twenty

4.9K 209 2
                                    

Aku hanya menganggukkan kepala dan berjalan menuju kamar di tuntun Keenan. Karena aku tak sanggup untuk melangkah.










Setelah membawa Riana ke kamar dan memastikan tidurnya terlelap. Kini Keenan kembali menuju ruang keluarga.

"Apa Riana sudah baik-baik saja nak ?" tanya Mom
"Sudah Mom, Ana bahkan sudah terlelap tidur" jawabku

"Ken bagaimana kau tahu kalau susu yang di bawakan omega tadi beracun? Dad bahkan tidak dapat mencium aromanya"
"Sebenarnya aku sudah curiga dengannya saat membawakan susu itu. Dadi gerakannya terlihat gugup dan ketakutan. Di tambah lagi aku mencium sesuatu yang sedikit menyengat" jelas ku

"Bagaimana bisa?"
"Entahlah Dad, mungkin ini efek kehamilan Riana. Saat Riana dinyatakan hamil aku lebih peka merasakan sesuatu dari pada sebelumnya"
"Mungkin saja, dan ya mau kau apakan omega itu?" kali ini Mom yang bertanya

"Mom pasti tahu apa yang akan diterima oleh para pengkhianat sepertinya bukan. Sepertinya aku harus turun tangan langsung dalam masalah ini. Aku ingin tahu siapa dalang dari semua kejadian ini" jawabku

"Dad serahkan ini semua kepadamu. Dad percaya kamu sudah bisa mengambil keputusan yang sangat tepat. Ya sudah sebaiknya kau istirahat, kasihan Ana di tinggal sendiri dalam keadaan seperti itu"
"Baik Dad kalau begitu aku pamit. Good night Mom Dad"

"Good night too" ucap mereka serempak

***

Keesokan harinya

Rintihan kesakitan terdengar sangat memilukan bagi siapapun yang mendengarnya. Suara teriakan semakin menggema di setiap harinya. Lorong yang gelap dengan jeruji besi di setiap sisinya.

"Aku mohon beta hentikan semuanya, ini terlalu menyakitkan hiks awshhh"
"Hentikan kau kata ? Bagaimana denganmu yang ingin meracuni Luna nya sendiri. Apakah kamu akan menghentikannya hah !!!" ucap Bryan.

Crashhh crashhhh

"Kalau begitu bunuh saja aku daripada mati perlahan seperti ini. Ini terlalu menyiksa" lirih wanita tersebut
"Baiklah aku akan membunuhmu tapi...."

"Wajahmu cantik juga tapi sayang hatimu berbeda. Bagaimana kalau aku membuat lukisan di wajahmu ini. Sepertinya menarik dan akan lebih sangat indah jika di lihat" ucap Bryan sambil mengarahkan belatinya yang berkilau dan tajam di wajah omega tersebut.

"Aahhhh hiks...."
"Wow sayatan yang bagus tapi akan lebih bagus lagi jika di sebelah ini....hmmm"

Di arahkannya lagi belati tersebut dari pipi kanan dan berakhir di dagu.

"Hahahahaha" Bryan merasa begitu puas akan karya yang dibuatnya itu. Darah semakin banyak mengalir, sehingga menutupi wajahnya.

Keenan pov

"Bryan"
Saat ingin melanjutkannya tiba-tiba seseorang memanggil dan berjalan mendekatinya.
"Alpha Keenan" ucap Bryan sambil sedikit menunduk
"Hukuman yang bagus Bry akan tetapi ini masih kurang. Berikan aku busur panahnya" ucapku

Bryan pun pergi mengambil busur panah yang di pinta Keenan. Sedangkan ia sekarang sedang duduk dengan tenangnya seperti tanpa ada hal yang terjadi.

"Awhhh"
"Bagaimana dengan hukuman yang diberikan kepadamu" ucap Keenan dingin
"Bunuh saja aku Alpha"
"Aku bahkan belum memulai permainan ku, hmm sayatan yang bagus" jawabku

"Ini Alpha" ucap Bryan
"Panah yang tipis dan runcing" lirihku
"Tidak Alpha... ku mohon jangan lakukan itu" jawab omega itu

"Tidak akan ku lakukan jika kamu memberitahu siapa yang menyuruhmu" ucapku dingin
"Di....dia .....dia....."
"JAWAB!!!!" bentak ku

"Dia....akhhhh"
Karena dia tak kunjung menjawab aku pun melesatkan anak panah ke perut omega tersebut.
"Jawab atau aku panah kembali"
"Dia adalah suruhan pemimpin vampir Alpha"

"Apa tujuannya"
"Dia ingin Luna mati Alpha, dan dia menyuruhku memberikan racun. Kalau tidak keluargaku yang akan jadi taruhannya Alpha. Ku mohon maafkan aku" lirihnya
"Brengsek, kau pasti sudah tahu keamanan seluruh penghuni pack ini sudah terjamin. Mengapa kau masih meragukan itu dan mengapa kau mau melakukannya untuk membunuh Lunamu sendiri hah!!!"

Shoot    shoot

"Akhhh....akhhhh"
Ku lepaskan anak panah ke kepalanya dan satu lagi tepat di jantungnya. Tak lama tubuhnya ambruk dan tewas.

"Urus dia" suruhku

Setelah itu akupun keluar dan segera membersihkan tubuhku dari cipratan darah sebelum menemui mateku.

***

Setelah semuanya bersih dan perfect juga tampan. Aku pun segera menemui Luna ku belahan jiwaku. Akan tetapi aku tak menemuinya, sehingga di pertengahan jalan aku menemui warior yang berjaga.

"Dimana Riana" tanyaku
"Luna sedang berada di taman kelinci Alpha, ditemani Luna Carra dan Alpha Adhy" jawabnya
"Baiklah lanjutkan penjagaan kalian"
"Baik Alpha"

Setelah itu ku lanjutkan kembali langkahku menuju taman kelinci. Taman yang baru di buat beberapa bulan lalu. Sesampainya disana aku melihat semua orang yang aku cintai sedang berkumpul dan menyesap teh serta camilan di depannya.

"Hai sweety, Mom dan Dad" ucapku
"Hai juga Dad" jawab Riana

"Dad?" ucap serentak Mom dan Dad
"Eh maksudku hai juga Ken" ucapnya
"Tak apa sweety" jawabku

"Ternyata ada yang sudah siap menjadi Mom and Dad muda" bisik Mom
"Sepertinya begitu, dan kita akan jadi grandma and grandpa" bisik Dad pula
"Kita mendengarnya Mom, Dad" jawabku

"Upsss sepertinya kita ketahuan" ucap Mom
"Sepertinya kita harus berbisik lewat midlink supaya tidak terdengar"
"Mom Dad kalian itu bukan sedang berbisik, jadi jelaslah pembicaraan kalian bisa kita dengar. Benarkan sweety" ucapku

Riana hanya menganggukkan kepalanya karena mulutnya penuh dengan biskuit dan tangannya sedang sibuk mengelus kelinci di pangkuannya.

"Suapi lagi Ken" ujar Riana
"Nih aaamm" ucapku
"Lihatlah mereka memamerkan kemesraan nya pada kita tanpa malu"
"Biasalah anak muda" jawab Dad

"Oh ya Ken, bagaimana apakah urusanmu sudah selesai dengan omega itu" tanya Dad sambil menyesap tehnya
"Sudah Dad"

'jadi siapa dalangnya' ucap Dad lewat midlink
'Masih sama Dad, dia kakaknya Riana, Fiand." jawabku
"Anak itu lagi, jadi apa yang akan kau Lakukan?"
"Entahlah Dad, ingin sekali membunuhnya tapi aku tak tega dia kakak mateku"
'Dad pun merasakan begitu. Apalagi Riana belum bertemu dengannya"
'Ya begitulah Dad sepertinya aku harus membicarakannya lagi dengan Farel"
"Sebaiknya begitu"

Sebelum aku kembali menjawab, Riana memotong midlinkku dengan Dad.

"Keenan kamu lagi ngapain sih aku panggil daritadi tak di jawab" ujarnya
"Maaf sweety aku lagi mengobrol dengan Dad lewat midlink"
"Mengobrol apa?"
"Hanya urusan lelaki saja Ana" jawab Dad
"Ohhh"

"Ayo kita masuk hari sudah mulai gelap" ucap Mom
Aku, Ana dan Dad hanya menganggukkan kepala dan memasuki pack house
"Ayo aku bantu berdiri"
"Thank you Ken" jawab Ana
"Sudah menjadi kewajibanku untuk membantumu sweety, ayo kita masuk"

Aku pun mulai memasuki pack house dengan tangan yang melingkar di pinggangnya walaupun tak sepenuhnya melingkar.







~^^~

My Mate is Alpha (mon âme soeur est alpha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang