Mendengar penuturan Baekhyun oppa aku jadi tersadar bahwa dia memang yang seharusnya menemaniku. Bukan karena dia ingin, tapi dia harus. Tapi aku malah meminta tolong Chanyeol oppa untuk menggantikan posisi Baekhyun oppa
.
Aku semakin takut karena kondisiku semakin lemah. Kini Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa sedang berada di kamar rawatku. Minseok oppa bilang aku tidak boleh stress dan tidak boleh tertekan kalau masih ingin mempertahankan kandunganku ini. Tidak mungkin aku melahirkan sekarang karena usia kandungan masih akan memasuki bulan ke-6 minggu depan
.
“Kau mau apa?” Tanya Chanyeol oppa
“…” Aku menggeleng lemas karena energiku terkuras
“Apa kau ingin aku pulang? Biar Chanyeol yang menemanimu ne” Ucap Baekhyun oppa yang sontak membuatku memalingkan wajahku dan melihat sorot matanya
.
Aku tidak menjawab sepatah katapun sehingga Baekhyun oppa berpikir aku memang ingin Baekhyun oppa pergi. Akhirnya Baekhyun oppa memutar tubuhnya dan hendak melangkahkan kakinya menjauh dariku
.
Greb…
Aku memegang tangan Baekhyun oppa dengan cepat sebelum Baekhyun oppa melangkah pergi
.
“Oppa disini saja”
“Wae? Tenangkan dulu saja dirimu”
“Aku ingin bicara dengan oppa”
“Besok kita bisa bicara. Sekarang istirahatlah dulu. Ada Chanyeol yang menemanimu”
“Aku pulang saja hyung. Jihye butuh kau, bukan aku. Aku permisi” Chanyeol oppa mengucapkan kalimat itu dengan lembut dengan senyum khasnya
.
Melihat kepergian Chanyeol oppa, Baekhyun oppa mulai duduk di sampingku dan seakan tidak berani berkata apapun setelah kejadian ini
.
“Aku berharap aku masih berhak dan boleh mengatakan ini” Ucapku
“Katakan saja”
“Suamiku itu Byun Baekhyun, bukan Park Chanyeol”
.
Ternyata kalimatku itu berhasil membuat Baekhyun oppa tersenyum sangat manis bahkan matanya berkaca-kaca. Bibir tipisnya itu membentuk pola indah yang sangat teduh, jauh dari sosok Baekhyun oppa yang biasa kutemui di rumah. Ya Tuhan, kuharap Baekhyun oppa bisa seperti ini selamanya
.
“Kau mau memaafkanku?”
“Aku memaafkan oppa. Aku juga minta maaf karena mengecewakan oppa sebagai istri”
“Kita sama-sama salah. Kita perbaiki bersama ne”
“Tapi… kumohon, jangan siksa anak kita”
“Maafkan aku kalau segala perlakuanku membuatmu trauma. Aku benar-benar minta maaf” Baekhyun oppa kembali mengambil tanganku dan menciumnya
.
Aku melakukan semua ini karena sejak awal aku sudah merasakan hal yang aneh dari tubuhku. Anak ini sangatlah kuat. Setiap pergerakannya selalu membuatku terkejut. Dan setiap aku dekat dengan Chanyeol oppa dengan perasaan yang berlebih, anak ini akan memberi respon yang cukup menyakitkan untukku. Sepertinya dia memang tidak ingin aku pergi dari appanya. Baiklah, aku akan menurutinya dan memang aku harus berusaha memperbaiki keadaanku sendiri
.
“Oppa tidur saja. Besok bekerja kan? Eh tapi sudah makan malam belum? Oppa order saja, bisa dikirim ke rumah sakit kan?” Tanyaku
“Kau tahu, perkataanmu saat menyuruhku pulang tadi membuatku sadar”
“Maksud… oppa?”
“Bahkan saat kau membenciku saja kau ingat apapun kegiatanku dan apapun yang aku butuhkan. Tapi sampai sekarang, bahkan aku tidak mengingatkanmu untuk makan malam sampai kau menanyakan aku sudah makan malam atau belum sekarang”
“Gwenchana. Oppa besok kan harus bekerja, dan harus segar di depan pasien-pasien oppa. Baiklah, sesungguhnya aku ingin oppa mengingatkanku untuk makan tadi. Tapi Chanyeol oppa sudah melakukannya. Jadi… mungkin bisa lain kali” Aku tersenyum tipis karena rasa benciku perlahan luntur melihat senyum manis dari bibir Baekhyun oppa tadi
.
“Aku akan order makanan, tak apa kan kalau aku makan disini?”
“Gwenchana. Tapi… Baju ganti oppa untuk besok bagaimana?”
.
“Biar aku minta tolong eomma saja. Sekalian besok saat aku harus berangkat bekerja, biar oemma yang menemanimu. Appa dan abeoji juga harus bekerja kan?”
“Hm, gomawo”
“Istirahatlah kalau kau lelah”
.
Baekhyun oppa kembali mengusap kepalaku namun aku mencoba untuk tidak menghindar. Awalnya aku gemetar, namun Baekhyun oppa menatap mataku dengan lekat. Sama seperti kebiasaannya menatap mataku tanpa berkata-kata. Namun kali ini, tatapan matanya sangat teduh, tidak ada tatapan bengis seperti sebelumnya. Sehingga rasa takutku sedikit berkurang dan akhirnya Baekhyun oppa berhasil menyentuhku dan terlihat raut kelegaan dari wajah imutnya
.
Baekhyun oppa terlihat jauh lebih tampan dan mengeluarkan karisma yang sungguh menenangkan jika dia tersenyum tulus seperti tadi. Mungkin karena inilah banyak pasien dan kolega dari Baekhyun oppa yang benar-benar kagum padanya. Namun sayangnya selama ini dia tidak melakukan itu pada istrinya
.
.
.
Hari ini aku diperbolehkan pulang. Chanyeol oppa membawa semua barang-barangku yang ada di apartment nya untuk kubawa pulang. Aku sudah setuju aku akan pulang bersama Baekhyun oppa, berharap semua akan baik-baik saja
.
“Suamimu sedang kembali ke ruangannya sebentar. Dan barang-barangmu sudah dia masukkan ke mobilnya tadi” Ucap Chanyeol oppa yang sedang berdiri di hadapanku saat ini
“Gomawo oppa. Maaf aku merepotkanmu”
“Yang penting sekarang kau harus berjanji untuk memperbaiki semuanya”
“Aku harap bukan hanya aku. Tapi Baekhyun oppa juga. Aku tidak mau disalahkan atas hal yang bukan 100% kesalahanku”
“Ne, aku tahu”
“Oppa. Tolong jangan suruh aku untuk tidak menghubungimu sama sekali. Jangan tinggalkan aku. Aku masih butuh oppa”
“Kau sudah tidak butuh aku. Ada suamimu dan keluargamu yang bisa melindungi”
“Ani, aku masih takut”
“Takut apa?”
“Aku takut disiksa lagi. Aku takut dikecewakan lagi. Aku takut salah lagi”
“Baekhyun hyung tidak akan mengulangi kesalahan yang sama”
“Kita tidak selingkuh kan oppa? Aku hanya meminta perlindunganmu. Tapi yang Baekhyun oppa lakukan adalah selingkuh, dia bersenang-senang dengan wanita lain”
“Lupakan hal itu, itu kesalahannya di masa lalu. Kau harus yakin pada suamimu. Arraseo?”
“Tapi oppa…”
“Sudahlah. Kau tidak boleh stress. Pikirkan yang bagus-bagus saja ne”
.
Tidak lama kemudian Baekhyun oppa memasuki kamarku dan mengajakku pulang. Aku melihat Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa saling berjabat tangan membuatku tersenyum lega. Setidaknya mereka berdamai saat ini
.
Di perjalanan pulang, kami masih diam. Bahkan sampai rumah pun tidak ada pembicaraan yang kami lontarkan. Aku sibuk menata barang-barangku, sedangkan Baekhyun oppa harus kembali ke rumah sakit karena sebenarnya saat ini belum memasuki jam pulangnya
.
Baekhyun oppa berpesan kalau aku tidak perlu memasak. Eomoni akan mengirimkan makan malam untukku dan Baekhyun oppa
.
Tepat setelah aku baru saja selesai menata barang-barangku, Baekhyun oppa pulang dengan membawa makanan dari eomoni
.
“Jihye-ya, ini makanan dari eomma!” Seru Baekhyun oppa dari meja makan
“Ne oppa!” Jawabku yang masih berada di kamar
.
Aku segera beranjak menuju meja makan untuk menyiapkan makan malam kami. Baekhyun oppa masih ada disana, sepertinya dia hendak minum dulu sebelum memasuki kamar
.
“Kupikir eomoni yang mengantar kesini”
“Eomma menitipkannya kepadaku. Tolong siapkan makanannya”
“Ne oppa”
.
Saat Baekhyun oppa melangkahkan kakinya menuju kamar, tiba-tiba aku teringat bahwa aku belum menyiapkan baju ganti untuknya
.
“Oppa jankanman! Aku belum menyiapkan baju ganti untuk oppa” Seruku yang hendak menyusulnya
“Gwenchana. Kau siapkan makan malam saja” Jawab Baekhyun oppa lalu langsung pergi ke kamar
.
Aku terkejut atas reaksinya. Kupikir dia akan marah karena biasanya saat aku berbuat salah, Baekhyun oppa selalu marah. Tapi semoga ini adalah awal yang baik untuk rumah tangga kami
.
Baekhyun oppa menghampiriku di meja makan setelah dia selesai mandi dan berganti baju. Aku mengambilkan makanan untuknya seperti sebelumnya lalu mengambil makanan untukku sendiri
.
“Tambah lagi” Ucap Baekhyun oppa tiba-tiba
“Ne? Oppa mau tambah lagi makanannya?”
“Ani. Tambahkan makanan untukmu”
“A-aniya, ini sudah cukup”
“Kau sedang hamil. Kau perlu tambahan asupan gizi. Tambahkan lagi makananmu” Titahnya
“N-ne oppa” Akhirnya aku menambahkan 1 centong nasi, lauk dan sayurku
.
Biasanya porsi makanku jauh lebih sedikit daripada porsi makan Baekhyun oppa. Namun kali ini sepertinya porsi makan kami sama. Dan ternyata aku berhasil menghabiskannya. Aku sendiri heran ternyata aku mampu memakan makanan sebanyak ini
.
“Mau kemana?” Tanya Baekhyun oppa melihatku berdiri
“Mau… membereskan alat makan”
“Duduk dulu. Aku ingin bicara”
.
“N-ne” Aku gugup, aku tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan. Namun aku harus patuh dan melakukan segala perintahnya
“Boleh aku bertanya?”
“Ne oppa”
“Bagaimana kau bisa tahu kalau kau hamil?”
.
Aku menceritakan semuanya dari awal aku pergi ke rumah Chanyeol oppa sampai akhirnya aku tahu bahwa aku hamil. Baekhyun oppa juga menanyakan bagaimana Chanyeol oppa merawatku selama ini
.
Aku menceritakan semuanya dengan jujur, semuanya. Sampai cerita dimana aku sangat ketakutan jika suatu saat Baekhyun oppa bisa menyiksa anakku. Aku juga menceritakan bagaimana Chanyeol oppa sangat baik dan rela berkorban untukku. Baekhyun oppa memalingkan wajahnya dan terlihat mengatur nafasnya. Aura wajahnya yang bengis sedikit terlihat lagi. Aku tahu dia pasti emosi mendengar ceritaku. Tapi apalagi yang harus kukatakan? Memang itu kenyataannya kan?
.
“Selesaikan pekerjaanmu lalu istirahat” Ucapnya tanpa melihatku dan langsung beranjak ke kamar
.
Aku hanya pasrah dan menyelesaikan tugasku malam ini. Setelah semua selesai, aku pergi ke kamar lalu bersiap untuk tidur. Setelah aku berganti baju, mencuci muka, sikat gigi dan lain sebagainya, aku langsung menuju ranjangku dan tidur membelakangi Baekhyun oppa yang sedang berada di meja kerjanya, seperti biasa
.
Namun tiba-tiba aku merasa Baekhyun oppa menghampiriku dan tidur di sebelahku sambil merangkulkan tangannya ke tubuhku. Aku masih trauma sehingga tubuhku semakin meringkuk dan gemetar
.
“Aku hanya ingin meminta maaf. Mianhae. Jangan takut lagi” Baekhyun oppa berbisik dan mengusap pundakku yang tegang sehingga aku merasa lebih relax lalu Baekhyun oppa tidur dengan posisi yang membelakangiku lagi
.
.
.
TBC
Vomen nya please 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...