Bagian lima belas

67.3K 2.5K 25
                                    

Happy reading :)

📌Banyak typo tak diundang!

Maaf kalo misalnya cerita ini tuh gajelas banget kemarin aku sempet ada niatan buat unpub tapi gak jadi hehe aku pesimis gitu lohh wkwk

#curhatcolongan wkwk

--------------

Pagi hari ini dimana matahari masih belum muncul, Vanya bangun dari tidurnya setelah mendengar panggilan Azan subuh dari masjid yang berada tak jauh dari panti asuhan ini, ia mengucek matanya nya dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai Dengan mandinya dan mengenakan pakaian, Vanya berjalan menuju aula dimana diadakan Sholat berjamaah bersama Hanin dan adik- adiknya, Kegiatan ini rutin dilakukan setiap pagi. Selesai Sholat Vanya menuju dapur untuk membantu Hanin mempersiapkan sarapan untuknya dan adik-adik lainya. Vanya yang memotong sayuran beserta ayam dan Hanin yang menggoreng nya.

Setelah semua makanan sudah siap, Vanya memanggil adik-adiknya untuk sarapan bersama sebelum mereka berangkat ke sekolah.

"Ayo udah pada selesai belum?" tanya Vanya dengan suara agak teriak,pada adik adiknya yang sedang berada di kamarnya masing-masing.

"Udah kak" jawab mereka serentak kemudian keluar dari kamar nya.

"Ayok sarapan, abis itu berangkat sekolah" ajak Vanya dan mereka serentak menjawab 'iya'.

~•~•~

Vanya kini telah tiba di sekolah setelah perjuangan nya berdesak desakan di dalam bis yang penuh.
Ia melangkah kan kaki nya menuju perpustakaan sekolah, Ia memang sengaja datang lebih awal karna ingin menghabiskan waktu lebih lama di perpustakaan. Karna hari ini sedang ada rapat guru tentang kelulusan kelas dua belas. alhasil Upacara tidak diadakan di hari senin ini. Suatu mukjizat bagi seluruh murid Fog'School karna tidak harus mendengar Amanat pak kepsek yang panjang nya hampir menyamai jalur KRL.

Hedeh!!

"Pagi pak" sapa Vanya pada pak Reno yang tengah asik dengan koran pagi nya.

Pak Reno melipat Koran nya dan menatap Vanya. "Eh neng Vanya, pagi juga" jawab pak Reno.

Kemudian Vanya mengambil tempat duduk di sudut perpustakaan, alasan nya sederhana yaitu lebih tenang dan lebih fokus membaca. Menurut Vanya.

Vanya mengambil bukunya dan mulai membaca nya. Lembar demi lembar pun selesai di baca, sampai pada lembar terkahir ia harus menunda membaca dikarnakan Bell Masuk telah berbunyi. Vanya menutup bukunya dan memasukan ke dalam tas miliknya.

"Pak Reno, trimakasih sudah izinkan saya baca buku disini" ucap Vanya.

Pak Reno mengangguk sebagai jawaban nya.

Vanya keluar dari perpustakaan, namun langkah nya terhenti ketika seseorang berhasil mencekal pergelangan tangan miliknya dengan kasar. Vanya membalikan tubuhnya melihat siapa pelaku yang berbuat ini padanya.

Devan menatap Vanya dengan tatapan seolah ingin memakan dan mencabik-cabik Vanya. Vanya gemetar ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan mata milik Devan.

Devan melepas Cekalannya dengan kasar. "Gue udah peringatin sama lo!! Jangan deket-deket sama abang gue, atau hidup lo gak akan tenang!! Dan kemarin lo dengan lancangnya melanggar peringatan gue, dan itu artinya lo udah masuk kedalam permainan gue!" Sentaknya dengan senyuman smirk nya. Vanya semakin gemetar ketakutan, berharap ada malaikat penolong yang datang membantunya. Namun Nihil semua orang di sekolah ini sudah masuk kekelas nya masing masing.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang