Part 17

301 29 4
                                    

“Jihye, aku akan pulang larut hari ini. Kau tak apa kan kutinggal sendirian di apartment?” Tanya Chanyeol oppa sambil menggenggam tanganku
“Gwenchana. Aku akan memasakkan makanan untuk oppa nanti malam” Jawabku
“Tidak usah memasak. Aku belikan saja makanan untukmu. Kau tidak boleh terlalu lelah”
“Aku tidak lelah kok. Bayiku baik, dia tidak pernah membuatku susah. Bahkan sejak awal aku tidak terlalu banyak muntah kan?”
“Hm, dia anak yang baik. Boleh aku sentuh dia?”
“Tentu”
.
Chanyeol oppa mengusap perutku yang membuncit. Usia kandunganku sudah memasuki usia 5 bulan. Anehnya saat aku belum mengetahui bahwa aku hamil, perutku tidak terlalu membuncit, namun sekarang, dalam waktu 1 bulan, perubahan di perutku sudah sangat terlihat. Mungkin karena aku menjaga kesehatanku dan memperhatikan asupan giziku jadi aku merasa lebih bugar
.
Chanyeol oppa sangat memperhatikanku dengan segala hal detail yang bahkan tidak pernah dilakukan oleh Baekhyun oppa seperti mengambilkan air minum, membantuku memotong wortel, melipatkan selimutku dan menggenggam tanganku
.
Saat Chanyeol oppa pergi bekerja atau saat dia pulang ke rumahnya, aku hanya menyibukkan diri dengan membereskan apartment ini. Tapi karena tempat ini cukup kecil, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untukku melakukannya
.
Hari sudah siang, tapi tidak ada yang bisa kukerjakan lagi. Aku tidak bisa tidur siang walau tubuhku terasa sangat lelah dan sakit. Mungkin bayiku tidak suka tidur siang. Aku mengaktifkan ponselku sejak beberapa minggu yang lalu. Sangat banyak telfon dan panggilan dari Baekhyun oppa, appa, abeoji, eomoni, Yonghwa, bahkan Minseok oppa. Namun hanya panggilan dan pesan dari appa yang bisa kujawab
.
Aku sudah menelfon appa dan memberi kabar bahwa aku baik-baik saja. Aku belum bisa mengatakan lokasi keberadaanku dengan semua penjelasan yang kukatakan kepada appa. Untung saja appa mengerti dan dia cukup lega karena sudah mengetahui keadaanku. Namun aku tidak memberitahukan bahwa aku sedang hamil sekarang
.
Tiba-tiba aku rindu eomma. Karena Chanyeol oppa pulang larut, tidak ada salahnya kalau aku pergi ke makam eomma sebentar kan?
.
Aku menaiki taxi menuju makam eomma dan tak lupa aku membawa bunga yang sangat wangi untuk menghiasi pusaranya
.
“Eomma annyeong. Bagaimana keadaan eomma? Pasti eomma sedih melihatku sekarang. Maafkan aku eomma. Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Aku tidak marah kepada eomma karena sudah menyuruhku menikah dengan Baekhyun oppa. Eomma mengira Baekhyun oppa memiliki hati yang baik seperti kedua mertuaku kan? Tapi memang dalam hati manusia tidak ada yang tahu. Kedua mertuaku memang sangat baik kepadaku tapi tidak dengan Baekhyun oppa. Bahkan… anak yang sedang kukandung ini, bisa dibilang adalah hasil dari “kekerasan” yang dilakukan oleh Baekhyun oppa. Ottokhae eomma? Aku akan menjadi eomma, ini anakku, apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu eomma. Aku tidak tahu jalan mana yang harus kupilih. Aku tidak punya pembimbing. Tolong aku eomma. Hiks…”
.
Aku memberanikan diri mengatakan semua perasaanku di depan pusara eomma. Aku rindu eomma. Aku rindu belaian lembutnya. Aku menyesal karena tidak banyak waktu yang kuhabiskan bersama eomma dulu
.
Cukup lama aku berdiam diri di depan makam eomma, aku merasakan perutku sedikit kram. Beberapa kali aku merasakan ini namun aku tidak mengatakannya kepada Chanyeol oppa. Aku tidak mau dia khawatir. Aku hanya mencari informasi melalui internet. Saat kami periksa ke dokter kandungan dulu, dokter bilang kandunganku baik. Namun aku tidak mau melihat jenis kelamin anakku. Entahlah, aku hanya terlalu khawatir
.
Semakin lama kram di perutku semakin terasa. Aku mulai takut dan gemetar. Dulu mungkin aku sempat tidak menginginkan anak ini. Namun merasakan pergerakannya yang aktif di dalam rahimku, mendengarkan detak jantungnya saat USG dulu, membuat perasaan sayang dan cintaku tumbuh
.
“Kau kenapa nak? Apa kau kesakitan? Bertahanlah sebentar lagi. Kau kuat, eomma janji akan merawatmu dengan baik kalau kau lahir. Kau mau apa sekarang? Kau mau ice cream? Kita ke kedai ice cream ya, tolong jangan berikan rasa sakit ini kepada eomma” Ucapku sambil mengusap perutku sendiri
.
Aku pergi menuju kedai ice cream favoritku. Aku pun selalu duduk di tempat yang sama. Aku memesan 2 porsi ice cream. 1 rasa cokelat, 1 lagi rasa strawberry. Aku masih menyukai rasa cokelat, namun sepertinya anakku menyukai rasa strawberry karena Chanyeol oppa banyak memiliki makanan dengan rasa strawberry di apartment nya. Mungkin anakku terbiasa dengan aromanya
.
Perlahan perutku terasa lebih ringan dan tenang. Aku tersenyum karena sepertinya keinginan anakku berhasil aku penuhi. Akupun melanjutkan acara makanku. Namun tiba-tiba aku mendengar suara yang kukenal
.
“JIHYE?!”
.
Aku mendengar suara wanita yang memekik memanggil namaku dari arah pintu. Suara itu adalah suara milik Yonghwa dan dengan secepat kilat dia berlari menghampiriku lalu memelukku
.
“Jihye! Kamu darimana saja?” Tanyanya masih memelukku sedangkan aku hanya diam mematung dan tidak menjawab pertanyaannya
.
“Astaga. Jihye? Kau…” Setelah memelukku, Yonghwa merasakan ada yang berbeda dengan perutku sehingga dia melepaskan pelukannya dan memastikan bahwa yang dia lihat adalah benar
.
Aku masih diam. Bahkan aku menunduk karena aku tidak tahu harus berkata apa. Aku malu. Aku malu karena selama ini yang Yonghwa tahu hubunganku dan Baekhyun oppa sangat baik-baik saja
.
“Jawab aku, kau hamil? Lalu, Baekhyun oppa sudah tahu?”
“…” Aku menggelengkan kepalaku
“JIhye… Kenapa jadi begini sih? Tapi… ini anak Baekhyun oppa kan?”
“Maksudmu?” Aku sedikit naik pitam karena menganggap Yonghwa mengira aku tidur dengan lelaki lain
“Mi-mainhae, bukan maksudku menyinggungmu. Tapi… Ah sudahlah. Berapa bulan usia kandunganmu?”
“5 bulan”
“Astaga, kau hamil lebih dulu daripada aku. Kandunganku masih 4 bulan sekarang. Aku telfonkan Baekhyun oppa ne”
“Andwe! Jebal. Jangan Yonghwa”
“Wae? Baekhyun oppa pasti senang dia akan menjadi appa”
“Kau tidak mengerti. Tolong jangan hubungi dia. Aku belum siap”
.
Yonghwa menghelakan nafasnya. Sejenak dia membelai rambutku yang memang berantakan tidak terurus lalu dia mulai berbicara dengan nada yang lebih tenang
.
“Jihye-ya, aku sudah tahu semuanya”
“Maksudmu?”
“Permasalahan rumah tanggamu”
“Darimana kau tahu?”
“Baekhyun oppa sudah menceritakan semuanya. Dia menyesal Jihye. Dia ingin kau kembali. Dia bingung mencarimu kemana-mana. Dia tidak mengenalmu terlalu jauh sehingga dia tidak tahu harus menghubungi siapa. Orang tuamu dan mertuamu juga sudah mengetahui semuanya”
“Jinjja? Kenapa appaku tidak bilang?”
“Appamu tahu keberadaanmu?”
“Ani, dia hanya tahu aku baik-baik saja. Bahkan aku tidak bilang tentang kehamilanku”
.
“Pulanglah Jihye. Baekhyun oppa pasti sudah berubah. Dia menyesal dan aku yakin dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi”
“Aku takut Yonghwa. Apalagi sebentar lagi aku akan memiliki anak. Bagaimana jika dia juga menyiksa anakku? Bagaimana jika dia memperlakukan anakku dengan semena-mena?”
“Kau lupa? Anak ini juga anak Baekhyun oppa. Darah dagingnya sendiri. Tidak mungkin dia melakukan itu kepada anaknya”
“Sementara ini aku belum siap”
“Geurae, yang penting aku lega sudah mengetahui keadaanmu. Apa aku boleh tahu dimana kau tinggal?”
“Emmm…”
“Apa… kau tinggal bersama… Lelaki tinggi yang pernah kau kenalkan padaku?”
“Jangan beritahu Baekhyun oppa Yonghwa, jebal”
“Bagaimana caraku memberitahukannya? Rumah lelaki itu saja aku tidak tahu”
.
Aku ragu apakah aku harus menceritakan pada Yonghwa atau tidak. Aku benar-benar belum siap jika aku harus bertemu dengan Baekhyun oppa. Bayangannya saat menyiksaku terekam nyata dalam benakku
.
“Gaeurae kalau kau tidak mau cerita sekarang. Kau bisa menghubungiku kapanpun kau butuh. Aku janji aku akan membantumu”
“Jinjja gomawo Yonghwa-ya”
“Hm, eoh, apa kau sudah memeriksakan kandunganmu? Bagaimana keadaannya? Laki-laki atau perempuan?”
“Kandunganku baik. Aku belum mau melihat apa jenis kelaminnya”
“Ah begitu. Minseok oppa akan segera lulus dan resmi menjadi dokter spesialis kandungan sebentar lagi. Pulanglah, agar Minseok oppa bisa memeriksamu lebih lanjut”
“Tidak perlu. Aku sangat merepotkan kalian”
“Kami akan sangat senang kalau kau memberi kepercayaan kepada Minseok oppa”
“Aku akan memikirkannya”
.
“Aku sangat merindukanmu Jihye-ya. Aku harap kau bisa cepat pulang agar kita bisa bercanda bersama lagi. Ah, aku akan mengajakmu untuk merawat kehamilan kita ini. Seperti senam hamil, kelas ibu hamil, dll. Kau mau kan?”
“…” Aku hanya tersenyum namun aku masih ragu apakah aku harus pulang atau tidak
“Aku harus segera pulang karena aku izin keluar rumah hanya sebentar. Aku melihatmu dari luar jadi aku langsung masuk saja tadi. Mianhae aku harus pulang”
“Gwenchana, hati-hati ne”
.
Apakah yang dikatakan oleh Yonghwa itu benar? Apakah Baekhyun oppa sibuk mencariku? Apakah Baekhyun oppa bisa berubah? Tapi aku belum yakin. Lebih baik aku pulang saja sekarang karena hari mulai gelap
.
Sesampainya aku di apartment, ternyata Chanyeol oppa sudah pulang padahal malam belum terlalu gelap dan Chanyeol oppa berkata akan pulang larut
.
“Jihye! Astaga kau darimana saja? Kenapa ponselmu kau tinggal di rumah? Aku bingung mencarimu Jihye. Gwenchana? Apa terjadi sesuatu? Apa kau lelah? Duduklah dulu. Akan kuambilkan air minum” Ucap Chanyeol oppa yang spontan memelukku dan terlihat sangat panik karena mencariku
.
Chanyeol oppa berlari menuju kulkasnya dan mengambilkanku segelas air putih dan sekotak susu rasa cokelat untukku
.
“Minumlah dulu”
“Gomawo”
“Kau darimana? Kenapa tidak bilang kalau ingin pergi?”
“Aku dari makam eomma, aku rindu eomma. Dan… susu itu…?” Tiba-tiba aku menunjuk susu kotak yang dibawa oleh Chanyeol oppa
“Susu hamilmu habis. Aku lupa belum membelinya. Kau mau minum ini?”
.
Aku terdiam, memandangi susu kotak itu. Darimana Chanyeol oppa mendapatkan susu itu? Mataku tiba-tiba meneteskan kristal beningnya yang membuat Chanyeol oppa semakin bingung
.
“Kau menangis? Hey, ceritalah kepadaku sebenarnya ada apa denganmu hari ini?”
“Hiks… aku rindu eomma” Aku menangis dan secara spontan memeluk tubuh tegap Chanyeol oppa
“Gwenchana. Kalau begitu menangislah”
“Eomma sering meminum susu itu bersamaku dulu setiap pagi. Sudah lama aku mencari merk susu itu tapi sangat susah kutemukan di supermarket tempatku berbelanja”
“Aku membeli ini di supermarket milik agensiku. Disana banyak bahan makanan lengkap. Kau suka? Selain susu hamil, aku akan membelikan susu ini ne”
“Ne oppa… Aw…” Rintihku tiba-tiba sehingga membuatku melepaskan pelukanku
“Wae?”
“Dia… bergerak”
“Jinjja? Apa aku boleh memegangnya?”
“Hm”
.
Chanyeol oppa tersenyum sangat imut, matanya membulat karena baru pertama kali merasakan pergerakan bayi dalam perut. Tapi perasaanku aneh. Sepertinya anak ini memberi kode bahwa dia tidak senang saat aku berpelukan dengan Chanyeol oppa
.
.
.
TBC

Love and Lie #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang