Chapter 20

1.3K 88 7
                                    

“Sekarang, antarkan aku ke rumah kakek Hyun Sik.”

“Loh, kau tidak pulang ke rumahmu?”

“Tidak. Lebih baik aku tinggal dulu di rumah kakek.”

“Oke, kalau itu maumu,” jawab Jae Bum pasrah.

                                 ***
Keesokan paginya, Fatimah pulang ke rumah dalam keadaan lesu dan dengan baju yang sama pada  malam itu. Namun, seketika matanya terbuka lebar, manakala melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan. Satu per satu makanan itu Fatimah lihat, dan sebagian besar adalah masakan Indonesia yang Fatimah sukai seperti nasi goreng, pisang goreng, sayur bayam jagung dan bakwan.

“Khadijah, kamu sempetin masak buat aku di saat kamu masih ujian? Di saat, mungkin kamu kecewa sama aku karena kejadian semalam?” terkanya sedih, air matanya lagu-lagi terjatuh. Namun, segera Fatimah hapus dan berniat untuk memakan makanan masakan Khadijah.

Hanyang University
Di ruang kelas, Khadijah tengah fokus menjawab ujian tertulis dalam mata kuliah daur ulang gizi. Ruangannya terpisah dengan sahabatnya, Rumaisha yang rupanya satu ruangan dengan Min Guk.

Setelah menyelesaikan ujian, Khadijah tidak langsung pulang. Dirinya langsung pergi ke masjid seoul central mosque untuk mengajar ngaji anak-anak muridnya yang jumlahnya semakin bertambah. Tak jauh berbeda dengan Khadijah, Rumaisha pun berniat langsung pulang ke rumahnya. Namun di tengah jalan, ia berpapasan dengan Min Guk dan mereka mengobrol bersama sembari berjalan menuju pintu keluar kampus.

Semua mata tertuju pada visual yang mereka miliki. Tatapan kagum di layangkan kepada Rumaisha dan Min Guk yang sudah di klaim sebagai Good Couple.

“Oh iya, aku dengar kau ingin di jodohkan ya?”

“Kau tau darimana?”

“Dari Khadijah. Aku heran, apa masih zaman ya di era modern ini masih ada perjodohan?”

“Tentu ada. Aku buktinya.”

“Dan, kau menerimanya begitu saja?”

Rumaisha menghela nafas. “Itu bukan urusanmu, kan?”

Min Guk menggarukan kepalanya yang terasa tidak gatal. “Ya, bukan sih. Tapi aku penasaran saja. Gadis sepertimu mau untuk di jodohkan.”

“Gadis sepertimu? Memangnya aku gadis yang seperti apa? Hem, pasti kau mau bilang kalau aku ini adalah gadis yang jutek dan jahat,” terkanya cemberut.

Min Guk menoleh gusar. “Ti-tidak kok,” ucapnya sembari menggeleng kepala. “Maksudku, gadis seperti dirimu itu adalah gadis yang cantik dan pemberani.”

Rumaisha langsung terperangah mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Min Guk. Seketika, Min Guk tersadar dengan ucapannya dan dengan spontan menutup mulutnya karena salah berbicara. Lalu kembali menggarukan kepalanya sembari bergidik kesal.

“A-apa aku salah bicara?” tanyanya hati-hati.

“Ti-tidak kok. Justru aku tidak percaya kau akan bilang begitu,” ucap Rumaisha menjadi canggung.

“Kenapa tidak? Lagipula, semua orang juga sudah tau kalau kau itu gadis tercantik di sini,” ungkap Min Guk tersenyum simpul. “Oh iya, ngomong-ngomong kapan kau akan menikah?”

“Rencana sih, 3 bulan ke depan.”

Min Guk membelalak. “Ap-apa? 3 bulan? Apa itu tidak terlalu cepat? Lagipula kan kau masih kuliah.”

“Itu sudah keputusan dari kedua keluarga besar.”

Min Guk menunduk. Wajahnya nampak suram. Kenapa tiba-tiba aku jadi tidak suka mendengarnya? Kenapa hatiku menjadi sesak?

TRUE LOVE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang