Keesokan harinya, entah kenapa aku malas sekali untuk bangun. Bahkan sampai Chanyeol oppa selesai menyiapkan sarapan pun aku belum mau bangun. Aku mulai kesusahan menggerakkan badanku karena perutku yang semakin membuncit padahal usia kandunganku maish 5 bulan
.
“Jihye-ya, bangunlah. Sarapan dulu, setelah itu tidurlah lagi” Chanyeol oppa membangunkanku dengan mengusap kepalaku
“Hmm…” Aku hanya menggumam dan sedikit menggeliatkan tubuhku
“Apa kau sedang tidak enak badan? Perlu ke dokter?”
“…” Aku menggelengkan kepalaku dengan mata yang masih terpejam
“Jangan terlambat makan Jihye. Kau harus memperhatikan kesehatanmu juga bayimu” Chanyeol oppa mulai mengusap perutku seperti tadi malam
.
Namun tiba-tiba kram itu muncul kembali dan sukses membuatku meringis di hadapan Chanyeol oppa. Tanpa sadar pun aku mengaduh sambil sedikit menekuk badanku
.
“Aduh…”
“Waeyo? Sini aku bantu” Chanyeol oppa membantuku untuk bangun dan menyandarkan tubuhku
“Perutku kram lagi”
“Lagi? Kau sudah merasakan kram berapa kali?”
.
Astaga aku lupa bahwa aku tidak pernah bilang kalau perutku sering kram. Karena saat ini aku baru saja bangun tidur sehingga kesadaranku pun belum sepenuhnya kembali
.
“Hanya… beberapa kali. Aw…” Saat ini bayiku sangat aktif bergerak, entah menendang atau bagaimana. Tapi apakah pergerakan itu juga disertai rasa sakit seperti ini? Aku mulai khawatir
“Kita ke dokter ne. Aku siap-siap dulu”
“Andwe! Tidak usah. Ini normal kok. Kita sarapan saja ne. Oppa harus segera berangkat bekerja”
“Gwenchana. Aku bisa mengantarmu kok. Lagipula bulan depan kau harus periksa rutin lagi kan? Kalau sekarang periksa lebih dulu kan tidak ada salahnya”
“Gwenchana. Mianhae aku tidak bisa menyiapkan sarapan hari ini. Yuk kita sarapan”
“Jihye-ya…”
“Nan gwenchana oppa”
.
Aku melihat raut wajah khawatir terpancar dari sorot mata indah Chanyeol oppa. Aku pun sebenarnya khawatir. Tapi aku sedang mencoba mengerti kondisiku sendiri saat ini
.
Kehidupanku sangat tercukupi karena Chanyeol oppa sangat membantuku. Aku tidak bisa berbuat banyak karena memang aku tidak memiliki uang saat ini. Aku berjanji akan membalas kebaikannya suatu saat. Bahkan sekarang, Chanyeol oppa selalu memberiku susu kotak favoritku. Tentu saja aku sangat senang
.
Namun ada satu hal yang sedang kuperhatikan pada diriku sendiri. Aku merasakan bahwa rasa sakit, kram, bahkan gerakan yang cukup keras selalu dilakukan oleh bayiku jika Chanyeol oppa memberikan perhatian kepadaku
.
Padahal setiap Chanyeol oppa memberikan perhtian kepadaku, hatiku sangat senang. Orang bilang kalau sang eomma senang, pasti bayi yang dikandungnya juga merasakan energi positif dan senang juga. Namun kenapa aku malah merasakan sakit? Apa anakku benar-benar tidak menyukai Chanyeol oppa?
.
“Kau kenapa nak? Apa kau tidak menyukai Chanyeol samchon? Dia orang baik kok. Dia yang menolong eomma. Kau tidak boleh seperti itu. Kau harus berterima kasih karena kita berdua sudah merepotkan Chanyeol smachon. Kau harus bersikap yang lebih baik ya”
.
Seakan tidak terima atas kalimatku, dia kembali melakukan pergerakan yang membuatku meringis kesakitan bahkan kali ini aku sampai meneteskan air mataku
.
“Maafkan eomma. Eomma tahu kau rindu appa kan? Tapi eomma takut appa akan menyiksa kita. Eomma harus bagaimana nak? Jebal, tolong eomma. Jangan seperti ini. Hiks…” Ucapku sambil mengelus perutku
.
Aku mengatur nafasku dan mencoba tenang. Karena semakin aku stress, kram di perutku terasa semakin intens. Apa aku menelfon Yeonghwa saja untuk berbincang-bincang dan mengalihkan perhatianku atas kejadian ini? Aku rasa itu bukan keputusan yang buruk
.
Akhirnya aku menelfon Yonghwa dan dia sangat bahagia bisa mendengar suaraku lagi. Dia ingin membeli beberapa perlengkapan bayi bersamaku namun aku belum bisa melakukan itu. Aku tidak punya uang dan aku juga takut ketahuan oleh Baekhyun oppa
.
Yonghwa bilang Minseok oppa sudah resmi menjadi dokter spesialis kandungan sekarang. Dia sudah aktif lagi di rumah sakit yang sama dengan Baekhyun oppa. Mereka berdua pasti menjadi dokter yang bisa diandalkan
.
Sudah hampir 1 jam aku menelfon Yonghwa. Karena aku takut mengganggunya, aku sudahi saja acara menelfon ini. Aku memutuskan untuk membersihkan apartment dan memasak untuk Chanyeol oppa. Anakku sangat suka saat aku bergerak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Dia jauh lebih tenang saat aku seperti ini
.
Saat aku hendak memasak, tiba-tiba Chanyeol oppa pulang membawa makanan untukku. Katanya dia ingin makan siang bersamaku. Aku senang dan menurut saja. Aku menyiapkan piring saji untuk kami berdua namun tiba-tiba Chanyeol oppa mengangkat telfon yang ternyata dari Lay oppa
.
(Telfon)
“Yak! Dimana kau?!”
“Hehehe… mian hyung. Aku sedang makan siang bersama Jihye”
“Jinjja? Wah sudah lama aku tidak melihat Jihye. Bagaiamana kabarnya?”
“Emm… kabarnya… baik hyung”
“Kau sudah melamarnya kan? Atau setidaknya mengikatnya dalam sebuah hubungan”
“Emmm… itu…”
“Jangan bilang kau belum melakukannya”
“Ada sesuatu hyung”
“Sesuatu apa? Kau sangat merugikan Jihye kalau begini caranya”
“Suatu saat aku akan cerita hyung. Tapi sekarang saatnya belum tepat”
“Aku tidak peduli. Ingat kata-kataku. Aku tidak mau memiliki dongsaeng yang berhati jahat kepada wanita. Arraseo?”
“Ne hyung”
“Ya sudah, nanti kalau kau kembali ke studio, kabari aku. Aku ada perlu denganmu”
“Ne hyung”
-----
.
Aku dan Chanyeol oppa saling memandang dengan ekspresi yang sama-sama kebingungan. Akhirnya Chanyeol oppa mendekatiku dan menenangkanku. Chanyeol oppa mengusap punggungku dan menyuruhku untuk senyum lagi. Namun seketika perutku terasa kram lagi dan rasanya benar-benar mengganggu
.
“Sakit lagi? Kita ke rumah sakit saja ne. Aku khawatir”
“Aku… ke kamar mandi dulu”
.
Aku berjalan dengan sedikit membungkuk karena menahan sakit. Saat di kamar mandi, aku melihat flek darah yang tidak sedikit di celanaku dan sontak aku pun berteriak
.
“OPPA! TOLONG AKU!”
.
Dengan tergopoh-gopoh dan tanpa pembicaraan sepatah katapun, Chanyeol oppa langsung membopongku lalu dibawanya tubuhku ini menuju mobilnya. Aku merangkulkan tanganku di tengkuknya dan menangis dibalik dada bidangnya
.
“Aku takut. Hiks…”
“Tenanglah” Jawab Chanyeol oppa padahal sangat jelas kalau Chanyeol oppa sendiri ketakutan dan khawatir dengan keadaanku
.
Aku duduk di samping Chanyeol oppa yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi membuatku semakin ketakutan. Chanyeol oppa meraih tanganku dan digenggamnya dengan sedikit usapan lembut di punggung tanganku untuk menenangkanku
.
“Jangan… ke rumah sakit. Ke klinik saja ne oppa”
“Mian aku tidak bisa menurutimu saat ini. Kita harus ke rumah sakit pusat. Tempat suamimu bekerja. Aku tidak peduli, keselamatanmu dan bayimu jauh lebih penting. Maafkan aku” Jawabnya cukup dingin dengan tatapan mata masih fokus lurus ke depan memperhatikan jalanan yang cukup ramai
.
Sesampainya di rumah sakit, Chanyeol oppa langsung kembali menggendongku ala bridal style bahkan dia langsung membawaku ke IGD tanpa brankar. Beberapa perawat menghampiriku dan Chanyeol oppa menjelaskan kondisiku. Perawat tersebut langsung memanggil dokter kandungan dan aku khawatir bahwa dokter itu adalah Minseok oppa
.
“Ini pasiennya dok” Ucap perawat itu kepada seorang dokter lelaki bertubuh tidak terlalu tinggi
.
Aku dan dokter itu saling memandang dengan tatapan tidak percaya karena memang dokter itu adalah Minseok oppa
.
“Dok, tolong teman saya” Ucap Chanyeol oppa yang membuyarkan lamunan Minseok oppa
“Baik, tolong anda tunggu di luar saja”
.
Minseok oppa membantuku dan memberiku beberapa penanganan lengkap dengan beberapa pemeriksaan yang belum pernah kulakukan. Minseok oppa bekerja sangat professional dan menganggapku sama seperti pasien yang lain seolah kami tidak saling kenal. Dia menanyai ini dan itu untuk menunjang hasil pemeriksaannya
.
Sampai akhirnya diputuskan bahwa aku harus dirawat inap untuk melihat perkembanganku. Minseok oppa bilang kandunganku cukup lemah dan jika sedikit saja terlambat, aku bisa kehilangan bayiku
.
Chanyeol oppa mengurus segala administrasinya dan kembali menemuiku yang sudah dipindahkan ke kamar rawat
.
“Mianhae, aku tidak tahu kalau keadaanmu seperti ini. Mianhae Jihye-ya” Chanyeol oppa duduk di sebalah ranjang rawatku dan meletakkan punggung tanganku di keningnya sambil menunduk
“Gwenchana. Aku yang salah karena aku tidak pernah bilang pada oppa”
.
BRAK!!!...
“JIHYE-YA!” Baekhyun oppa membuka pintu kamar rawatku dengan kasar dan meneriaki namaku yang tentu saja membuatku ketakutan
.
Chanyeol oppa berdiri dan menutupi tubuhku karena dia takut Baekhyun oppa akan melakukan hal yang macam-macam kepadaku
.
“YAK! KAU BAWA KEMANA ISTRIKU BRENGSEK!” BUG…
.
Walau tubuh Baekhyun oppa lebih kecil daripada Chanyeol oppa, sepertinya emosinya yang memuncak membuatnya bisa memukul Chanyeol oppa hingga Chanyeol oppa tersungkur
.
“Tenanglah Baekhyun! Ini di rumah sakit!” Minseok oppa berusaha menahan tubuh Baekhyun oppa agar tidak memukul Chanyeol oppa yang masih diam bahkan tidak melawan
“Bagaimana aku bisa tenang hyung! Dia membawa pergi istriku. Dan lihatlah. Bahkan istriku datang dengan keadaan seperti ini!”
“Tapi bukan seperti ini caranya. Kalian bisa bicarakan baik-baik”
.
“Yak! Jihye-ya! Apa yang kau lakukan dengan lelaki ini? Oh, pantas saja kau kabur, ternyata kau hamil dan kau menemui appa dari anak yang kau kandung ini?! Benar kan? JAWAB AKU!” Baekhyun oppa beralih bicara padaku yang sesungguhnya masih lemas ini. Tapi Baekhyun oppa malah memfitnah dan menuduhku seperti yang sudah kuduga sebelumnya
.
“HYUNG! Aku akan diam kalau kau memukulku. Tapi aku tidak terima kalau kau memperlakukan Jihye seperti itu” Ucap Chanyeol oppa yang ikut tersulut emosi
“Tentu saja kau tidak terima karena kau sudah merusak rumah tanggaku dan ingin memiliki Jihye kan?!”
“DIA MENGANDUNG ANAKMU HYUNG!” Bentak Chanyeol oppa dengan suara seraknya dan sontak membuat Baekhyun oppa terdiam
.
Perlahan Baekhyun oppa mendekatiku yang sedang terbaring sambil menangis. Tubuhku sedikit gemetar karena semakin Baekhyun oppa mendekat, rasa takutku semakin muncul
.
“Katakan padaku Jihye”
“N-ne” Jawabku namun aku tidak berani melihat matanya
.
Baekhyun oppa menggenggam tanganku dengan cukup lembut dan kembali bertanya
“Lihat mataku. Apakah… ini anakku?”
.
Aku berusaha menatap mata Baekhyun oppa perlahan. Tatapannya sendu dan penuh harap. Tatapan tajamnya tadi seketika berubah dan membuatku berani menatap matanya semakin dalam
.
“Ini anakmu oppa. Aku tidak pernah tidur dengan lelaki lain. Aku istrimu jadi pasti ini anakmu”
“Kenapa kau tidak memberiku kabar? Kenapa kau tidak memberitahu suamimu kalau aku akan menjadi appa?” Tanya Baekhyun oppa dengan suara yang sedikit gemetar
“Aku… aku takut… Kalau oppa akan menyiksa anakku… Seperti oppa menyiksaku” Ucapku yang berhasil membuat Baekhyun oppa lemas dan jatuh terduduk di samping ranjang rawatku
“Mianhae. Maafkan aku. Aku lelaki brengsek Jihye” Baekhyun oppa menelungkupkan wajahnya di tanganku yang ia genggam sejak tadi
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie #wattys2019
FanfictionAku adalah istri dari seorang lelaki bernama Byun Baekhyun, tapi aku nyaman bersama lelaki yang bernama Park Chanyeol. Aku tidak selingkuh, aku hanya mencari ketenangan. Apa itu cinta? Bagaimana rasanya rindu? Apakah itu yang dinamakan cemburu? Lalu...