Part 3

345 29 2
                                    

Baekhyun oppa segera mandi dan mempersiapkan dirinya untuk segera berangkat menuju tempat meeting yang sudah disepakati. Aku hanya diminta tolongi untuk menyiapkan baju untuknya dan setelah Baekhyun oppa selesai menganakan pakaiannya itu, ya sudah, Baekhyun oppa akan berangkat tanpa aku tahu kapan dia pulang
.
Kalau sudah begini mau tidak mau aku akan malam sendiri. Aku ingin makan malam bersama Chanyeol oppa, tapi aku tidak yakin dia sudah selesai menuntaskan pekerjaannya atau belum. Walau pada akhirnya tetap saja aku menelfonnya
.
(Telfon)
“Oppa sedang dimana?”
“Aku masih di studio. Wae?”
“Sudah makan malam?”
“Belum. Kau sudah makan malam?”
“Baekhyun oppa sedang meeting. Aku sendirian”
“Mau kuantar beli makanan? Tapi kalau kita keluar berdua sekarang resikonya tinggi Jihye-ya”
“Hm, arraseo”
“Kau takut?”
“Oppa tahu sendiri kan, aku tidak pernah berani sendirian”
“Arra. Makanlah, akan kutemani sampai suamimu pulang”
“Tapi oppa sibuk. Nanti aku malah mengganggu pekerjaanmu”
“Aku suka kalau kau yang mengganggu. Hehehe… Sudah, siapkan makananmu lalu makanlah. Loudspeaker saja ponselmu”
“Ne oppa”
“Makan apa?”
“Ramyeon saja”
“Eh, pesan makanan sana, kau tidak sempat memasak ya?”
“Hm, Baekhyun oppa tidak makan di rumah, aku malas memasak”
“Aku pesankan makanan ne”
“Tidak usah. Aku sudah memasak ramyeon”
“Kau terlalu sering makan ramyeon Jihye-ya”
“Terpaksa. Hehehe… Bagaimana perkembangan musikmu?”
“Bagus. Semoga malam ini selesai. Tapi besok sepertinya kau tidak bisa ikut kesini. Ini saja aku tidak tahu aku bisa pulang atau tidak”
“Ah iya, aku baru ingat. Aku besok juga ada pertemuan dengan para istri Dokter. Jadi aku besok tidak bisa menemanimu”
“Ah bagus kalau begitu”
“Tapi aku khawatir deh”
“Wae? Kau kan sudah beberapa kali menghadiri pertemuan itu”
“Ne, tapi aku tidak nyaman berada di tengah orang-orang itu. Mereka banyak mengetahui tentang medis dan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Bahkan kabar terkini kondisi sekitar juga mereka tahu karena suami-suami mereka selalu berbagi dengan mereka. Sedangkan aku? Cara membersihkan luka yang benar saja aku tidak tahu. Baekhyun oppa kan tidak pernah berbagi apapun denganku”
“Kau pasti bisa. Jangan gugup. Jawab sebisamu saja. Yang tenang ne”
“Huft, semoga aku bisa”
“Semangaaaat!!!!! Seperti yang selalu kau katakan padaku kan? Hehehe…”
“Hehehe… Ne oppa”
“…”
“…”
“Sudah habis makanmu?”
“Sudah”
“Belum ada tanda-tanda dia pulang?”
“Wae? Oppa takut?”
“Ottokhae Jihye-ya. Tidak mungkin kita telfon seperti ini kalau suamimu sudah pulang. Aku tidak mau mati dibunuh oleh suamimu. Laguku belum rilis. Hehehe…”
“Tenang saja. Oppa tidak akan mati. Mungkin hanya sekarat. Hahaha…”
“Aish jahatnya”
“Eh oppa. Sepertinya Baekhyun oppa datang. Aku tutup ne telfonnya. Gomawo”
“Hm, jaljayo. Annyeong”
-----
.
Selama aku makan dan mencuci piring tadi, aku melanjutkan mengobrol dengan Chanyeol oppa di meja makan. Sehingga sekarang aku harus menutup telfonku lari menuju kamarku sebelum Baekhyun oppa memasuki rumah. Kupikir Baekhyun oppa akan meeting sampai larut malam. Ternyata jam segini malah sudah pulang
.
Aku memang penakut. Aku tidak pernah berani sendirian di rumah. Sejak kecil aku selalu mencari teman jika aku sendirian. Maka dari itu aku selalu meminta Chanyeol oppa untuk menemaniku karena aku tidak memiliki banyak teman wanita. Terutama setelah aku menikah. Ada beberapa hal yang membuatku harus menjaga jarak dengan mereka. Tapi Baekhyun oppa tidak pernah tahu jika aku penakut, jika aku tidak berani melakukan apapun sendirian, jika aku selalu ingin mencari teman untuk ngobrol. Beberapa kali aku memancing pembicaraan dengan Baekhyun oppa tapi balasan yang kudapat selalu sama. Dingin dan pembicaraan tidak berlangsung lama
.
“Oppa sudah pulang?”
“Hm”
“Meeting nya hanya sebentar?”
“Ne”
“Mau… langsung tidur?”
“…”
.
Baekhyun oppa tidak menjawab tapi beranjak menuju kamar mandi. Mungkin untuk membersihkan dirinya dan mengganti bajunya. Walau kami sering melakukan hubungan suami istri, namun kami tidak pernah memperlihatkan tubuh kami secara terang-terangan. Kami benar-benar seperti orang asing. Untuk urusan malam hari, sepertinya itu pengecualian dan itupun kami lakukan tanpa pembicaraan apapun
.
Aku merebahkan tubuhku terlebih dahulu dan mencoba memejamkan mataku. Tidak lama kemudian, Baekhyun oppa juga tidur di sampingku
.
“Besok kau berangkat bersamaku”
“N-ne?”
“Pertemuan itu di rumah sakitku. Aku harus mengantarmu ke pertemuan itu. Persiapkan semuanya”
“Ne… oppa”
.
Sama seperti sebelumnya. Jika ada pertemuan atau apapun yang mengharuskan kami datang berdua, kami akan datang dan berlagak seperti suami istri normal seperti yang lain. Menjadi aktor dan aktris yang handal dalam menebarkan senyum manis kami yang benar-benar tidak muncul dari dalam hati kami
.
Keesokan harinya, aku dan Baekhyun oppa pergi ke rumah sakit tempat Baekhyun oppa bekerja bersama-sama. Aku harus menghadiri pertemuan di aula rumah sakit itu. Baekhyun oppa juga harus mengantarku sampai ke aula
.
Kami berjalan beriringan sambil berpegangan tangan. Sungguh romantis. Tubuh Baekhyun oppa itu selalu hangat. Ketika Baekhyun oppa memelukku saat dia tidur juga aku merasakan nyaman karena aku selalu kedinginan. Begitu pula saat ini, aku sangat menikmati kehangatan dari lengan Baekhyun oppa yang kutautkan dengan lenganku. Jika aku boleh jujur, aku tidak ingin ini semua palsu. Aku ingin menjalani kehidupan rumah tanggaku dengan hangat seperti ini. Bukan dingin dan gelap
.
“Jihye-ssi!” Teriak seorang wanita muda yang sudah kukenal sebelumnya sambil mengangkat tangannya
“Kau kenal dekat?” Bisik Baekhyun oppa kepadaku
“Ne, aku kenal”
“Geurae kita kesana” Baekhyun oppa mengajakku menghampiri wanita itu yang tampak berdiri sendirian
.
“Annyeong Yonghwa-ssi” Sapaku
“Annyeong Jihye-ssi. Oh, annyeonghaseyo Dokter Byun”
“Ne annyeonghaseyo. Ah dimana Dokter Kim?” Balas Baekhyun oppa dengan sangat lembut
“Dia tidak bisa mengantarku karena ada urusan. Dia sedang berjuang untuk pendidikan spesialisnya sekarang agar bisa sehebat anda Dokter Byun”
“Ah tidak seperti itu. Dokter Kim jauh lebih hebat dari aku walau dia sekarang belum menjadi dokter spesialis. Dedikasinya sangat tinggi. Baiklah, aku titip istriku. Aku permisi dulu”
“Ne Dokter Byun”
.
“Aku pergi dulu ne. Kalau sudah selesai segera telfon aku” Baekhyun oppa berbicara kepadaku dengan senyum manisnya sambil mengusap rambutku
“Ne oppa. Hati-hati”
“Hm, annyeong” …chup… Tiba-tiba Baekhyun oppa mencium keningku yang sontak membuat kedua mataku terbelalak
.
“Aigoo… manis sekali suamimu. Aku iri deh” Ucap Yonghwa setelah Baekhyun oppa pergi
“Hehehe… ya… seperti itulah suamiku” Jawabku dengan menahan segala gejolak yang menolak dari batin ini
.
“Kau bersamaku saja ne. Aku tidak nyaman dengan beliau-beliau yang sudah tua. Hanya kita berdua yang seumuran disini”
“Hm, aku juga hanya nyaman jika bersamamu. Hehehe… Tapi kita juga harus bergabung dengan mereka saat acara dimulai nanti”
“Ne ne… tapi jangan jauh-jauh dariku ne”
“Arraseo”
.
Biasanya kami melakukan coffee break dahulu sebelum pertemuan dimulai. Setelah itu baru kami mengadakan makan siang bersama. Saat makan siang inilah saat-saat yang paling menegangkan untukku. Padahal waktu makan siang adalah waktu yang paling santai dan menyenangkan bagi orang lain, dan disitulah mereka mulai bertanya hal-hal yang tidak ingin kudengar
.
“Nyonya Byun, mohon maaf saya ingin bertanya kepadamu. Boleh kan?” Tanya seorang istri dokter yang usianya jauh lebih tua dibandingkan denganku
“N-ne, nyonya Song?”
“Aku ingin menikahkan putriku dengan lelaki yang sudah kupilihkan. Kira-kira bagaimana tips agar putriku mau dan menerima calon suaminya ini ne? Kulihat kau dan Dokter Byun tampak sangat bahagia dan harmonis padahal pernikahan kalian juga berawal dari perjodohan kan? Bahkan kalian belum saling kenal sebelumnya”
“A-anda… tahu darimana tentang itu?”
“Aku mencari tahu. Karena aku takut putriku menolak pernikahan ini. Dan bagaimana caramu menjalani rumah tanggamu yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun ini?”
“Ah… begitu… Ne, saya… dan Baekhyun oppa… memang tidak saling kenal sebelumnya. Tapi… kami percaya pada pilihan orang tua kami. Jadi kami menerimanya dengan senang hati” Jawabku penuh keraguan
“Wah daebak. Lalu bagaimana proses agar kalian dekat dan mengenal satu sama lain? Kulihat tadi kalian sangat mesra saat Dokter Byun hendak pergi”
“Emm… bagaimana ne? Saya… juga tidak tahu. Mungkin… seiring berjalannya waktu… Kami bisa saling mengenal satu sama lain”
“Ah aku tahu. Pasti kuncinya ada di komunikasi dan saling percaya. Benar kan?”
“N-ne. Anda benar”
“Geurae, aku akan meyakinkan putriku. Ah iya, bagaimana kabar kalian? Sudah setahun lebih menikah, apa tidak ingin punya momongan?”
“Emm… Mungkin Tuhan belum percaya kepada kami”
.
“Tapi kalian ingin punya anak dan sedang berusaha kan?”
“N-ne, kami… berusaha”
“Bagus. Semoga pernikahan kalian diberkahi ne. Dan semoga rumah tangga putriku kelak bisa harmonis seperti kalian”
.
Sungguh, kalau ada penghargaan suami istri dengan komunikasi dan rasa saling percaya terburuk maka penghargaan itu akan jatuh kepadaku dan Baekhyun oppa. Semua suami istri pasti akan menganggap komunikasi dan rasa saling percaya adalah yang terpenting. Namun nyatanya, kedua hal itu tidak ada dalam pernikahaku dan Baekhyun oppa. Maka dari itu aku tidak terfikirkan bahwa jawaban itulah yang seharusnya muncul dari bibirku
.
Setelah acara selesai, aku menelfon Baekhyun oppa untuk menjemputku. Aku masih berada di sebelah Yonghwa. Karena aku hanya nyambung jika ngobrol dengan Yonghwa. Para istri dokter yang lain ada yang masih mengobrol, ada juga yang sudah pulang baik dijemput oleh suaminya atau pulang bersama sopir mereka
.
“Sudah selesai?”
“Eoh, ne oppa. Sudah selesai”
“Geurae, kuantar kau pulang. Setelah itu aku akan melanjutkan pekerjaanku”
“Kalau oppa masih sibuk, aku pulang sendiri saja”
“Gwenchana”
.
Sungguh, senyum Baekhyun oppa sangatlah menenangkan saat ini. Bolehkah aku berharap ini akan berlangsung selamanya? Bukan hanya pura-pura di saat-saat tertentu saja
.
“Tuh kan? Benar apa dugaanku. Kalian memang pasangan yang sangat serasi dan harmonis. Aku akan meyakinkan putriku agar mau dijodohkan dengan calon menantu pilihanku. Karena seperti yang Nyonya Byun bilang tadi, pilihan orang tua tidak akan salah. Benar kan?” Nyonya Song tiba-tiba menyela pembicaraanku dengan Baekhyun oppa
“N-ne, anda benar” Jawabku dengan senyum yang berusaha kuukir dengan senatural mungkin
“Aigoo… betapa hangatnya perasaanku melihat kalian berdua. Tampan dan cantik. Semoga kalian cepat memiliki anak ne. Agar pernikahan kalian semakin bahagia”
“Kamsahamnida”
“Kami pergi dulu ne nyonya Song. Titip salam untuk Dokter Song, saya harus lanjut bekerja setelah mengantarkan istri saya” Sela Baekhyun oppa yang walau dengan senyuman, tapi aku yakin dia sangat terganggu
“Oh tentu saja. Hati-hati ne”
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang