twenty five

4.7K 209 2
                                    

Setelah itu aku pun merangkul nya tidak dengan pelukan lagi. Karena aku khawatir mereka akan terjepit. Ternyata bahagia itu sederhana, tapi dibalik semua itu aku takut ucapan Faeyza akan menjadi kenyataan. Merebut kebahagian keluarga kecilku nanti.

***

Sore hari yang indah, dimana kita menikmati indahnya senja dengan orang tersayang. Menikmati teh hangat disuguhkan pemandangan hamparan hutan dan rumah penduduk pack di atas balkon.

"Aku sudah tak sabar melihat mereka" ucap Ana
Aku pun segera menoleh dan tersenyum kepadanya sambil mengelus perutnya.
"Aku pun tak sabar menanti mereka dan melengkapi keluarga kecil kita" balasku
"Ken?"
"Ya" ucapku singkat
"Apa semuanya akan baik-baik saja? Kalau misalkan suatu hari aku pergi dan tak kembali bagaimana? Kamu mau kan menjaga mereka? Aku yakin kamu pasti bisa merawat mereka dengan baik" ujarnya. Seketika elusan tanganku terhenti tatkala mendengar penuturan mateku. Aku pun langsung menatapnya dan memegang tangannya.

"Kamu bicara apa sih sweety hmmm, semuanya akan baik-baik saja dan kamu akan tetap bersama kami dan tak akan pernah pergi kemanapun itu" jawabku
"Kalau misalkan itu terjadi apa kamu akan menerimanya?"
"Kenapa kamu mengatakan itu" ucapku dingin
"Entah tapi aku merasakan firasat akan terjadi sesuatu lalu aku akan pergi" balasnya

"Ingat kita akan baik-baik saja, jadi lupakan firasat buruk mu itu aku tidak suka mendengarnya" ucapku sedikit membentak lalu  berdiri dan keluar meninggalkan Ana sendiri di kamar. Sungguh aku tidak suka saat Ana berbicara dia akan meninggalkanku dan calon anak kita.

Brakkk

Pintu terbanting dengan keras saat Keenan sudah keluar dari kamarnya menuju ke ruang pribadinya dimana tak ada seorang pun yang tahu kecuali dirinya sendiri. Karena ruangan itu di desain khususkan untuknya ketika sedang jenuh atau hanya sekedar melampiaskan amarah.

Brukk brakk prang

Suara dentuman gebrakan dan pecahan saling beriringan. Memecahkan keheningan yang sejenak melanda dengan berhamburannya benda-benda yang diterpa tangan dan kakinya. Ruangan yang dahulunya rapi sekarang seperti kapal pecah karena ulah nya.

Dug prang

Cermin yang terpajang di dinding terpecah menjadi beberapa bagian. Darah segar mulai mengalir di buku tangannya. Ia tak menghiraukan nya, yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya untuk melampiaskan amarahnya saat ini.

Amarah yang kembali muncul sebelum ia bertemu Riana. Amarah yang membuatnya sulit terkendali dan membuat seseorang yang membuat kesalahan di dekatnya akan terbantai habis.

"Arghhhhhhhhhh "
Dug dug brak

Aaaaauuuuuuuuu
Tiba-tiba pelampiasan nya terhenti ketika ia mendengar auman tanda bahaya. Tak ingin membuang waktu akhirnya Keenan dengan cepat melesat keluar dan melihat apa yang akan terjadi.

Sesampainya disana ia melihat para wariornya dan juga Bryan selaku beta sedang bertarung dengan sekelompok Rogue yang di pimpin Peter. Kau sudah berani mencari masalah denganku jadi ucapkan selamat untuk kematianmu hari ini" batinku

"Alvin kita berganti shift sekarang, aku sudah tidak sabar ingin menghabisi mereka" ucapku
"Baiklah, aku pun sudah tak sabar mengeluarkan jantung mereka dan menginjaknya"
"Kalau begitu cepat!!!"

Aku pun berganti shift dengan Alvin, setelah itu aku pun segera membabat habis rogue yang membuat pemberontakan. Kalian benar-benar menyerang dalam keadaan yang salah matilah kalian sekarang juga.

Grrrrrr aaauuuu

"Wahh ternyata sang Alpha telah muncul, senang bisa berjumpa dan bertemu denganmu secara langsung Alpha yang di hormati. Kalau kau ingin bertarung denganku baiklah kita bertarung sekarang juga. Sebelum itu ucapkan selamat tinggal untuk orang tersayang" ucapnya

My Mate is Alpha (mon âme soeur est alpha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang