Part 19

332 27 1
                                    

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Baekhyun oppa saat aku mengatakan hal itu kepadanya. Aku takut dia semakin marah. Dan sejujurnya aku berharap Chanyeol oppa bisa melindungiku. Aku memandangi Baekhyun oppa yang seakan bersujud kepadaku meminta maaf, tapi aku malah melirik kepada Chanyeol oppa meminta bantuan
.
“Maafkan suamimu” Ucap Chanyeol oppa lirih seakan mengerti arti tatapan mataku
“…” Aku menggelengkan kepalaku karena aku tidak bisa yakin dengan semudah itu
.
Aku menarik tanganku yang sedang digenggam oleh Baekhyun oppa dan beralih memeluk perutku yang membuncit lalu membuang muka dan memejamkan mataku
.
“Hyung, kalau kau mau, bisakah kita bicara sebentar di luar?” Tanya Chanyeol oppa
“Hm, kita keluar. Hyung, aku titip istriku” Jawab Baekhyun oppa yang sepertinya meminta tolong kepada Minseok oppa
.
Setelah kedua lelaki itu pergi, aku membuka mataku dan melihat Minseok oppa masih disisiku. Aku mengehelakan nafasku penuh kelegaan walau aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Chanyeol oppa
.
“Jihye-ya”
“Ne, Dokter”
“Aku tahu yang kau alami ini sangat berat. Tapi cobalah pelan-pelan kau menerima suamimu lagi. Anak ini adalah anak Baekhyun juga. Dan dengan dia meminta maaf seperti tadi, bukankan itu tandanya dia menyadari kesalahannya kan?”
“Dokter tidak tahu bagaimana bringasnya Baekhyun oppa saat sedang marah, saat dia membentakku bahkan memukulku. Kami jarang berkomunikasi bahkan kami tidak pernah saling mengetahui isi hati satu sama lain. Namun dia selalu memaksaku untuk melaksanakan “kewajiban” kami sebagai suami istri kapanpun dia mau. Bahkan saat aku lelah atau sakitpun dia tidak peduli. Apa itu namanya bukan penyiksaan?”
“Aku juga tidak menyangka Baekhyun ternyata seperti itu. Tapi sekarang kami semua sudah mengetahuinya dan pasti kami akan melindungimu. Kalian harus bisa berdamai dan memperbaiki keadaan”
.
“Aku ingin merawat anak ini sendiri saja”
“Jangan berkata seperti itu Jihye. Anak ini butuh appa. Kau masih sangat muda dan emosimu juga masih labil”
“Ada Chanyeol oppa”
“Jihye… Suamimu adalah Baekhyun, appa kandung dari bayimu adalah Baekhyun. Menantu dari appa dan mendiang eommamu adalah Baekhyun. Yang berjanji di hadapan Tuhan untuk hidup bersamamu adalah Baekhyun. Apapun kesalahannya, dia sudah menyesalinya dan mau berubah. Sebelum semuanya terlambat, pikirkanlah matang-matang. Aku permisi dulu, kalau ada apa-apa kau bisa memencet tombol merah itu”
.
Aku mencerna kalimat Minseok oppa dan sebenarnya aku sendiri memikirkan hal itu. Aku tidak ingin mengecewakan mendiang eomma. Aku juga tidak ingin mempermainkan hakikat pernikahan. Tapi aku terlalu takut. Dan seakan Tuhan mengirimkan Chanyeol oppa untuk melindungiku walau dia bukan suamiku. Apakah aku salah jika aku lebih berharap pada Chanyeol oppa?
.
Saat Baekhyun oppa kembali memasuki kamarku, aku pura-pura tertidur. Sepertinya Chanyeol oppa sudah tidak ada disini. Baekhyun oppa mengusap kepalaku seperti saat kami sedang berakting. Apakah sekarang ada orang lain sehingga Baekhyun oppa harus berakting?
.
Lama kelamaan, aku benar-benar tertidur. Sampai akhirnya appa, abeoji dan eomoni datang sore harinya dan aku harus bangun dari tidurku. Semua orang menangisi kondisiku. Bahkan mereka yang seharusnya bahagia karena mereka akan memiliki cucu, kini mereka sibuk menyeka air matanya dan meminta maaf kepadaku
.
“Kau mau memaafkan Baekhyun kan nak?” Tanya eomoni
“Saya… tidak tahu eomoni”
“Kami yang akan menjamin keselamatanmu dan anakmu. Dia juga cucu kami jadi kami pasti melindunginya bagaimanapun caranya” Sela abeoji
“Baekhyun oppa tidak sepenuhnya salah. Saya juga salah karena saya memang bodoh. Saya tidak bisa menjadi istri yang baik yang dapat melayani Baekhyun oppa”
“Kalian berdua salah nak. Tapi berusahalah memperbaiki semuanya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang jika orang itu tidak berusaha” Appa juga ikut meyakinkanku
.
“Bicara sayang, komunikasi dan kepercayaan itu yang penting. Kau harus berbicara dengan Baekhyun, Baekhyun sudah kami nasehati panjang lebar. Kau juga harus bisa memberi kesempatan dan kepercayaan untuk Baekhyun agar dia bisa berubah. Kau mengerti kan Jihye?”
“Eomoni…”
“Kami menyayangimu Jihye. Aku dan mendiang eommamu percaya kalau kau dan Baekhyun akan menjadi suami istri yang bahagia. Bantu kami mewujudkannya”
“Tapi Baekhyun oppa tidak bisa percaya kepada saya. Saya harus bagaimana eomoni?”
“Tanamkan rasa percaya itu pada dirimu dulu. Yakinlah bahwa semuanya akan berubah dan bisa menjadi lebih baik. Arraseo? Demi keselamatanmu dan bayimu juga nak. Kau jangan sampai stress”
“Akan saya usahakan”
.
Setelah semua anggota keluarga pulang, kini Baekhyun oppa yang mendatangi kamar rawatku. Dia datang dengan tubuh yang lemas dan menunduk. Aku tahu pasti dia merasa bersalah
.
“Jihye…”
“…”
“Apa kau tidak mau memaafkanku?”
“Oppa sendiri yang tidak ingin aku kembali”
“Maafkan aku. Aku emosi saat itu”
“Apa oppa ingin anak ini mengakui oppa sebagai appanya?”
“Jihye-ya… Jebal”
“Tidak akan”
“Mianhae”
.
“Izinkan aku mengundang Chanyeol oppa untuk menemaniku malam ini”
“Mwo? Tapi aku bisa menemanimu Jihye”
“Oppa sibuk, dan maaf aku tidak bisa memasak untuk makan malam oppa. Biasanya oppa juga harus menyelesaikan tugas kantor kan sampai malam? Maaf aku tidak bisa menyiapkan air putih. Oh iya, untuk besok, maaf aku tidak bisa menyiapkan baju kerja oppa dan tidak bisa memasakkan sarapan. Jadi oppa pasti akan sibuk. Aku tidak mau oppa terganggu karena harus menungguiku. Biar Chanyeol oppa saja yang menemani aku tanpa harus memarahiku apalagi memukulku”
.
Entah keberanian darimana aku berhasil mengutarakan perasaanku kepada Baekhyun oppa saat ini. Aku pikir Baekhyun oppa akan marah namun nyatanya dia semakin menunduk bahkan tidak menjawab perkataanku. Aku sedikit merasa iba karena sepertinya dia benar-benar tulus meminta maaf
.
“Geurae, telfonlah Chanyeol. Mau menggunakan ponselku?” Tawarnya
“Tidak usah. Biar aku telfon sendiri saja”
“Aku tunggu disini sampai Chanyeol datang ne”
“Terserah oppa saja”
.
Aku menelfon Chanyeol oppa untuk meminta tolong menemaniku malam ini di rumah sakit. Toh juga beberapa minggu terakhir dia selalu merawatku dan sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Awalnya dia enggan datang, namun setelah aku meyakinkan bahwa Baekhyun oppa sudah memberi izin, akhirnya dia mau datang dan menemaniku
.
Selama menunggu kedatangan Chanyeol oppa, aku dan Baekhyun oppa tidak saling bicara. Kami hanya diam bahkan tidak saling memandang. Sampai akhirnya beberapa kali aku kembali merasakan kram di perutku lagi dan aku berusaha menenangkannya dengan mengusap perutku sendiri
.
“Apa masih sakit?” Tanya Baekhyun oppa namun aku tidak menjawabnya
.
“Aku panggilkan perawat ne. Atau kupanggilkan bidan yang bertugas” Tawarnya lagi
“Tidak usah”
.
Tidak lama kemudian, Chanyeol oppa datang dan membuatku tersenyum bahagia menyambut kedatangannya yang sepertinya membawa susu kesukaanku
.
“OPPA!” Pekikku
“Annyeong Jihye-ya. Eoh, anyeonghaseyo hyung” Ucap Chanyeol oppa memberi salam kepada Baekhyun oppa
“Ne, annyeonghaseyo” Jawab Baekhyun oppa
.
“Oppa bawa apa?” Tanyaku
“Ini aku bawakan susu kesukaanmu. Kau mau kan?”
“WAAAH… AKU MAU”
“Sudah makan malam?”
“Shiro, mual. Makanannya tidak enak”
“Jadi kau belum makan?”
“…” Aku menggelengkan kepalaku manja
“Makanlah walau sedikit. Kau baru boleh minum susu ini setelah makan malam”
“Shiro!”
“Jihye-ya”
“Ne ne aku makan” Perlahan aku duduk dan mengambil makan malam yang belum kusentuh. Bahkan Baekhyun oppa tidak sedikitpun mengingatkanku untuk memakan makan malamku tadi
“Nah, begitu kan bagus. Agar kau cepat sembuh dan bayimu bisa sehat lagi”
“Ne oppa” Senyumku sangat renyah dan seakan tidak ada beban sedikitpun
.
“Aku… permisi pulang dulu. Bisa kutitipkan Jihye padamu kan… Chanyeol-ssi?” Tanya Baekhyun oppa dengan suara yang sangat lirih
“Ne hyung. Aku akan menjaganya, kau tenang saja”
.
“Jihye… aku pulang dulu ne”
“…” Aku masih sibuk dengan makananku tanpa melihat Baekhyun oppa sedikitpun
“Semoga cepat sembuh” Ucapnya sambil berusaha mengusap kepalaku namun aku menghindar dan membuatnya akhirnya menghelakan nafas kecewa
.
Setelah Baekhyun oppa pulang, aku menyelesaikan makan malamku dan meminta susu kotak kesukaanku kepada Chanyeol oppa. Chanyeol oppa menyiapkan semuanya dengan senyum manis dan dengan lupa lesung pipi indah itu yang akan selalu menghiasi wajah tampannya
.
“Gomawo oppa”
“Kau senang?”
“Hm, sangat senang”
“Bagaimana keadaan si kecil?”
“Entahlah, aku merasakan kram lagi tadi setelah menelfon oppa”
“Sudah kau laporkan kepada perawat atau bidan yang bertugas?”
“Belum”
“Wae?”
“Gwenchana. Mungkin karena aku masih sedikit tertekan”
.
“Jihye-ya”
“Ne?”
“Apa kau memperlakukan suamimu seperti itu sejak tadi?”
“Seperti itu bagaimana?”
“Kau mengabaikan suamimu, bahkan menghindar saat dia ingin menyentuhmu. Kau juga lebih memilih aktif bicara denganku daripada bicara dengannya. Itu tidak baik Jihye”
“Dia yang memulai”
“Dia sudah menyadari kesalahannya. Dia juga sudah menyesal dan benar-benar tulus meminta maaf”
.
“Darimana oppa tahu? Bisa saja dia hanya bicara seperti itu sekarang, tapi di masa depan dia bisa mengulangi perbuatannya lagi”
“Aku jamin dia akan berubah. Mungkin tidak secepat itu. Tapi beri dia waktu, beri dia kesempatan dan kepercayaan untuk berubah lebih baik”
“Kenapa semua orang berkata seperti itu sih?”
“Karena memang seharusnya seperti itu”
“Aku tidak mau. Aku mau bersama oppa”
“Tidak mungkin Jihye…”
“Oppa sangat baik kepadaku. Bagaimana suamiku sendiri tidak bisa sebaik oppa?”
“Semua orang punya sifat masing-masing. Aku memang sempat mencintaimu dulu. Tapi sekarang aku sadar aku tidak berhak atas dirimu lagi karena kau sudah memiliki suami Jihye”
.
“Kalau begitu nikahi aku dan aku akan berce… Akh… Sakit” Tiba-tiba perutku kembali kram dan sangat sakit. Aku memeluk perutku sendiri dan akhirnya menangis karena tidak tahan
“Ji-jihye? Astaga… Tarik nafas, tenangkan dirimu”
“Sakit oppa. Hiks...”
.
Chanyeol oppa memanggil perawat dan bidan untuk menolongku. Sepertinya dia juga menelfon Baekhyun oppa untuk mengabarinya yang aku yakin belum sampai di rumah. Beberapa perawat juga sudah menelfon Minseok oppa karena aku kembali butuh pertolongan cepat
.
“Sudah kubilang jangan berikan tekanan untuk istrimu Baekhyun!” Murka Minseok oppa setelah datang dan melihat kondisiku
“Aku tidak melakukan apapun hyung, bahkan aku mengizinkan Chanyeol untuk menemaninya padahal aku ingin sekali menemaninya malam ini. Aku memilih pulang agar dia tidak tertekan karena kehadiranku hyung! Apa yang harus kulakukan lagi?” Sanggah Baekhyun oppa
.
.
.
TBC
Vomen please 🙏🙏🙏

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang