Bagian empat puluh dua

54.3K 2.1K 37
                                    

Kalian boleh follow IG aku di @keyralvia_ tenang aku follback kok. DM aja aku peka koo eakkk.

Jan lupa Votmen!!

Btw maap ngaret wkwk.

Warning typo bertebaran.

HAPPY READING!!



"Vanya!"

Gadis bersurai coklat dan bermanik biru itu menoleh kala namanya di panggil seseorang, Vanya yang tengah santai berjalan di koridor sekolah mendadak membalikan badannya melihat seseorang yang memanggilnya. Vanya menyerit kala cowok dengan almamater bertuliskan 'ghafas'ofc' itu semakin melangkah mendekat kearahnya.

"Lo Vanya?" Tanya Danis to the point pada Vanya.

Vanya yang gugup pun mengangguk ragu.

"Ikut gue" ajak Danis dan langsung menarik pergelangan tangan Vanya.

Vanya yang tak siap pun bergeming. "Ak—aku mau di bawa kemana?" Tanya Vanya.

Danis masih enggan menjawab pertanyaan Vanya ia lebih memilih terus berjalan sambil tetap menggandeng Vanya. Vanya pun hanya pasrah karna percuma ia berontak pun yang ada ia tanganya semakin di cengkram kuat oleh cowok di depan nya itu.

Duk!

Vanya terbentur punggung tegap milik Danis kala cowok itu berhenti mendadak.

"Masuk!" Titah Danis.

Vanya menyerit lagi melihat kemana Danis membawanya. "Uks?" Tanya Vanya.

Danis mengangguk. "Masuk!" Ucapnya lagi dan Vanya pun akhirnya mengangguk an masuk ke dalan UKS.

Setelah menutup pintu UKS Vanya pun kebingungan mau melakukan apa lagi, karna pada dasarnya Vanya pun tak tau mengapa ia di bawa ke sini oleh cowok yang Vanya tau namanya Danis. Karna memang sebelumnya ia pernah bertemu dengan Danis di koridor.

Vanya celingak-celinguk mencari apa yang harus ia lakukan, Danis yang telah membawanya kesini pun tak memberi tau ia harus melakukan apa. Malah setelah mengantar Vanya oh tidak lebih tepatnya menyeret Vanya ke UKS Danis langsung pergi begitu saja.

"Vanya" panggil seseorang dengan nada lirih.

Vanya mencari sumber suara yang memanggilnya.

"Kamu Vanya kan?" Tanya gadis manis yang memiliki wajah hampir mirip denganya.

Vanya menyerit kala melihat sosok gadis yang sekarang tengah berbaring di bangkar dengan infus yang setia menempel di tangannya.

Vanya pun mengangguk dan berjalan mendekat ke arah gadis itu. "Iya aku Vanya kak" jawabnya. "Ada apa kak?" Tanya Vanya.

Gadis itu tersenyum seraya menggeleng. "Gak apa apa kok, oh ya kenalin aku Abella kamu panggil aja Bella" ucap Abella pada Vanya.

Vanya pun tersenyum manis. "Aku udah tau nama kakak kok, bahkan sebelum kak Bella kasih tau aku" jawab Vanya seraya terkekeh kecil.

"Oh ya?" Tanya Abella.

Vanya mengangguk. "Iya kak, siapa sih yang gak kenal kak Bella. Kak Bella itu cantik, pintar, baik, dan berbakat. Aku kagum sama Kak Bella deh. Kak Bella itu sempurna banget" ucap Vanya. "Bahkan Kak Bella bisa mendapatkan hati Kak Reygan" sambung Vanya dalam hati.

Abella terkekeh mendengar penjelasan Vanya, gadis itu mirip dengan Abella, dari caranya berbicara, bahkan lekukan wajahnya pun jija di lihat dari samping hampir mirip. "Di balik semua kelebihan seseorang, pasti ada kekurangan. Karna manusia gak ada yang sempurna" jawab Abella. "Aku juga kagum sama Kamu loh Va, kamu itu cantik, baik, dan pintar. Pantas saja Reygan cinta kamu. Reygan emang gak pernah salah pilih" sambung Abella.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang