Part 2

431 32 0
                                    

Setelah sampai rumah, aku segera mandi dan membersihkan diri kemudian bersiap untuk memasak makan malam untuk Baekhyun oppa. Baekhyun oppa bekerja di 2 Rumah Sakit yang berbeda sehingga biasanya dia pulang pada pukul 7 malam. Kecuali jika ada pasien gawat atau pasien bedah jantung, Baekhyun oppa akan mendampingi proses operasi itu dan akan pulang lebih larut
.
Makanan sudah kumasak, meja makan juga sudah siap. Aku tinggal merapikan kamar untuk Baekhyun oppa. Biasanya Baekhyun oppa akan langsung mandi kemudian baru makan malam. Setelah itu dia mengurusi berbagai dokumen yang aku tak tahu itu apa, barulah dia akan tidur
.
Apa yang aku lakukan? Hanya melihat dan melakukan apa yang dia suruh. Hanya itu yang bisa aku lakukan karena kami tidak begitu mengerti karakter dan sifat satu sama lain
.
“Aku pulang”
“Eoh, oppa. Aku sudah menyiapkan baju ganti. Lalu kita makan malam ne”
“…” Baekhyun oppa hanya melirikku lalu pergi menuju kamar dan bersiap membersihkan dirinya
.
Aku menunggu di meja makan sambil mengecek apakah makanan yang kumasak masih hangat atau atau sudah dingin. Ternyata setelah beberapa saat, makanan itu mulai dingin. Saat aku hendak menghangatkannya lagi tiba-tiba Baekhyun oppa keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan
.
“Jankanman, makanannya sudah tidak hangat, akan kuhangatkan dulu”
“Tidak usah. Taruh kembali”
“Eoh, n-ne”
.
Aku segera mengambilkan nasi dan segala sayur serta lauk pauknya untuk Baekhyun oppa. Seperti inilah keseharian yang kami lakukan bersama. Sarapan, makan malam, dan… tidur. Pernikahan kami sudah menginjak usia lebih dari satu tahun. Namun Tuhan belum memberi kepercayaan kepada kami untuk dititipi seorang malaikat kecil
.
“Darimana kau hari ini?”
“Emm… Tidak… kemana-mana”
“Benarkah?”
“Emm, ne”
.
“Lusa akan diadakan pertemuan dengan para istri dokter. Kau harus ikut”
“Lagi?”
“Bukan kata “lagi” yang harus kau ingat. Tapi “selalu”. Kau memiliki kewajiban sebagai istri dokter. Karena mau tidak mau kau termasuk dalam organisasi itu. Akan diadakan bakti sosial di yayasan kanker. Kau harus ikut”
“N-ne… oppa”
.
Setelah menyelesaikan makan malam, aku segera membersihkan meja makan dan dapur. Aku melangkahkan kaki untuk memasuki kamarku. Atau lebih tepatnya kamar kami berdua. Aku membuka pintu dengan sangat pelan. Aku menengokkan kepalaku ke arah meja kerja Baekhyun oppa. Ternyata dia masih fokus dengan dokumen-dokumennya dengan diterangi sebuah lampu putih yang menyinari wajahnya
.
Aku berjalan langsung ke tempat tidurku. Memang itu yang biasa kulakukan. Karena aku juga tidak ada pekerjaan khusus yang bisa kulakukan
.
“Tolong ambilkan aku air minum”
“Eoh, ne oppa”
.
Belum sempat aku merebahkan tubuhku tiba-tiba Baekhyun oppa menyuruhku mengambilkan air minum untuknya. Aku mengambilkan seteko air minum karena biasanya Baekhyun oppa tidur sangat larut
.
“Apa ada yang oppa butuhkan lagi?”
“Ani”
“Mau kukupaskan buah?”
.
Sejenak Baekhyun oppa melirikku dan melihat sorot mataku. Hal itu adalah salah satu kebiasaan Baekyun oppa. Baekhyun oppa jarang berbicara denganku. Namun Baekhyun oppa selalu melihat tepat ke dalam mataku
.
“Tidak usah”
“Geurae… Aku… tidur duluan oppa”
“Hm”
.
Sejujurnya aku tidak semudah itu untuk tidur. Aku hanya berusaha memejamkan mataku entah untuk berapa lama. Aku tidak tahu sampai jam berapa aku sadar dalam mata yang terpejam. Sudah beberapa saat lalu kurasakan Baekhyun oppa merebahkan dirinya disampingku. Sudah dapat dipastikan dia tidur membelakangiku. Begitu pula aku
.
Saat kubuka mataku, ternyata masih pukul 2 dini hari. Aku belum tidur. Sungguh, aku sama sekali tidak mengantuk. Tapi tiba-tiba Baekhyun oppa memelukku dan membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya. Aku terkejut namun apa yang bisa kulakukan? Aku hanya bisa menuruti apapun keinginannya
.
.
Pagi ini setelah sarapan, Baekhyun oppa langsung berangkat dan aku juga melakukan rutinitasku seperti biasa, menemani Chanyeol oppa. Hari ini Chanyeol oppa masih melanjutkan proses produksi project musik yang dia garap sejak beberapa hari yang lalu
.
“Wae geurae? Kenapa cara berjalanmu begitu?” Tanya Chanyeol oppa yang berjalan di belakangku
“Pinggangku sakit. Mungkin salah tidur. Hehehe…”
“Aku tidak bodoh”
“Apa maksud oppa?”
“Suamimu yang melakukan itu kan?”
“Aniya. Bukan karena itu. Sudahlah ayo masuk. Nanti direktur menunggu. Katanya oppa mau bertemu direktur dulu kan?”
“Hm”
.
Saat Chanyeol oppa bertemu dengan direktur, aku menunggu di luar ruangan saja. Di depanku berlalu lalang beberapa staff bahkan artis dari agensi itu. Bukannya aku tidak mengenal artis-artis itu. Aku juga ingin berfoto dan meminta tanda tangannya. Tapi aku benar-benar harus menjaga diri selama aku bersama Chanyeol
.
“Mian, aku terlalu lama. Direktur mendadak membicarakan banyak hal denganku tadi” Chanyeol oppa yang baru keluar dari ruangan langsung duduk di sampingku dan menggenggam tanganku
“Gwenchana. Itu sudah menjadi tanggung jawabmu”
“Kajja, kita ke studio” Chanyeol oppa berdiri namun tidak melepaskan genggaman tangannya dariku
“Ne oppa” Aku pun tersenyum sampai mataku menyipit
.
“Chanyeol-ah!” Panggil seseorang yang suaranya tidak begitu kukenal
“Lay hyung! Woah daebak! Kau sudah kembali dari China? Apa kabar hyung?!” Chanyeol oppa terlihat begitu bersemangat sampai-sampai dia hampir 3x memeluk lelaki itu
“Jankanman. Aigoo… Kau semakin berotot rupanya”
“Hehehe… Ne hyung. Aku ingin sepertimu dan hyung-hyung yang lain. Mereka keren sekali saat memperlihatkan lengan dan abs nya. Jadi aku mengikuti kalian. Hehehe…”
“Eh? Ingin seperti aku? Lihatlah tubuhmu sekarang. Jauh lebih besar melebihi tubuhku. Tapi memang pada dasarnya kau sudah lebih tinggi dibandingkan denganku sih”
.
“Hahaha… Tapi bagus kan hyung? Keren kan?” Seperti biasa, Chanyeol oppa menyombongkan bagian tubuhnya terutama bagian lengannya yang sudah sangat besar dan berotot itu dengan bergaya ala binaragawan
“Bagus, tapi wajah imutmu tidak bisa kau bohongi. Kau tetap terlihat seperti bayi. Hahaha…”
“Aish menyebalkan”
.
“Ah iya. Siapa ini? Kekasihmu?”
“Emm… Bukan hyung. Dia temanku”
“Ah, teman? Teman hidup?”
“Aniya hyung. Aku serius”
“Hahaha… Geurae. Annyeonghaseo, jeoneun Lay Zhang imnida” Lelaki bernama Lay membungkuk di depanku dan memperkenalkan dirinya kepadaku
“Eoh, annyeonghaseo, jeoneun Nam Jihye imnida” Jawabku dengan sopan dan membungkuk
“Aigoo. Gadis cantik seperti ini kenapa kau biarkan saja? Kenapa tidak kau beri kepastian? Hm?” Lay oppa kembali berbicara kepada Chanyeol oppa dengan pertanyaan yang sudah sering kudengar
“Hehehe… Kami ke studio dulu ne hyung. Kapan-kapan kita makan bersama”
“Bisa di atur lah”
.
Kami berjalan menuju studio Chanyeol oppa yang tidak seramai kemarin karena hari ini mereka fokus untuk finishin
.
“Tadi itu siapa?”
“Ah iya, kau belum pernah ketemu kan? Dia Lay hyung, dari agensi ini juga tapi dia sangat sibuk di China 1 tahun terakhir. Sepertinya dia akan kembali aktif di Korea mulai tahun ini. Dia sangat baik. Ah iya, dia adalah penyanyi, pencipta lagu, produser, aktor dan dancer yang handal lho. Wah aku ingin sekali bisa seperti Lay hyung. Dia terlalu sempurna. Jangan lupa dia juga tampan dan sangat baik kepada semua orang”
“Oppa sangat membanggakan Lay oppa sekali rupanya. Oppa juga sempurna kok. Tampan, berbakat dan baik”
“Dan berotot”
“Aish, selalu itu yang oppa banggakan. Kalau berotot itu ya jangan terlalu imut wajahnya. Manja dan cengengnya juga harus dikurangi. Hahaha…”
“Itu sifat asli. Tidak akan bisa hilang. Hahaha…” Canda Chanyeol oppa sambil mencubit hidungku
“A ah… sakit!”
“Habisnya kau lucu sih”
“Sudah fokus sana kerjakan musiknya. Aku tunggu disini”
“Aniya, kita masuk bersama. Kau sudah diizinkan masuk mulai dari sekarang. Asal jangan mengacau ne”
“Hm, ne. Gomawo”
.
Di dalam studio ini aku bebas mendengar lagu yang masih dalam proses finishing ini. Lagunya sangat bagus, aku sangat menikmatinya. Beberapa kali Chanyeol oppa melirikku dan melemparkan senyum manisnya kepadaku dan tentu saja aku membalasnya dengan senyum yang sangat merekah
.
Saat aku sedang asyik mendengarkan musik, tiba-tiba ponselku bergetar dan setelah kulihat ternyata Baekhyun opppa menelfonku. Jarang sekali Baekhyun oppa menelfon di jam kerja seperti ini. Aku segera lari keluar dari studio dan menjawab telfon itu
.
(Telfon)
“Yeo-yeoboseo?”
“Dimana kau?”
“Di… di luar oppa. Waeyo?”
“Aku pulang cepat. Siapkan baju untukku karena malam nanti aku ada meeting”
“Eoh… N-ne oppa”
-----
.
Jantungku berdegup lebih kencang. Aku gemetar karena kepulangan Baekhyun oppa yang mendadak itu. Aku kembali ke studio dan meminta izin kepada Chanyeol oppa untuk pulang sendiri. Chanyeol oppa juga tampak terkejut namun kami harus tetap menjaga ketenangan kami
.
Secepat mungkin aku memanggil taksi online untuk mengantarku pulang. Jangan sampai Baekhyun oppa datang sebelum aku datang. Aku menggigiti ibu jariku karena aku benar-benar panik. Sampai akhirnya aku sampai rumah dan untung saja Baekhyun oppa belum datang
.
Aku segera berganti pakaian dan mencari pakaian untuk Baekhyun oppa. Masih baru kubuka lemari, tiba-tiba Baekhyun oppa sudah membuka pintu kamar kami
.
“Ba-baekhyun oppa? Sudah… datang?”
“Hm. Sudah kau siapkan?”
“I-ini masih kucarikan. Oppa… meeting dimana?”
“Di resto kota. Tolong carikan yang pantas”
“N-ne oppa”
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang