti Baekhyun oppa menyetujuinya karena dia bisa lari dari pembicaraan itu
.
Keesokan harinya, kamipun pulang. Baekhyun oppa mengantarku pulang ke rumah dan menurunkan barang bawaan kami lalu langsung berangkat ke rumah sakit
.
Di rumah, aku tidur sampai sore. Biarlah pakaian itu kucuci dan kurapikan esok saja. Badanku benar-benar lemas dan kepalaku terasa berputar. Dan saat aku bangun dari tidurku, tentu saja aku tidak bisa sesantai itu karena aku harus memasak untuk makan malam. Aku melewatkan makan siangku karena aku memilih untuk tidur
.
Saat aku belum selesai memasak, tiba-tiba Baekhyun oppa sudah pulang. Aku terkejut karena dia pulang sebelum matahari terbenam
.
“Oppa sudah pulang? Mianhae, aku belum selesai memasak”
“Hm” Baekhyun oppa hanya menggumam dan langsung meminum air putih yang ada di kulkas
.
Kepalaku semakin pusing dan akhirnya aku kehilangan keseimbangan sehingga aku harus berpegangan di meja saat ini
.
Grep
“Gwenchana?” Baekhyun oppa menangkap tubuhku yang limbung dan menatap mataku
.
Aku benar-benar lemas dan tidak mampu menopang berat tubuhku lagi. Satu kata yang keluar dari bibir Baekhyun oppa itulah yang terakhir kudengar. Kepalaku terasa berat, perutku terasa mual dan badanku terasa sakit semua sehingga aku sempat tidak sadar
.
Aku memaksa membuka mataku dan mengedarkan pandanganku. Ternyata aku sedang berada di kamar. Aku mencoba untuk duduk walau kepalaku masih berdenyut. Aku tidak melihat Baekhyun oppa. Bukannya dia yang membantuku tadi? Ah mungkin dia sedang makan, lagipula masakanku tadi sudah hampir matang, tinggal menaruh di piring saji saja
.
Cklek
“Sudah sadar?” Tanya Baekhyun oppa yang baru masuk ke kamar
“N-ne” Jawabku gugup karena masih lemas
“Ini minumlah. Kau belum makan?” Baekhyun oppa memberikan segelas air gula hangat dan langsung kuminum
“Be-belum”
“Sekarang lihat apa yang terjadi pada tubuhmu kalau kau melakukan hal bodoh seperti itu”
“Mianhae” Aku semakin menunduk karena aku tahu aku yang salah. Aku tidak makan sejak pagi karena lebih memilih untuk tidur
“Aku sempat memeriksamu tadi. Tekanan darahmu sangat rendah, kau agak demam. Sekarang makanlah lalu minum obat”
“Oppa sudah makan?”
“Sudah. Makanan dan obatmu ada di meja makan”
“Ne. Gomawo”
.
Baekhyun oppa meninggalkanku menuju meja kerjanya sedangkan aku masih terduduk di tempat tidur sambil memandangi lelaki bertubuh mungil itu. Baekhyun oppa sebenarnya orang baik. Tidak mungkin dia sepeduli itu kepadaku kalau dia tidak baik
.
Aku berjalan perlahan menuju meja makan dengan gontai tanpa dibantu oleh Baekhyun oppa. Ya, aku sudah sangat berterima kasih Baekhyun oppa mau memeriksaku dan menyiapkan obat serta makanan untukku. Itu sudah sangat lebih dari cukup
.
Aku harus sembuh. Aku tidak mungkin bergantung kepada Baekhyun oppa terus karena dia juga sibuk. Dia mencari nafkah untuk keluarga kami. Aku harus bisa menjadi istri yang baik
.
Walau aku masih mual dan tidak nafsu makan, kupaksakan makanan itu masuk ke mulutku agar aku bisa meminum obat. Di tengah-tengah makanku, tiba-tiba Baekhyun oppa datang dan duduk di tempat yang biasa dia duduki saat makan
.
“Waeyo? Apa ada yang oppa butuhkan?”
“…” Baekhyun oppa hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap lekat manik mataku dengan tatapan dinginnya
“A-apa… ada yang salah? Aku… melakukan kesalahan… lagi?”
“…” Lagi-lagi Baekhyun oppa hanya menggelengkan kepalanya
“Lalu?”
“Lanjutkan makanmu”
“Aku… sudah selesai”
“Habiskan”
“Emmm… masih terasa mual”
“Habiskan makananmu Jihye”
“N-ne” Aku makan dengan paksaan dan seperti diawasi oleh petugas yang siap menghukumku jika aku tidak menghabiskan makananku
.
Setelah aku selsai menghabiskan makananku, aku meminum obat yang sudah disiapkan oleh Baekhyun oppa dan Baekhyun oppa masih duduk diam di sebelahku seakan mengawasi pergerakanku
.
“Oppa, kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja. Agar aku bisa memperbaiki kesalahanku”
“Kau bodoh, kenapa sampai tidak makan seharian?”
“Mi-mianhae. Aku lebih memilih tidur. Karena sejak berangkat ke Jeju, aku sudah tidak enak badan. Ditambah lagi kegiatan kita disana cukup menguras tenaga. Jadi bukannya lebih baik, tapi tubuhku semakin lelah. Maafkan aku”
“Kau bilang kau senang pergi berwisata seperti kemarin”
“Ne, aku senang. Maka dari itu aku tidak memperdulikan rasa sakitku saat disana. Tapi saat pulang, aku tidak mampu melakukan apapun, jadi aku memilih tidur. Aku janji besok aku akan mencuci, menyetrika dan membereskan barang bawaan kita. Aku janji”
.
“Hh… Jihye-ya” Baekhyun oppa menghelakan nafas panjang lalu memanggil namaku yang membuatku cukup merinding karena takut Baekhyun oppa marah lagi
“N-ne… oppa?”
“Mianhae”
“Mwo? Untuk… apa?”
“Semuanya”
“Maksud oppa?”
“Aku suami yang bodoh kan? Kau mengutukku kan? Kau pasti membenciku. Kau juga sekuat hati bertahan menghadapiku yang kurang ajar ini. Maafkan aku, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sendiri tidak mampu melawan egoku yang belum bisa menerima pernikahan ini. Mianhae”
“A-aniya. Aku yang payah. Aku tidak tahu bagaimana cara menjadi istri yang baik. Aku benar-benar tidak tahu. Yang selalu kulakukan adalah melakukan kesalahan, lalu minta maaf karena oppa marah. Aku yang salah”
.
“Sudahlah. Bahan makananmu sudah habis, apa kau besok perlu berbelanja?”
“Emm… Sepertinya iya”
“Kuat?”
“Aku bisa”
“Ini uangnya. Besok belanjalah” Baekhyun oppa mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan diletakkannya disamping piring makanku
“Ne oppa. Gomawo”
.
Aku mengambil uang itu perlahan karena awalnya tanganku berada di bawah meja. Tiba-tiba Baekhyun oppa memegang tanganku dan menahan pergerakanku. Aku sedikit membelalakkan mataku karena Baekhyun oppa sangat jarang menggenggam tanganku dengan sengaja seperti ini. Aku menatap matanya yang seakan ingin mengatakan sesuatu
.
“Cepatlah sembuh” Ucapnya setelah aku menatapnya dan Baekhyun oppa sedikit mengusap punggung tanganku
“Gomawo… oppa”
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...