***
Seminggu telah berlalu, itu artinya ujian akhir semester telah usai dan liburan panjang bagi para mahasiswa Hanyang pun telah tiba. Para mahasiswa sudah mempersiapkan rencana liburan mereka. Ada yang ke luar negeri, pantai, dan lain-lain. Termasuk Khadijah yang tengah mempersiapkan dirinya untuk kembali ke Bandung.Khadijah tengah melipat pakaian dan memasukannya ke dalam koper. Terlihat ada beberapa tas belanjaan yang merupakan oleh-oleh yang sengaja ia beli untuk keluarganya.
“Khadijah,” Fatimah tiba-tiba sudah ada di ambang pintu kamar Khadijah.
“Ya?”
“Kamu besok beneran pulang ke Indonesia?”
“Iya. Kenapa? Kamu mau ikut?”
“Sebenarnya aku pengen banget ikut. Tapi, aku juga harus stay di sini karena kedua orangtuaku mau datang saat aku liburan. Salam ya buat ayah dan ibu kamu di sana.”
Khadijah tersenyum manis. “Iya.”
Hubungan persahabatan mereka sudah membaik lantaran Fatimah sudah lebih dulu menjelaskan perilaku yang telah ia sesalkan. Dan Khadijah, begitu mudahnya ia memaafkan.
Kemudian, Fatimah memeluk erat Khadijah seakan tak mau Khadijah pergi.
“Aku kan pergi cuma sementara.”
“Ya tapi tetap aja, aku kesepian nantinya. Karena biasanya kan kita menghabiskan waktu banyak di rumah ini,” rengeknya.
Di satu sisi, Dae Han tengah berada di sebuah gedung berlantai 5 di kawasan Namdaemun, Seoul. Dirinya terlihat mengamati arsitektur bangunan mulai dari luar hingga dalam.
“Rencana, aku akan membeli bangunan ini untuk bisnis bidang property. Dan aku lihat, bangunan ini cukup modern, elegan dengan lokasi yang terjangkau banyak orang. Ya, aku suka,” ujar Dae Han pada pemilik bangunan, Song Tae Hyung.
“Syukurlah jika kau menyukainya. Kira-kira kapan kau akan menseriuskan bangunan ini menjadi milikmu?”
“Sekarang pun akan aku bayar lunas.”
“Benarkah? Wah terimakasih banyak. Memang kalau pekerjaan artis itu, uangnya tak terhitung ya,” ucap Tae Hyung kegirangan.
“Ya, begitulah,” jawab Dae Han pasrah.
Setelah Dae Han sudah mantab membayar gedung, sekarang gedung itu menjadi miliknya dan akan ia gunakan untuk investasi keluarga ke depan. Dan sekarang, Dae Han bergegas menuju apartemen Jae Bum.
Jae Bum apartement, 6 PM KST
“Ada apa kau menyuruhku datang kemari?” tanya Dae Han yang sudah duduk di sofa televisi yang empuk.Jae Bum dengan wajah seriusnya, duduk di samping Dae Han. “Ada hal yang ingin kubicarakan padamu soal…”
“Khadijah?” tebaknya.
“Bukan. Ini soal Fatimah.”
Dae Han menyipit. “Fatimah? Ada apa dengannya?”
“Kau pasti sudah tau bahwa Fatimah menyukaimu?” tanyanya dengan hati-hati.
“Iya. Pasti Fatimah memberitahukan hal ini padamu?”
“Tidak. Lebih tepatnya aku lihat sendiri waktu itu dia memelukmu di tengah zebra cross.”
Dae Han langsung mendadak salah tingkah.
“Asal kau tau, Fatimah itu… dia teman masa kecilku selain dirimu.”
Dae Han membelalak. “Ap-apa? Teman masa kecil? Saat kita masih sekolah di desa? Ya ampun kau ini keterlaluan sekali, bisa-bisanya merahasiakan hal ini dariku,” ucapnya emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE [SUDAH TERBIT]
Fanfic⚠️ BUKU SUDAH BISA DI PESAN VIA SHOPEE, TOKOPEDIA DAN INSTAGRAM @SEMESTA PUBLISHER Kisah seorang bintang idol Korea yang mencintai wanita bercadar asal Indonesia yang di dalamnya terdapat alur perjalanan cinta yang menuai konflik, dan pemfitnahan se...