"Sebaiknya kau mandi dulu Ken, badanmu sedikit penuh darah sehabis pertarungan tadi dan membuatku sedikit mual" jawab Ana dengan mulut tertutup tangan dan melepaskan pelukan kami lalu menjauh dari tempat aku berdiri.
"Ya sudah aku akan kembali dan tunggu aku" jawabku.Sembari menunggu Keenan membersihkan badannya. Aku berjalan menuju balkon dan duduk di kursi yang memang sengaja di tempatkan disana. Angin sore menerpa lembut kulit wajahku. Suasana matahari terbenam membuat ku damai dan nyaman akan keindahan dan kehangatan yang di pancarkannya.
Pohon yang hijau menjulang tinggi dan rindang menambah keindahan. Suara burung berkicau serta berpikir mudik untuk kembali ke peraduannya.
Saat ku menikmatinya aku merasa ada yang slalu memerhatikanku dari jauh. Entah itu hanya perasaan saja atau memang benar adanya. Aku pun memicingkan mataku ke depan dimana tempat seseorang yang memperhatikanku.
Ketika aku melihat dia kembali bersembunyi. Pakaian yang di gunakan serba hitam yang membuat dirinya lebih tak terlihat jika tidak jeli. Aku pun mencoba untuk pura-pura tidak melihatnya namun beberapa saat sebuah panah mengarah padaku dan menancap di sisi kananku.
"Aaaaaa"
Sontak saja aku menjerit ketakutan dan segera bangkit lalu berlari masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba saja Keenan menghampiri dan langsung memelukku."Hey sweety mengapa kau teriak? Ada apa ?"
"I...itu... A...ku"
"Jawab dengan jelas sweety ada apa kenapa kau sangat ketakutan sekali. Apa ada yang melukaimu atau mengancammu?"Brakkk
"Keenan, Ana ada apa? Mengapa kau teriak sampai terdengar ke bawah?" tanya Dad
"Bukan aku yang teriak Dad tapi Ana" jawab Ken
"Ana sayang ada apa hmm coba beritahu Mom" ujar Mom lembut"I..tu Mom tadi a aku duduk di balkon sambil menunggu Keenan membersihkan badannya. Dan saat melihat ke hutan ada seseorang yang slalu memerhatikanku dan tak lama di...dia mengarahkan panahnya dan menancap di dinding"
"Panah? Dimana sweety katakan"
"Di ... Di dinding balkon sebelah kanan aku duduk" jawabku"Apa kamu mengenalnya?"
Aku hanya menggelengkan kepala
"Sebentar biar aku yang memastikannya"Setelah itu Keenan pun berjalan ke balkon dan Mom memberikan aku segelas air supaya lebih tenang.
"Minumlah Ana kamu pasti sangat ketakutan akan kejadian tadi"Aku pun mengambilnya dan meminumnya secara perlahan agar tidak tersedak. Setelah selesai aku pun menyimpannya di nakas samping tempat tidur. Tak lama Keenan pun kembali dengan anak panah yang ada di tangannya.
"Ini sepertinya sebuah teror Dad, dan lihat ada secarik kertas yang bertuliskan 'kamu akan Mati'"
"Siapa yang melakukan ini" tanya Dad
"Ana apa kamu melihat orang tersebut?" lanjutnya"Yang aku lihat dia memakai baju serba hitam dan setelah itu lari menuju arah timur"
"BRYAN!!!" teriak Keenan"Iya Alpha"
"KERAHKAN PARA WARIOR KE SEBELAH TIMUR DAN KEJAR YANG MELAKUKAN TEROR INI SEKARANG!!!" bentak Keenan
"Baik Alpha" jawabnyaSetelah itu Bryan pun segera pergi untuk melaksanakan tugasnya.
"Kenn aku takut"
"Sttt tenang sweety kau akan aman selagi aku ada terus disampingmu ok"
"Tap..."
"Psttt tidak ada kata tapi sweety semuanya akan baik-baik saja""Ya sudah kalau begitu Mom dan Dad sebaiknya keluar. Dan Ana jangan terlalu difikirkan ya ingat bayimu. Jangan sampai karena stress kandungan kamu akan lemah"
"Baik Mom""Ya sudah kamu sekarang istirahat ya, biar urusan teror itu aku dan Bryan yang akan urus" ujar Keenan
Aku hanya menganggukkan kepala dan mencoba untuk mengistirahatkan tubuh dan fikiranku yang lelah.
"Good night Sweety"
Keenan pov
Setelah Riana tertidur dengan lelap, aku pun pergi menuju dimana ruang kerjaku berada. Disaat dalam perjalanan tiba-tiba Bryan betaku memidlinkku.
"Alpha pelaku pembuat teror sudah kami temukan dan dia sekarang berada di ruang bawah tanah"
"Baiklah aku akan segera kesana sekarang"
"Baik Alpha"Aku pun segera berbalik arah dan menuju ruang bawah tanah dimana tempat para pengkhianat dan pemberontak di siksa. Aku sudah tak tahan melihat siapa yang membuat teror.
Sesampainya disana aku melihat Bryan dan beberapa warior yang berjaga.
"Dimana dia" ucapku
"Mari saya tunjukkan Alpha" jawab BryanLorong demi lorong terlewati sampai akhirnya aku berhenti di lorong paling ujung. Dan disanalah tempat dimana dia yang ditunjukkan Bryan tadi.
"Siapa yang menyuruh kamu untuk melakukannya" tanyaku dingin
"Aku tak akan pernah memberitahumu siapa yang menyuruhku"
"Katakan siapa yang menyuruhmu breng*** !!!""Haha berapa kali pun kau memaksaku aku tak akan memberitahunya"
"KAU MEMANG KERAS KEPALA, bawa dia ke ruang blackwall. Gantung dia dengan kawat berduri dan pasung dia. Jangan lupa untuk berikan cambukan khusus untuk pemberontak seperti dia. Berikan hukuman sampai dia mati perlahan, besok aku yang akan menghukum lebih dari hukuman sekarang!!!""Baik Alpha" jawab Bryan
Sebelum meninggalkan ruang tahanan aku pun mencengkram erat rahangnya dan tak lupa memberi sebuah sayatan di pipinya.
"Itu hukuman permulaan dariku, kau sudah salah memilih umpan untuk dijadikan musuh. Dan rasakan akibat dari perbuatanmu"
"Arghhh sakit brengsek!"Setelah itu aku pun melepaskan cengkramannya dengan keras lalu aku pun menendangnya dengan keras sampai membentur tembok.
Bukk
"Argghhh"
"BAWA DIA SEKARANG DAN LAKUKAN HUKUMANNYA SEKARANG JUGA!!!" bentakku.
Kau sudah bermain-main dengan orang yang salah. Siapapun yang menyuruhmu akan aku dapatkan dan lenyapkan secepatnya.
~^^~
Woho akhirnya selesai juga chap ke eighteen nya. Jangan lupa untuk beri bintangnya guys.
See you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate is Alpha (mon âme soeur est alpha )
Kurt AdamAku tinggal seorang diri di rumah yang lebih dari kata baik. Ibu dan ayahku telah meninggal sejak aku berusia 6 tahun karena kecelakaan. Sebenarnya aku mempunyai dua orang kakak laki-laki. Akan tetapi, entah dimana keberadaannya sekarang. Hidupku be...