Part 11

295 21 5
                                    

Aku menepati janjiku kepada Baekhyun oppa untuk pulang sebelum sore. Sesampainya di rumah, aku langsung bersiap untuk memasak samgyetang request dari Baekhyun oppa karena memasak samgyetang membutuhkan waktu cukup lama. Lagipula aku takut Baekhyun oppa pulang cepat karena kemarin dia menyuruhku pulang sebelum sore. Siapa tahu itu adalah kode bahwa Baekhyun oppa akan pulang sore
.
Namun setelah samgyetang ini matang dan langit semakin gelap, Baekhyun oppa tidak kunjung pulang. Hal-hal seperti ini sudah sering terjadi. Terkadang aku merasa dibodohi oleh Baekhyun oppa. Tapi aku bisa apa?
.
Samgyetang yang tadinya hangat kini sudah dingin karena sudah jam 8 malam tapi Baekhyun oppa belum pulang juga. Aku ingin menelfonnya tapi aku tidak pernah melakukan itu. Dulu pernah beberapa kali aku menelfonnya untuk menanyakan kapan dia pulang namun yang ada malah dia memarahiku sehingga sampai sekarang aku tidak pernah melakukannya lagi
.
Aku masih berdiam diri di meja makan sampai akhirnya kudengar mobil Baekhyun oppa memasuki garasi. Aku bergegas membukakan pintu untuk Baekhyun oppa dan kulihat bajunya lusuh serta wajahnya sangat lesu
.
“Oppa gwenchana?”
“Hm” Baekhyun oppa hanya bergumam tanpa melirikku
“Aku panaskan lagi samgyetangnya ne, baju ganti oppa ada di tempat tidur” Ucapku sedikit berteriak karena Baekhyun oppa sama sekali tidak berhenti untuk menjawab pertanyaanku
.
Kamipun makan malam. Apa Baekhyun oppa sakit? Beberapa hari ini Baekhyun oppa ingin makan bubur dan makan makanan yang menghangatkan tubuh seperti samgyetang ini. Bagaimana caraku menanyainya? Aku takut. Tapi kalau aku tidak mencoba kapan lagi aku bisa memperbaiki hubungan ini? Aku harus siap mental kalau nanti aku harus dibentak lagi
.
“Oppa… kenapa pulang terlambat?” Tanyaku dengan hati-hati
“…” Baekhyun oppa yang masih mengunyah makanannya hanya melirik tajam ke dalam mataku seperti biasanya
.
Baiklah, mungkin Baekhyun oppa tidak mau menjawab pertanyaanku seperti biasanya, lagi. Aku hanya menunduk karena jika aku bertanya lagi bisa-bisa dia semakin marah dan pergi sebelum makan malamnya habis. Biar saja dia menghabiskan makanannya karena aku yakin dia kelelahan
.
Setelah makanan kami habis, tiba-tiba Baekhyun oppa menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Padahal biasanya dia akan langsung pergi ke kamar
.
“Mian, tadi aku harus mendampingi dokter bedah jantung untuk mengoperasi jantung pasien anak” Ucapnya menjelaskan mengapa dia pulang terlambat yang tentu saja membuatku terkejut
“Ah, begitu rupanya. Apa ada yang oppa perlukan sekarang? Atau langsung istirahat saja”
“Aku ingin tidur”
“Geurae, oppa istirahatlah. Aku akan mencuci piring dulu”
.
Aku merasa kasihan melihat tubuh Baekhyun oppa yang benar-benar lemas. Tapi terasa sangat aneh karena Baekhyun oppa sangat jarang menjelaskan apa yang dia lakukan hari ini seperti yang dia lakukan barusan. Entah kenapa rasa simpatiku semakin tinggi dan aku merasa aku benar-benar harus membantunya
.
Ah satu hal lagi, aku baru tahu jika dokter jantung dan dokter bedah jantung itu berbeda. Kupikir selama ini Baekhyun oppa sebagai dokter spesialis jantung juga bisa disebut sebagai dokter bedah jantung. Aku bodoh sekali tidak mengetahui pekerjaan suamiku secara rinci. Untung saja aku tidak menanggung malu saat aku berkumpul bersama para istri dokter yang lain. Aku harus ingat sekarang, bahwa dokter spesialis jantung berbeda dengan dokter bedah jantung
.
Setelah aku selesai mencuci piring, aku segera beranjak menuju kamar. Kulihat Baekhyun oppa merebahkan tubuhnya sambil memijat pelipisnya. Aku semakin yakin bahwa hari ini dia benar-benar kelelahan. Aku memberanikan diri untuk berbicara dengannya siapa tahu dia menerima bantuan dariku
.
“Oppa tidak enak badan?”
“…” Baekhyun oppa membuka matanya dan melirikku sesaat namun bukan tatapan tajam melainkan tatapan sendu yang butuh pertolongan
“Oppa sakit? Aku bantu pijat badan oppa ne”
“Tidurlah”
.
“Aniya, aku belum mengantuk. Kalau oppa pusing, aku bisa memijit oppa di bagian punggung dan leher belakangmu, oppa mau?”
“…” Baekhyun oppa melirik dengan bola mata yang sedikit bergetar dan akhirnya dia menengkurapkan tubuhnya yang menandakan dia mau kupijit
.
Aku merasakan tubuhnya terasa hangat. Baekhyun oppa ternyata demam tapi dia tidak mengatakan apapun kepadaku. Sepertinya dia menahan ini beberapa hari terbukti dengan dia ingin makan makanan hangat dan lembut akhir-akhir ini
.
“Oppa demam. Mau kukompres?”
“Tidak usah”
“Jadi mau kupijit saja?”
“Hm”
.
Aku mulai memijat bagian punggung dan lehernya. Untung saja aku bisa memijit karena dulu eomma suka memijitku sehingga sedikit banyak aku belajar dari beliau. Aku melanjutkan memijit bagian lengan dan kakinya. Sebenarnya aku takut Baekhyun oppa akan tertidur dengan posisi seperti ini namun aku harus membangunkannya daripada tubuh Baekhyun oppa semakin sakit
.
“Oppa, mianhae, tapi lebih baik kau tidur telentang. Jangan tengkurap seperti ini” Bisikku perlahan dan untung saja Baekhyun oppa membuka matanya lalu merubah posisi tidurnya
“Oppa mau kubuatkan minuman hangat? Atau kuambilkan obat? Tapi… mian, aku tidak tahu obat apa. Oppa katakan saja obat apa biar kuambilkan, atau perlu kubelikan?”
“Tidak usah, tidurlah”
“Kalau ada apa-apa katakan saja ne”
“Hm”
“Selamat malam”
.
Aku berbaring memunggungi Baekhyun oppa. Sebenarnya bukan keinginanku untuk tidur dengan posisi seperti ini. Tapi Baekhyun oppa yang membuat kami terbiasa seperti ini. Biasanya jika Baekhyun oppa “menginginkannya”, maka dia sendiri yang akan membalikkan tubuhku. Jadi mau tidak mau aku terbiasa tidur dengan tidak sopan begini
.
“Gomawo” Satu kata yang jarang, bahkan tidak pernah terucap dari mulut Baekhyun oppa selama kami menikah. Astaga hari ini aku benar-benar bahagia
.
.
Hari ini adalah hari dimana kami akan berangkat ke pulau Jeju untuk berwisata bersama mertuaku dan beberapa koleganya. Memang sebenarnya wisata ini adalah acara kantor appa mertuaku namun karena alasan Baekhyun oppa tidak pernah mengajakku berwisata jadilah mereka mengajakku dan Baekhyun oppa. Sekalian honeymoon yang tertunda katanya
.
Tapi sepertinya kondisiku membuat semuanya terasa tidak nyaman. Beberapa hari terakhir aku lemas dan sering pusing. Terkadang tubuhku terasa ringan, terkadang terasa lelah seperti habis bekerja keras seharian. Beberapa kali bahkan aku meminum obat pereda rasa sakit dan obat tidur yang aku beli tanpa sepengetahuan Baekhyun oppa. Kalau Baekhyun oppa sedang melampiaskan kemarahannya kepadaku dan berdampak pada emosiku, sudah pasti aku meminum obat anti-depresiku. Mungkin aku salah. Tapi biarlah, yang penting aku masih ingin tetap hidup dengan normal
.
“Cepatlah sedikit Jihye!” Ucap Baekhyun oppa walau pelan namun penuh penekanan
“N-ne oppa. Jankanman. Koper ini… cukup berat”
“Jangan manja”
“Mi-mianhae”
.
Aku membawa koper milikku dan Baekhyun oppa sekaligus saat kami keluar rumah. Baekhyun oppa sudah membukakan bagasi mobil untuk meletakkan 2 koper kami itu
.
Dalam perjalanan aku kembali pusing dan perutku sangat sakit. Sepertinya aku salah makan kemarin. Kemarin aku memasakkan makanan yang pedas karena Baekhyun oppa ingin makanan pedas. Mau tidak mau aku ikut memakannya dan inilah hasilnya. Perutku mulas dan perih. Huft, semoga aku tidak menghancurkan rencana ini. Tolong aku Tuhan
.
Setelah perjalanan yang cukup panjang dari darat hingga udara, akhirnya kami sampai di penginapan. Sepertinya Baekhyun oppa juga lelah sehingga sesampainya kami di kamar kami, dia langsung merebahkan dirinya dan memenuhi tempat tidur. Aku harus menata pakaian dan perlengkapan lain yang masih ada di dalam koper untuk aku letakkan beberapa di lemari
.
Setelah selesai, aku pergi ke kamar mandi karena perutku masih terasa sakit. Hari masih sore, dan seharusnya nanti malam aku dan Baekhyun oppa ikut bergabung dalam acara ramah tamah bersama kolega dari mertuaku. Tapi aku benar-benar tidak nafsu makan
.
Saat keluar dari kamar mandi, Baekhyun oppa ternyata sudah bangun dan sedang berada di balkon kamar kami yang langsung menghadap ke lepas pantai. Aku sedikit menunduk karena merasakan perih di perutku
.
“Wae?” Tanya Baekhyun oppa masih dengan nada datarnya
“Emmm… perutku… sakit”
“Jangan buat masalah. Nanti malam kita ada acara”
“Ne”
.
Aku juga tidak ingin menghancurkan acara nanti malam. Karena tentu saja abeoji dan eomoni akan membanggakanku dan Baekhyun oppa di depan koleganya. Aku akan minum obat lagi saja kalau begitu
.
Untung saja saat acara makan malam dan ramah tamah, aku bisa menahan rasa sakit di perutku yang sejujurnya hanya berkurang sangat sedikit. Aku masih merasakan kaku dan perih pada perutku. Tapi aku berhasil menyembunyikannya dengan senyumku yang mungkin masih terlihat seperti senyum remaja
.
Kami kembali berakting. Entah akting kami bagus atau tidak, tapi yang pasti semuanya percaya bahwa rumah tanggaku dan Baekhyun oppa adalah rumah tangga yang harmonis. Baekhyun oppa merangkulku, saat berjalan juga aku melingkarkan lenganku pada lengannya. Sesekali Baekhyun oppa mengusap pipiku bahkan mengecup ujung kepalaku
.
Sangat indah, sangat manis. Saat pertama kali aku bertemu Baekhyun oppa dulu, kupikir Baekhyun oppa adalah orang yang periang, lucu, menggemaskan dan baik hati karena wajahnya seperti remaja yang masih polos. Namun ternyata aku tidak bisa melihat sifat aslinya dibalik wajah tampan dan imutnya itu. Semua serba berkebalikan. Tapi jika orang-orang melihat kami saat ini, dapat dipastikan semua orang akan iri kepadaku
.
Aku tidak tahu apakah Baekhyun oppa yang selama ini kukenal adalah Baekhyun oppa yang sebenarnya, atau dia hanya membuat karakternya sendiri karena kemarahannya kepadaku karena dari awal sudah terlihat bahwa Baekhyun oppa tidak bisa menerima perjodohan ini
.
“Baekhyun-ah, bawa Jihye jalan-jalan” Titah abeoji
“Bukannya acaranya belum selesai?” Timpal Baekhyun oppa
“Acara ini tidak penting untuk kalian. Tujuan utama kami mengajak kalian adalah agar kalian refreshing dan… yah, kau tahu lah maksud appa”
“Nanti saja”
“Bawa Jihye jalan-jalan di pantai, menikmati laut lepas dengan angin yang berhembus dibawah bintang dan bulan yang temaram malam ini. Romantis kan? Kau setuju kan Jihye?”
“Emm… saya… ikut Baekhyun oppa saja” Itu memang jawaban andalanku jika siapapun menanyai pendapatku
“Aigoo kau ini penurut sekali dengan suamimu yang keras kepala ini. Sudah. Kalian pergi saja. Kalau kalian sudah kedinginan, masuklah ke kamar kalian, berikan aku cucu. Hehehe…”
“Appa!” Pekik Baekhyun oppa namun tertahan dengan volume yang rendah
“Tidak usah malu kepada appa Baekhyun. Appa sudah pernah mengalaminya. Posisi kamarmu sangat mendukung. Appa dan eomma sudah memilihkan kamar yang tepat untuk kalian. Arraseo? Pergilah. Pergi sana” Abeoji mendorong tubuh kami sehingga mau tidak mau kami sudah berada di luar area pertemuan malam itu
.
Baekhyun oppa mulai melangkahkan kakinya dan aku mengikutinya dari belakang. Kami hanya diam. Padahal suasana disini sangatlah bagus dan cocok jika dimanfaatkan untuk mengobrol dan saling mendekatkan diri. Namun Baekhyun oppa tetap diam dan hanya berjalan sekitar 20 menit sampai akhirnya kami kembali ke kamar
.
Setelah kami mengganti baju, kami mulai merebahkan diri di tempat tidur. Saat aku juga berbaring di tempat tidur, tiba-tiba Baekhyun oppa menarik tubuhku dan membalikkan tubuhku ke hadapannya
.
“Op-pa… mau apa?”
“Kau tidak dengar ucapan appa?”
“Tapi… perutku masih sakit”
“Kau lupa dengan tujuan appa dan eomma mengajak kita kesini?”
“Perutku masih sakit oppa”
“Diam!”
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang