Part 8

300 26 0
                                    

Aku menunggu sampai hampir 1 jam sendirian di kedai ice cream itu, tapi aku tidak mendapat jawaban apapun. Chanyeol oppa tidak menjawab telfonku, voice note ku, apalagi kembali ke kedai itu untuk menjemputku. Akhirnya dengan mata sembab aku memutuskan untuk pulang dan sekarang aku sedang memandangi seisi rumahku
.
Rumah yang cukup besar, pemberian dari mertuaku. Aku melihat foto pernikahanku dengan Baekhyun oppa. Pernikahan yang memang tidak dilandasi cinta. Hanya keterpaksaan. Aku tidak menyalahkan eomma. Bahkan aku tidak bisa marah sedikitpun kepada eomma. Tapi apa alasanku untuk bertahan sekarang? Aku memutuskan untuk menelfon appa. Aku ingin mendengar suara yang menenangkan dari appa karena beberapa hari terakhir aku selalu dibentak oleh Baekhyun oppa dan bahkan hari ini aku dibentak oleh Chanyeol oppa
.
(Telfon)
“Appa?”
“Ne putriku tercinta, waeyo? Kau merindukan appa?”
“Ne appa. Bogoshippoyo”
“Nado. Apa kabarmu sayang?”
“Emmm… Baik. Appa bagaimana?”
“Appa selalu baik kalau kau juga baik. Ada apa menelfon appa?”
“Appa, bagaimana appa dan eomma dulu bisa saling mencintai?”
“Omo, ada apa tiba-tiba kau bertanya seperti ini? Apa ada masalah?”
“A-aniya. Aku… ingin memberi kejutan untuk Baekhyun oppa. Lagipula… selama ini… aku merasa belum menjadi istri yang baik”
“Hh… Jihye sayang, appa tahu pernikahanmu pasti tidak mudah karena kalian belum banyak mengenal sebelumnya. Tapi yang kau lakukan sudah benar”
“Sudah benar? Maksud appa?”
“Kau bilang ingin memberi kejutan kepada suamimu kan? Hal-hal seperti itu yang membuat pernikahan kalian bahagia. Berikan kejutan sederhana, kecil-kecilan saja. Seperti mengecup kening suamimu di pagi hari, memasak makanan kesukaannya, memakai baju yang indah dan berias diri agar suamimu senang itu juga bagus kalau kau melakukannya untuk Baekhyun”
“Apa dulu eomma juga seperti itu? Aku tidak pernah tahu”
“Kau selalu sibuk dengan duniamu nak. Sampai-sampai kau tidak memperhatikan detail kecil yang selalu eommamu berikan kepada appa”
“Beri aku contohnya appa, aku benar-benar tidak tahu”
“Geurae, jadi eommamu akan selalu membangunkan appa setiap pagi dengan kecupan manisnya. Lalu kami saling berpelukan. Setelah itu eomma akan memberikan appa segelas air putih untuk appa minum. Saat appa mandi, eommamu memasak untuk sarapan dengan bumbu yang penuh cinta. Saat appa pulang dari bekerja, eomma akan memakai baju yang indah dengan riasan sederhana namun sangat cantik untuk menyambut appa. Eommamu sangat suka memeluk appa. Dengan begitu, rasa lelah appa akan hilang. Appa membalas semua kasih sayang dan jerih payah eommamu dengan cara membantunya seperti cuci piring, atau sekedar mengelap meja. Karena appa tahu, walau eomma hanya ibu rumah tangga biasa, namun yang dia lakukan cukup berat juga. Kau juga pasti merasakannya kan sekarang?”
“N-ne… appa”
“Nah, appa juga sesekali mengajak eomma jalan-jalan. Untuk melepas stress kami. Kalau kami di rumah terus, pasti akan stress dan mudah memunculkan pertengkaran”
“Tapi… Baekhyun oppa sibuk”
“Appa tahu. Tapi kau harus berusaha membuatnya bahagia dan lupa akan rasa lelahnya ya nak. Dia bekerja keras pasti juga demi kau”
“Emmm… ne appa. Aku akan berusaha”
“Semoga pernikahan kalian selalu diberkahi dan semoga kalian segera diberi momongan ne. Sabar, berdo’a semoga diberi yang terbaik”
“Ne appa. Kamsahamnida”
“Geurae, masih ada yang perlu kau bicarakan lagi?”
“Aniya appa. Sebentar lagi Baekhyun oppa akan pulang”
“Coba lakukan seperti yang eommamu lakukan. Arraseo?”
“Ne appa”
-----
.
Ternyata banyak hal yang belum aku pahami. Di pernikahanku yang hampir menginjak 2 tahun ini seperti waktuku terbuang sia-sia. Aku tidak menganggap suamiku adalah tambatan hatiku. Mungkin selama ini Baekhyun oppa membenciku karena aku tidak memperlakukannya dengan baik. Eomma, bantu aku memperbaiki semua ini. Aku ingin seperti eomma yang bisa membahagiakan appa. Bantu aku eomma
.
Aku memasak untuk Baekhyun oppa. Eomoni pernah mengatakan padaku bahwa Baekhyun oppa menyukai samgyetang. Kurasa masih ada waktu untuk membuat makanan itu. Berbekal resep dari internet, akupun membuat sup berbahan dasar ayam itu
.
Beberapa kali aku melihat jam, aku takut aku kehabisan waktu. Tapi kurasa aku bisa menyelesaikan semuanya sebelum Baekhyun oppa pulang. Saat ini aku tinggal merebus semuanya karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Aku akan berdandan secantik mungkin untuk menyambut Baekhyun oppa
.
Saat aku selesai merias wajahku, kudengar mobil Baekhyun oppa telah memasuki garasi. Aku beranjak menuju pintu rumah untuk menyambut kedatangan Baekhyun oppa. Aku membukakan pintu dan menyambutnya dengan senyuman ramah. Aku membawakan tasnya dan mengikutinya sampai kami berdua masuk ke kamar. Aku sudah terbiasa menyiapkan baju gantinya sehingga untuk yang itu, bukan hal baru lagi untuk kami
.
Baekhyun oppa memandangiku dengan tatapan yang sedikit aneh. Sepertinya dia terkejut. Tapi aku lanjutkan saja semua ini
.
“Setelah oppa selesai mandi dan ganti baju, kita makan ne. Aku sudah memasak samgyetang kesukaan oppa. Saat oppa selesai mandi, samgyetangnya akan matang. Aku tunggu di meja makan ne”
“…” Tetap tidak ada jawaban tapi aku tahu ada perubahan dari tatapan mata Baekhyun oppa
.
“Bagaimana masakanku? Enak?” Tanyaku dengan penuh harap
“Ada apa kau ini?”
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin memasakkan makanan kesukaan oppa. Enak?”
“Hm”
“Enak? Waaah… aku berhasil. Oppa, kalau oppa ingin makan apapun, bilang saja. Mungkin aku belum bisa membuatnya sekarang, tapi aku akan belajar”
“Hm, baguslah”
.
Aku cukup senang mendapat respon dari Baekhyun oppa. Setidaknya ada sedikit penurunan intensitas dalam nada bicaranya
.
“Besok acara bakti sosial itu kan?” Tanya Baekhyun oppa setelah menyelesaikan makanannya
“Ne”
“Kuantar dan kujemput kau seperti biasa”
“Ne oppa. Gomapta"
.
Baekhyun oppa meninggalkan meja makan namun ada perasaan senang dalam hatiku. Dia tidak sedingin biasanya. Nada bicaranya tetap datar namun tidak semenakutkan biasanya. Dan… Baiklah, malam ini aku akan memberinya hadiah. Karena aku masih terlalu canggung untuk melakukan skinship seperti mencium atau memeluknya diluar kegiatan malam kami. Aku akan memperbaiki keadaan ini pelan-pelan
.
Keesokan harinya, setelah kami sarapan, kami berangkat menuju yayasan kanker tempatku melakukan bakti sosial. Aku berusaha memulai pembicaraan walau Baekhyun oppa membalas dengan kata-kata singkat dan apa adanya. Tapi ya sudahlah, ini masih awal. Aku harus tetap berusaha dan membuat pernikahanku ini selamat
.
Sesampainya di yayasan, Baekhyun oppa mengantarku masuk dan akhirnya kami bertemu dengan Dokter Kim serta Yonghwa, istrinya. Baekhyun oppa merangkul pundakku sembari kami berjalan memasuki yayasan. Aroma wangi tubuhnya yang khas sebenarnya sangat melekat dalam pikiranku. Dan jujur, aku sangat menyukainya
.
“Jihye-ssi!” Teriak Yonghwa sambil melambaikan tangannya seperti biasa saat bertemu denganku
“Annyeong” Sapaku ramah
“Aigoo… Dokter spesialis jantung kebanggaan kita ini takut sekali kehilangan istrinya. Istrimu tidak akan hilang walau tidak kau rangkul seperti itu” Canda Dokter Kim
.
“Aku hanya akan merindukannya karena kita akan berpisah sebentar lagi” Canda Baekhyun oppa
“Omo… Seorang Byun Baekhyun ternyata bisa gombal juga ya. Hehehe… Apa kabar kau?”
“Baik. Bagaimana dengan Dokter Kim sendiri?” Baekhyun oppa selalu mencoba sopan dengan memanggil teman sejawatnya dengan panggilan Dokter. Karena itulah aku mengikuti caranya
“Aish, panggil aku Minseok hyung saja. Kita tidak sedang di rumah sakit kan? Aku juga baik. Aku hanya sedang cemas karena sebentar lagi aku akan menghadapi ujian kelulusan agar bisa menjadi dokter spesialis yang hebat seperti kau”
“Jangan berlebihan hyung. Sebenarnya kau jauh lebih hebat dariku”
“Hahaha… Tapi sepertinya saat aku lulus nanti, pasien pertamaku adalah istriku sendiri”
“Mwo? Maksudmu?”
“Yonghwa hamil dan usia kandungannya sudah 2 bulan sekarang”
.
“Jinjja? Chukkae Yonghwa-ssi” Spontan aku meraih tangan Yonghwa dan aku benar-benar ikut bahagia dengan berita ini
“Ne. Doakan kami ne. Kalian juga harus cepat menyusul kami. Kalian sudah menikah lebih dahulu dari kami, masa sampai kami duluan yang punya anak?” Tanggapan Yonghwa sontak membuatku reflek menolehkan kepalaku kepada Baekhyun oppa dan sepertinya dia tidak nyaman dengan sikapku
“Tuhan belum mempercayakan kepada kami. Geurae, aku tinggal dulu. Jihye, nanti kalau sudah selesai segera telfon aku ne” Ucap Baekhyun oppa sambil menepuk pundakku
“Ne oppa”
“Ah, Minseok hyung, jadilah dokter kandungan yang hebat. Nanti aku akan mempercayakan istriku kepadamu. Arraseo?”
“Hahaha… Pasti. Hati-hati di perjalanan ne”
“Ne, gomawo. Ah aku lupa sesuatu” Baekhyun oppa yang sudah hendak pergi mendadak membalikkan badannya dan menarik tubuhku. Dia menciumku di depan Dokter Kim dan Yonghwa
.
Tentu saja mataku terbelalak karena tidak menyangka Baekhyun oppa akan melakukan hal yang mengejutkan seperti ini. Dan tentu saja hal ini menjadikan Yonghwa dan Dokter Kim semakin heboh menggoda kami
.
“Aku pergi ne” Ucap Baekhyun oppa sambil merapikan rambutku. Suaranya sangat lembut dan manis. Nyaris aku menangis karena aku benar-benar menyukai suara itu
“N-ne… hati-hati oppa”
“Hm. Annyeong”
.
Acara bakti sosial pun dimulai. Aku berbaur dengan para istri dokter yang lain. Anak-anak yang ada disana bernasib malang karena harus menanggung rasa sakit di usianya yang masih belia. Kulihat para istri dokter yang sudah berusia lebih tua dariku bisa memperlakukan anak-anak itu dengan baik. Penuh kasih sayang seperti seorang ibu memperlakukan anak kandungnya sendiri. Jiwa keibuan mereka telah terlatih tentu saja karena mereka sudah memiliki anak dan tidak jarang bahkan sudah memiliki cucu
.
Aku juga merasa Yonghwa berusaha belajar menjadi sosok seorang ibu yang baik. Aku sudah melihat perutnya yang membuncit karena pada dasarnya Yonghwa lebih kurus dariku sehingga walau usia kandungannya masih 2 bulan namun sudah tampak ada perbedaan di perutnya
.
Secara tidak sadar aku mengusap perutku sendiri yang masih rata. Ya sedikit buncit sih tapi bukan karena hamil, melainkan karena aku sedikit gendut
.
“Nyonya Byun?” Sapa seseorang tiba-tiba
“Eoh, nyonya Song? Annyeonghaseo” Ucapku sambil membungkuk memberi salam
“Ne, annyeonghaseo. Apa yang kau lakukan disini?”
“Anieyo, hanya melihat-lihat saja”
“Kulihat kau mengusap perutmu. Apa kau sedang hamil?”
“Eoh? Emm… Tidak, hanya… terlalu kenyang, tadi saya sarapan terlalu banyak. Hehehe…” Dustaku
“Aigoo… sahabatmu sudah hamil. Kapan kau hamil juga? Mereka adalah pengantin muda lho. Lebih muda dari kau dan Dokter Byun. Bahkan kulihat kau dan Dokter Byun jauh lebih mesra daripada Dokter Kim dan Nyonya Kim” Ucap nyonya Song yang ternyata membuat hatiku cukup sakit
“Mungkin… belum waktunya. Saya… minta doanya saja”
“Pasti. Tapi jangan lupa berusaha juga. Yang lain bisa kenapa kau tidak bisa? Kalian berdua sehat kan?”
“Hm? Se-sehat kok” Aku kembali berbohong karena aku tidak tahu status kesuburanku dan Baekhyun oppa
“Geurae, aku menunggu kabar baik dari kalian agar putriku semakin yakin dengan keputusanku karena aku menceritakan tentang kisah kalian kepadanya”
“Mwo? N-ne… Nyonya Song”
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang