Hari ini entah mengapa aku ingin sekali mengunjungi rumah appa. Sebuah tempat dimana aku menghabiskan masa kecilku hingga aku dewasa. Aku juga ingin mengunjungi makam eomma. Tidak ada salahnya kan aku meminta izin kepada suamiku untuk mengunjungi orang tuaku? Walau aku sudah menjadi istrinya, tapi aku tetaplah anak dari kedua orang tuaku
.
“Oppa? Apa… aku mengganggu?” Tanyaku kepada Baekhyun oppa yang sedang sibuk dengan dokumen-dokumennya karena hari ini ia pulang lebih awal
“Wae?”
“Aku… ingin ke rumah appa. Boleh?”
“Dengan siapa?”
“Sendiri”
“Apa kau ada janji dengan abeoji?”
“Ani, aku hanya ingin ke rumah appa. Aku juga ingin mengunjungi makam eomma mumpung sekarang masih sore. Boleh tidak?”
.
Baekhyun oppa menghentikan kegiatannya dan melirikku dengan lirikan tajamnya. Aku takut Baekhyun oppa yang dulu kembali lagi karena mungkin saja saat ini mood dan perasaannya sedang tidak baik
.
“Aku yang antar, aku siap-siap dulu” Ucapnya sambil menutup lembaran dokumen itu dan beranjak menuju kamar mandi
.
Aku menahan senyumku karena tidak menyangka Baekhyun oppa mau mengantarku. Syukurlah aku tidak perlu repot-repot memanggil taksi online
.
Kami berangkat menuju makam eomma terlebih dahulu sebelum matahari terbenam. Aku dan Baekhyun oppa membelikan bunga agar makam eomma tetap wangi
.
“Eomma. Aku datang lagi. Eomma apa kabar? Semoga eomma disana juga sehat dan bahagia ne. Lihatlah, aku datang bersama suamiku, bersama menantu kesayangan eomma. Dan calon anak kami yang masih di dalam perutku. Hehehe…”
“Annyeonghaseo eomoni. Maaf saya jarang berkunjung”
“Oppa, kita berdo’a untuk eomma yuk. Oppa mau kan mendo’akan eomma?”
“Hm, tentu saja”
.
Kami pun berdo’a dan tanpa terasa air mataku kembali menetes karena aku rindu eomma. Sampai kapanpun aku akan tetap dan selalu rindu kepada wanita hebat kebanggaanku ini. Dengan cepat aku menghapus air mataku namun tiba-tiba aku merasakan punggungku hangat karena diusap oleh tangan Baekhyun oppa
.
“Jangan menangis disini. Eommamu pasti tidak suka” Ucapnya
“N-ne”
“Lebih baik kita ke rumah abeoji sekarang sebelum hari semakin gelap”
“Ne. Eomma. Kami pamit, nanti kami kesini lagi ne”
“Kami pamit eomoni”
.
Kami segera beranjak menuju rumah appa dan betapa bahagianya appa melihatku datang bersama suamiku karena aku datang tanpa memberitahunya sebelumnya
.
“Aigoo, anak dan menantu appa datang. Ayo ayo kita masuk. Hati-hati nak, aigoo… kandunganmu sudah semakin besar, calon cucu appa sudah tidak sabar ingin bertemu appa dan eommanya rupanya. Masuklah kalian” Ucap appa yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya
“Ne appa” Jawabku tidak kalah sumringah
“Duduklah, aigoo… kenapa tidak bilang kalau mau kesini?”
“Aku rindu appa. Hehehe… Emmm… Oppa mau minum apa? Appa juga mau minum apa? Biar Jihye yang menyiapkan”
“Eh jangan. Biar appa yang menyiapkan. Kalian duduk saja ne”
“Abeoji, saya izin ke kamar mandi boleh?” Sela Baekhyun oppa
“Ah tentu, silahkan”
“Appa, aku akan ikut appa ke dapur”
“Geurae, kajja”
.
Sementara Baekhyun oppa pergi ke kamar mandi, aku membantu appa menyiapkan minuman dan beberapa snack untuk kita makan bersama. Namun saat appa melihat isi lemari, ternyata teh dan gulanya habis. Aku memaksa untuk membelikan teh, gula dan beberapa bahan makanan yang lain di minimarket terdekat karena memang sebelum aku menikahpun aku selalu melakukan hal ini
.
Aku berjalan menuju minimarket karena memang lokasinya tidak seberapa jauh dari rumah appa. Namun di ujung jalan terlihat beberapa lelaki yang duduk di atas motornya. Mereka memakai jaket berwarna hitam dan merokok. Aku harus melewati mereka untuk sampai menuju minimarket. Semoga mereka tidak melakukan hal macam-macam
.
“Hai cantik. Ah, ternyata kau sedang hamil. Sayang sekali. Tapi tak apa kan kalau hanya sekedar menolehkan wajahmu ke arahku? Wanita hamil memang terlihat lebih seksi dan cantik untukku” Ucap salah seorang lelaki itu dan diikuti gelak tawa dari temannya yang lain
“Yak! Jangan sombong kau sampai-sampai tidak mau melihat kami. Ah, kau masih muda, jangan-jangan kau hamil diluar nikah ya? Hahaha…” Sahut lelaki lainnya
.
Aku mempercepat langkahku karena aku takut dan rasanya mereka mengikutiku
.
Grep…
“Mainlah sebentar bersamaku” Tanpa diduga lelaki itu mencengkeram tanganku dan berhasil memutar tubuhku sehingga aku kini berhadapan dengannya
“Le-lepaskan… Aku sudah… punya suami”
“Masabodoh. Sebentar saja. Toh suamimu tidak tahu”
.
Bug…
“Singkirkan tangan kotormu dari istriku, brengsek!” Baekhyun oppa memukul lelaki itu dengan satu pukulannya dan berhasil membuat lelaki itu tersungkur kemudian ia mengambil alih tanganku
“Oppa…”
“Kita pulang. Biar aku yang membelikan teh dan gula untuk abeoji”
.
Baekhyun oppa menyeretku menjauh dari lokasi itu dan beralih untuk pulang. Aku masih gemetar dan sejujurnya aku terisak karena ketakutan. Baekhyun oppa yang mengetahui itu langsung merangkulku tanpa sepatah katapun
.
“Aku takut” Ucapku lirih namun Baekhyun oppa tidak menjawabnya
“Hiks… aku takut oppa!” Ucapku lagi dengan suara yang lebih kencang karena aku benar-benar ketakutan
.
Baekhyun oppa menghentikan langkahnya lalu memelukku dengan erat. Aku menangis dalam pelukannya. Detak jantungnya terasa begitu cepat karena aku tahu dari wajahnya bahwa Baekhyun oppa tadi sangat emosi
.
“Aku sudah bilang, kau harus izin kepadaku kalau mau kemanapun. Lain kali jangan pergi tanpa izin dariku”
“Mian…hae… hiks…”
“Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku. Jangan menangis. Jangan buat abeoji khawatir”
.
Kejadian malam ini membuatku sadar bahwa memang aku harus patuh kepada suamiku. Bagaimanapun aku adalah tanggung jawabnya dan dialah yang harus melindungiku. Malam ini dia berhasil melakukannya dan aku semakin sadar bahwa aku salah selama ini selalu pergi tanpa izin darinya
.
.
.
Tanggal operasiku sudah ditentukan. Saat ini kandunganku sudah masuk di bulan ke-9. Aku tidak sabar ingin segera bertemu dengan malaikat kecilku yang super kuat ini. Saking kuatnya sampai-sampai aku tidak mampu banyak bergerak. Punggungku sering sakit dan aku sangat mudah kelelahan
.
Untung saja Baekhyun oppa mengurangi kegiatannya sehingga saat ini Baekhyun oppa memiliki lebih banyak waktu untukku. Hubunganku dengan Baekhyun oppa sudah jauh lebih baik. Tentu saja dia tidak bisa menghilangkan sifat aslinya yang memang tegas dan sedikit temperamental itu. Tapi dengan usaha yang dia lakukan, kurasa aku sudah merasa puas atas perubahannya
.
Saat ini kami baru saja dari rumah sakit untuk memeriksakan kandunganku. Karena Baekhyun oppa sangat protektif dan selalu ingin tahu perkembangan kesehatanku dan janinku sehingga hampir setiap bulan aku memeriksakan kandunganku kepada Minseok oppa
.
“Oppa…”
“Hm”
“Apa oppa sudah memikirkan nama untuk anak kita?”
“Belum”
“Aku ingin menggabungkan nama kita”
“Wae?”
“Emm… hanya ingin” Sejujurnya aku memiliki alasan, namun aku masih takut untuk mengutarakannya. Aku takut Baekhyun oppa tersinggung
.
“Aku setuju”
“Jinjja?”
“Sebenarnya aku juga berpikiran seperti itu”
“Apa oppa ada ide?”
“Jihyun, Byun Jihyun. Otte?”
“Jhoa, aku suka”
“Aku ingin kita ingat, bahwa anak kita inilah yang menyatukan kita. Menyelamatkan rumah tangga kita yang nyaris hancur karena keegoisan kita masing-masing. Bukankah Tuhan terlalu baik kepada kita dengan mengirimkan malaikat kecil ini kepada kita?”
.
Aku tidak menyangka bahwa Baekhyun oppa memiliki pemikiran yang sama persis denganku. Aku juga memiliki alasan yang sama sehingga aku ingin menamai anak kami dengan menggabungkan namaku dan nama Baekhyun oppa
.
“Ah iya, bulan ini kan aku akan melahirkan, sedangkan Yonghwa akan melahirkan bulan depan. Apa tidak sebaiknya kita membeli hadiah dalam waktu dekat? Aku takut aku tidak ada waktu membeli hadiah jika sudah mendekati hari operasi atau bahkan setelah anak kita lahir”
“Benar juga. Geurae, kalau begitu besok kita pergi mencarikan hadiah untuk kelahiran anak Yonghwa dan Minseok hyung”
“Besok? Oppa tidak bekerja?”
“Setelah pulang bekerja lah. Aku tidak mungkin libur”
“N-ne, mian”
“Mian” Balasnya lalu mencium perutku
.
Baekhyun oppa lebih sering mengucapkan kata maaf jika ia keceplosan membentakku atau dingin kepadaku. Benar-benar perubahan yang cukup signifikan kan?
.
Sudah beberapa kali perutku terasa kram, kata Minseok oppa itu hanya kontraksi palsu. Tapi aku harus hati-hati dan rajin menghitung frekuensi dan durasi kontraksi itu. Aku disarankan untuk lebih sering berjalan walau sesungguhnya aku sangat malas
.
Seperti sore ini. Aku harus berbelanja hadiah untuk Yonghwa, dan tentu saja aku harus berjalan kaki mengelilingi pusat perbelanjaan untuk mencari barang apa yang pantas untuk kuhadiahkan kepada Yonghwa dan anaknya nanti. Namun baru beberapa menit aku sudah sangat kelelahan dan lagi-lagi perutku kram
.
“Oppa, kita istirahat dulu ne”
“Kau lelah?”
“Hm, dan kurasa aku merasakan kontraksi lagi”
“Jangan lupa pesan Minseok hyung”
“Ne. Jankanman”
“Santai saja, aku tidak akan memaksamu kalau kau lelah. Ah ne, aku ke kamar mandi dulu saja ne kalau begitu”
“Ne oppa”
.
Aku duduk menunggu Baekhyun oppa, namun kulihat ada sesosok lelaki tinggi berjalan menuju sebuah tempat makan yang ada di seberang toko tempat kami berbelanja. Aku sangat yakin itu adalah Chanyeol oppa. Mungkin dia sedang ada janji dengan klien, atau bahkan dengan kekasihnya. Wah aku benar-benar ingin tahu siapa kekasihnya. Tapi kenapa Chanyeol oppa terlihat panik dan terburu-buru?
.
Aku bangkit dari dudukku dan berusaha mendekati tempat makan itu untuk melihat lebih dekat sebenarnya ada apa. Seorang wanita tiba-tiba datang dan seperti membentak Chanyeol oppa. Chanyeol oppa terlihat marah dan menjambaki rambutnya
.
Dengan masih mengusap perutku yang sangat membuncit ini, aku benar-benar ingin menghampiri mereka setidaknya aku ingin melerai jika mereka sedang berkelahi. Wanita itu memunggungiku sehingga aku hanya bisa melihat ekspresi wajah Chanyeol oppa saja. Wanita itu tampak sangat marah sehingga Chanyeol oppa harus ikut membentak dan menahan tangan wanita itu
.
“JIHYE! JIHYE-YA!” Teriak Baekhyun oppa dari belakang dan membuatku membalik tubuhku melihat kedatangan Baekhyun oppa yang tengah berlari mendekatiku
“Ne? Oppa… lihatlah, disana ada…” Ucapanku terpotong oleh Baekhyun oppa yang tiba-tiba hendak menarik tanganku
“Ayo kita pulang”
“Tapi kita belum dapat hadiahnya”
“Itu masalah gampang. Ayo cepat pulang”
“Disana ada Chanyeol oppa sedang… hah?” Aku kembali memutar tubuhku dan melihat ke arah Chanyeol oppa namun aku benar-benar terkejut karena aku melihat dan mengenal wajah wanita itu
“Andwe. Kau tidak lihat kan? Ayo kita pulang” Baekhyun oppa berusaha mengalihkan perhatianku namun aku mengabaikannya
“Wanita itu… bukankah… dia adalah… astaga!” Ucapanku kembali terpotong saat melihat Chanyeol oppa tiba-tiba mencium bibir wanita itu dengan paksa
.
“Jangan dipikirkan, ayo kita pulang ne. Tenanglah”
“Jadi selama ini… Ah, aw… Oppa… Akh, sakit. Perutku sakit sekali" Aku tiba-tiba merasakan getaran yang luar biasa sehingga aku membungkuk dan memegangi perutku
“Ji-jihye? Gwenchana?”
“Sakit. Sangat sakit. Hiks… Tolong aku oppa… Jebal. Hiks” Aku semakin meringis kesakitan dan Baekhyun oppa membantu memapah tubuhku yang sudah tidak kuasa menahan beratku sendiri
“Kita ke rumah sakit. Kau harus di operasi sekarang. Arraseo? Gwenchana, semua akan baik-baik saja. Kau percaya padaku kan?”
“Hiks…”
“Jihye, aku suamimu, aku akan selalu berada di sisimu. Kita akan merawat anak kita ini bersama, berdua, selamanya. Kau tahu kan?”
.
TBC
Voment nya mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...