Part 6

296 24 0
                                    

Aku turun dari mobil Chanyeol oppa yang posisinya masih beberapa blok dari rumahku. Aku segera menyuruh Chanyeol oppa pergi dan aku harus segera berjalan menuju rumahku sebelum kedua orang tua Baekhyun oppa marah
.
“Annyeonghaseo eomoni, abeoji” Sapaku dari belakang karena kedua mertuaku itu sibuk memencet bel rumahku dari luar pagar
“Aigoo kau dari luar rupanya. Pantas saja sedaritadi kami memencet bel rumah kalian tapi tidak ada yang merespon”
“Maafkan saya, saya dari luar tadi. Mari masuk eomoni, abeoji”
.
Aku segera membuka pagar dan pintu rumahku lalu mempersilahkan kedua mertuaku itu duduk. Astaga rasanya seperti sport jantung karena jarang sekali kedua mertuaku ini mengunjungiku di siang hari seperti ini karena abeoji masih aktif bekerja di kantor
.
Aku segera beranjak ke dapur dan membuatkan mereka 2 cangkir teh hangat dan membawakan beberapa kue yang kemarin sempat kubeli di supermarket tanpa sepengetahuan Baekhyun oppa
.
“Silhkan diminum. Eomoni dan abeoji tumben kemari siang hari?” Tanyaku sambil meletakkan minuman dan kue itu di meja ruang tamu
“Kami ingin mengatakan sesuatu. Dan kebetulan hari ini aku tidak sibuk jadi boleh kan kita berbincang-bincang sebentar?” Balas abeoji
“Ne abeoji. Saya senang abeoji dan eomoni main kesini. Emmm… mau mengatakan apa ne?”
“2 minggu lagi, kantorku mengadakan wisata ke Jeju. Aku ingin mengajakmu dan Baekhyun. Kalian jarang sekali keluar berdua kan? Ini kesempatan emas”
.
“Ne, lagipula kalian belum bulan madu kan? Padahal kalian sudah 2 tahun menikah” Sela eomoni
“Emmm… Tapi… Baekhyun oppa sangat sibuk. Tanggung jawabnya cukup besar. Saya tidak yakin Baekhyun oppa bersedia”
“Ne, kami tahu. Nanti biar kami yang coba berbicara kepada Baekhyun. Anak itu memang pekerja keras sekali”
“Saya… ikut keputusan Baekhyun oppa saja”
.
“Aigoo… Kau ini baik sekali. Penurut kepada suami. Aku senang memiliki menantu sepertimu. Bahkan kamu menyediakan kue kesukaan Baekhyun. Apa kamu selalu menyediakan kue ini?” Eomoni menunjuk ke kue yang kusuguhkan di hadapannya
“Kue?”
“Ne, kue ini. Kue ini kan kue kesukaan Baekhyun sejak kecil”
“Mochi?”
“Kau bukannya tidak tahu kan? Kau pasti tahu maka dari itu kau sediakan mochi ini di rumah. Benar kan?”
“N-ne… eomoni”
.
Sungguh aku tidak tahu bahwa mochi adalah kue favorit Baekhyun oppa. Hanya kebetulan saja aku kemarin melihat mochi yang lezat ini di supermarket sehingga aku membelinya saat aku berbelanja bahan makanan
.
Kedua mertuaku memperlakukanku sangat baik dan bahkan menganggapku istri yang baik dari Baekhyun oppa. Aku ingin merasakan kasih sayang dari Baekhyun oppa juga. Seandainya saja mereka mengetahui apa yang dilakukan oleh Baekhyun oppa kepadaku setiap hari, apakah mereka akan marah? Atau mereka malah membela anak mereka? Sebenarnya siapa yang salah? Aku atau Baekhyun oppa?
.
“Biasanya Baekhyun pulang jam berapa Jihye?” Tanya eomoni
“Emmm… Biasanya Baekhyun oppa pulang sore atau malam. Antara jam 5 sore sampai jam 7 malam”
“Wah pasti kau jenuh sekali ya setiap hari di rumah sendiri dari pagi sampai malam menunggu suamimu pulang. Benar, sesekali kau boleh keluar rumah tapi jangan lupa minta izin dulu pada suamimu. Arraseo?”
“N-ne… Eomoni”
“Walau kau hanya pergi ke minimarket kau harus izin kepada Baekhyun. Siapa tahu dia pulang lebih awal, atau misal ada barang yang bisa dia titipkan kepadamu kan kau bisa membantu setiap saat”
“Ne eomoni, saya akan izin Baekhyun oppa”
.
“Aku tadi sudah menelfon Baekhyun, dia akan pulang sebentar lagi karena tidak ada pasien gawat hari ini. Jadi kita bisa bicara bersama” Sela abeoji
“Ah jinjja? Wah kebetulan sekali. Baguslah kalau begitu” Eomma mertuaku tersenyum dengan senangnya mendengar berita itu
.
Aku hanya bisa meremas kedua tanganku. Entah mengapa aku sangat gugup. Aku dan Baekhyun oppa dalam keadaan hubungan yang kurang baik saat ini. Apa yang harus kukatakan kepada kedua mertuaku yang sangat menyayangiku ini?
.
“Aku pulang…” Ucap Baekhyun oppa memasuki rumah kami
“Ah Baekhyun. Duduklah. Kami ingin bicara denganmu” Ucap abeoji
“Ada apa menyuruhku pulang cepat? Apa ada masalah?”
“Aniya. Kami ingin mengajak kalian berdua ke Jeju 2 minggu lagi. Bagaimana? Kau mau ikut kan?”
“Aku sibuk appa. Ajak Jihye saja”
.
“Baekhyun-ah. Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Apa kau tidak kasihan kepada Jihye? Selama ini kau tidak pernah mengajaknya jalan-jalan. Bahkan ke mall atau ke rumah makan saja tidak pernah kan? Anggap saja ini kesempatan honeymoon kalian” Sela eomoni menjelaskan maksud dan tujuannya
“Ya sudah. Ajak Jihye saja kalau memang kalian kasihan kepada Jihye. Aku memiliki tanggung jawab kepada pekerjaanku eomma”
“Kau juga memiliki tanggung jawab terhadap istrimu dan keluargamu Baekhyun. Kau tahu… Eomma sudah ingin menimang cucu. Sudah 2 tahun kalian menikah tapi apakah kalian tidak ingin memiliki anak?”
.
Pertanyaan eomoni membuat kami semua diam. Sekilas aku melihat ekspresi wajah Baekhyun oppa yang tampak kesal. dia hanya menunduk namun aku tahu dia pasti ingin mengelak perkataan eommanya
.
“Aigoo kenapa jadi canggung begini? Sudahlah yeobo, mereka juga pasti ingin memiliki anak. Dan pasti mereka sudah berusaha” Abeoji mencoba mencairkan suasana
“Tapi kalau Baekhyun terus sibuk, stress dan sering meninggalkan istrinya sendirian di rumah maka kesempatan mereka memiliki anak lebih kecil. Ayolah, kami ingin membawa kalian ke suasana baru. Agar kalian tidak stress. Dan siapa tahu dengan kalian ikut kami berwisata, kalian bisa lebih nyaman”
.
Aku tidak berani menjawab dan mengatakan apapun. Aku hanya diam sambil menunggu jawaban dari Baekhyun oppa
.
“Geurae, kami ikut” Jawab Baekhyun oppa setelah menghelakan nafasnya
.
Setelah kedua mertuaku pulang, aku dan Baekhyun oppa segera kembali ke kamar. Baekhyun oppa masih tetap sama. Diam dan tidak memperdulikanku
.
“Oppa nanti mau makan apa?”
“Terserah”
“Mau makan malam di rumah kan?”
“Hm?”
“Aku… masak dulu ne”
“…” Tidak ada jawaban dari Baekhyun oppa namun Baekhyun oppa malah sibuk dengan laptopnya
.
Aku segera beranjak untuk mulai memasak. Di tengah kegiatan memasakku, tiba-tiba aku teringat akan pakaian yang kujemur kemarin pasti sudah kering. Aku segera berlari meuju halaman belakang rumahku untuk mengambil pakaian yang sudah kering itu. Baik pakaianku, pakaian Baekhyun oppa dan beberapa sprei kuangkat dengan susah payah karena cukup banyak
.
“JIHYE-YA! YAK! DIMANA KAU?!” Kudengar suara dari Baekhyun oppa berteriak mencariku. Sontak pakaian yang tadi kupegang langsung kulempar dan tergeletak begitu saja di tanah karena aku langsung berlari menuju Baekhyun oppa
.
“N-ne oppa?” Tanyaku dengan nafas yang tersengal ternyata Baekhyun oppa sedang di dapur
“DARI MANA SAJA KAU? LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN!” Baekhyun oppa menunjuk ke arah penggorengan yang sudah menghitam di atas kompor
“Astaga. Mianhae, aku lupa”
“Coba aku tidak ke dapur dan mematikan kompornya, rumah ini bisa meledak. Dasar bodoh!”
“Mi-mianhae oppa. Tadi aku mengangkat jemuran”
“Ceroboh sekali kau ini. Kan bisa selesaikan dulu masakmu”
“Mi-mianhae… oppa” Air mataku mulai menetes dan aku sangat takut melihat sorot mata penuh kemarahan dari Baekhyun oppa
“Bersihkan ini semua dan aku tidak ingin aroma hangus ini masih ada di dalam rumahku. Tapi aku juga tidak ingin terlambat makan malam. Arraseo?!” Baekhyun oppa segera pergi meninggalkanku namun tubuhnya menabrak tubuhku sampai aku terjatuh
.
Tangisku semakin pecah. Aku merangkak mencari pegangan karena tubuhku terlalu lemas untuk berdiri. Aku tidak bisa melawan. Aku bodoh, aku istri yang payah, aku tidak bisa membuat suamiku bahagia sedikitpun. Apa yang harus kulakukan?
.
“JANGAN MENANGIS TERUS! LAKUKAN TUGASMU JIHYE!” Teriak Baekhyun oppa dari dalam kamar
.
Aku berusaha membersihkan sisa makanan yang sudah hangus itu dengan cepat. Aku juga mencuci dan mengelap segala perabotan yang terkena imbas dari hangusnya makanan yang kumasak tadi. Kulihat bahan makanan sudah hampir habis. Kurasa jika aku memasak lagi hanya akan cukup untuk Baekhyun oppa saja
.
Setelah selesai membersihkan dapur, aku teringat akan pakaian yang tadi kubiarkan di tanah saat aku berlari menghampiri Baekhyun oppa. Dengan segera aku membereskan baju-baju itu dan ternyata ada beberapa baju yang kembali kotor terkena tanah saat kulempar tadi
.
Untung saja sebagian baju yang kotor adalah bajuku sehingga kalau aku harus mencuci lagi maka Baekhyun oppa tidak marah
.
Sampai aku selesai memasak, Baekhyun oppa juga sudah siap di meja makan sehingga kami memulai acara makan malam kami. Atau lebih tepatnya makan malam Baekhyun oppa. Nasi yang kusediakan memang cukup untuk kami berdua. Namun untuk sayur dan lauknya hanya cukup untuk Baekhyun oppa
.
Seperti biasa aku mengambil porsi makanan untuk Baekhyun oppa. Namun Baekhyun oppa tidak peduli apakah aku makan atau tidak. Aku hanya duduk disampingnya menunggu sampai Baekhyun oppa selesai makan lalu mencuci piringnya
.
Aku hanya memakan nasi tanpa lauk dan sayur. Rasanya sangat tidak nyaman. Tenggorokanku kering, dan aku juga hanya bisa meminum air putih jika aku mulai merasa mual akibat aku hanya memakan nasi tanpa sayur dan lauk apapun
.
Aku kembali menahan tangisku. Aku juga ingin makan makanan yang lengkap. Bukan seperti ini. Aku seperti anjing yang disingkirkan oleh majikannya. Padahal makanan ini aku sendiri yang memasak. Tapi aku tidak mendapatkan jatah untuk makananku. Aku menahan agar tidak menangis di depan Baekhyun oppa. Karena kalau aku menangis bisa-bisa Baekhyun oppa menyiksaku lagi
.
Setelah Baekhyun oppa menyelesaikan makan malamnya, dia segera kembali ke kamar tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku membersihkan alat makan yang digunakan oleh Baekhyun oppa dan mencucinya. Yah, setidaknya aku bersyukur malam ini perutku tidak kubiarkan kosong walau aku hanya makan nasi dan minum air putih
.
Setelah aku selesai mencuci piring, aku segera kembali ke kamar dan langsung menuju tempat tidurku. Tiba-tiba Baekhyun oppa mendekatiku dan memberikan beberapa lembar uang untukku
.
“Uang belanjamu” Ucapnya dengan tatapan tajam khas miliknya yang menusuk jauh ke dalam mataku
“Gomawo oppa”
.
Setelah itu Baekhyun oppa kembali ke meja kerjanya dan aku merebahkan diri di tempat tidurku, berniat untuk tidur agar bisa mengistirahatkan pikiranku. Bahkan kalau bisa aku ingin lupa akan kejadian-kejadian akhir-akhir ini. Aku cukup lelah. 2 tahun menjalani pernikahan yang selalu seperti ini. Tidak ada perubahan, tidak ada perkembangan yang baik. Dan kejadian-kejadian ini hanya aku, Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa yang tahu. Tidak ada orang lain
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang