Chapter 24-kunci kebahagiaan

1.2K 92 7
                                    

Selang 15 menit berlalu, akhirnya Jae Bum dan Min Guk berhasil menemukan Dae Han yang tengah duduk menyendiri di tepi taman ibukota yang lumayan sepi. Min Guk melihat postur tubuh kakaknya dari kejauhan begitu menunduk, seperti merasakan kesedihan yang amat pedih.

“Hei bro... haruskah kau berlari seperti ini?” tanya Jae Bum yang duduk di samping Dae Han, begitu juga dengan Min Guk sembari mengelus pundak Dae Han.

Dae Han mengangkat kepalanya. Jae Bum dan Min Guk semakin teriba karena melihat wajah Dae Han yang sudah sembab dan memerah.

“Ka, kau....”

“Aku ikhlas. Aku sudah ikhlas,” ujarnya sendu.

Min Guk melihat ke arah Jae Bum dengan tatapan bingung.

“Aku ikhlas dia bersama orang lain. Aku ikhlas jika dia bukan takdirku. Lagipula aku sudah memasuki babak baru, dan konyol sekali jika aku mengawalinya dengan tangisan. Tapi mungkin aku kurang menyiapkan hati dan terlalu percaya diri sehingga aku belum siap menerima kabar ini,” ucapnya sesekali terisak dengan sisa air mata.

“Kau harus percaya, bahwa Tuhanmu telah menyiapkan jodoh terbaik untukmu,” ucap Jae Bum menenangkan hati Dae Han sembari mengelus punggung Dae Han.

Dae Han tersenyum dan menghapus sisa air mata yang masih menempel di wajahnya. Min Guk langsung memeluk Dae Han dengan erat.

                               ***
2 bulan telah berlalu, kini Khadijah kembali melakukan rutinitasnya menjadi seorang mahasiswi. 2 tahun tak begitu lama baginya untuk berpisah sementara waktu bersama Arvin ke depan. Karena setiap hari, Khadijah selalu menelepon atau video call untuk memberi kabar dan menceritakan apa yang ia lakukan di Korea. Ia selalu melakukan itu di kontrakannya.

“Siapa sih? Pasti mau video call lagi bareng suami ya?” sindir Fatimah yang tengah mempersiapkan makan malam. “Enak ya yang setiap hari ada yang ngingetin dan perhatian,” keluhnya.

“Ga boleh gitu. Emang orangtua kamu ga pengertian?”

“Ya pengertian. Tapi pasti beda rasanya kalau yang perhatian itu pasangan hidup kita.”

Sembari menunggu panggilannya terjawab, Khadijah memerhatikan penampilan Fatimah yang berbeda dari sebelumnya.

“Fatimah, kamu makan yang banyak ya, jangan makan sembarangan. Nanti kamu sakit,” peringatnya khawatir.

“Iya, iya. Emang kenapa sih? Tiap malem pasti kamu selalu bilang gitu ke aku.”

“Ya bukan apa-apa sih. Tapi aku lihat kamu tuh sekarang tambah kurus.”

“Masa sih? Iya nanti aku akan makan yang banyak deh,” jawabnya sembari bergurau.

Sementara itu, Dae Han sudah menginjakan kakinya di negara Turki. Iya ingin lebih memperdalam islam di sana.

.
2 tahun kemudian...

Begitu banyak perubahan yang terjadi setelah 2 tahun berlalu. Khadijah berhasil lulus dengan predikat cumlaude dan membuat bangga orangtua beserta suaminya. Kini, Khadijah tinggal di Indonesia untuk mengurus rumah tangga dan bekerja. Apalagi, Khadijah tengah hamil 6 bulan setelah kelulusannya. Sementara Min Guk, dirinya sudah bekerja di pusat penelitian pangan di Seoul. Bahkan sudah menjadi karyawan tetap terbaik. Sedangkan Rumaisha, perannya sekarang sama dengan Khadijah, yakni menjadi ibu rumah tangga bagi suaminya, Kwon Seung Hwan yang merupakan CEO perusahaan parfum di Korea.

Dan, Dae Han? Ya, semenjak dirinya memutuskan tinggal di Turki untuk memperdalam islam, Dae Han sudah fasih berbahasa arab dan bahkan menjadi muadzin tetap di masjid yang ada di Turki. Kini, Dae Han telah kembali ke Korea dan telah menyelesaikan pendidikan S2 di sana, di bidang ilmu pengembangan teknologi islam.

TRUE LOVE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang