Maaf atas keterlambatannya aku harap kalian bisa memaklumi aku wkwk....Jangan lupa untuk Komen yang banyak dukung terus cerita ini dan jangan lupa votee..
Ku tunggu komen dan saran dari kalian.
Btw ada yang mau berteman dengan aku di WhatsApp? Dm aku aja ya..
===
Adit menyusuri koridor sekolah di jam istirahat yang sangat ramai ini, sebenarnya Adit sangat malas berada di tengah keramaian seperti ini, kalau bukan karna urusan penting ia tidak akan keluar kelas saat jam istirahat lagi, kecuali kalau memang dia benar-benar lapar dan ingin ke kantin untuk membeli sesuatu yang bisa ia makan.
Kakinya melangkah cepat menuju kantin dan matanya menelusuri setiap inci yang ada di sekolah ini hingga netra biru nya menangkap sosok gadis cantik yang tegah berbincang bersama teman-teman nya di pojok kantin. Ia pun melangkah mendekati gadis itu.
"Vanya!" Panggil Adit.
Gadis yang ternyata Vanya itu mendadak menoleh ke arah Adit dengan sorot pandang bingung dan dahi yang menyerit.
Adit mendekat ke arah Vanya. "Bisa ikut gue sebentar?" Tanya Adit.
Nessa, Clara, dan Ashela pun memandang Vanya aneh, sedangkan yang di pandang malah bingung.
Ashela berdehem membuat suasana canggung itu pecah, dan semua yang ada di meja itu memandang Ashela termasuk Adit. "G-gue kayanya harus pergi" ucap Ashela.
Adit yang baru sadar akan kehadiran Ashela entah mengapa menjadi gugup dan jantungnya berdetak cepat. "S-shel, lo udah sembuh?" Tanya Adit.
Nessa dan Clara berdehem bersama membuat Adit dan Ashela memandang mereka berdua.
"Udah kok, g-gue balik ke kelas dulu" jawab Ashela dan langsung pergi meninggalkan Vanya dkk dan Adit.
Sepeninggal Ashela, Adit langsung menatap Vanya. "Va?" Tanya nya.
Vanya menoleh malas ke arah Adit, Adit yang melihatnya pun menghela nafasnya. Adit tau Vanya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia adalah adiknya.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Adit mengulangi pertanyaannya.
Vanya dengan pasrah pun akhirnya mengangguk. Ia pun menatap Nessa dan Clara. "Ness, Ra. Maaf aku harus pergi lagi hehehe. Sampai ketemu di kelas ya" serunya pada kedua sahabatnya.
Nessa dan Clara tersenyum.
"Iya va, gapapa kok" jawab Nessa.
~•~•~
"Va, gimana keputusan lo?" Tanya Adit.
Taman belakang sekolah menjadi tempat Adit dan Vanya bicara, Susana sepi dan angin Sepoi sepoi membuat siapapun merasakan kenyamanan di sini.
"Keputusan soal?" Tanya Vanya.
Adit menghela nafasnya. "Mama nangis tiap malem, dia bahkan selalu nyebut nama lo. Apa lo gak kasian? Dia itu mama lo! Orang yang rela mempertaruhkan nyawanya demi lo!" Seru Adit dengan suara nada tinggi membuat Vanya sedikit kaget.
"A-aku minta maaf, tapi aku mohon kasih aku waktu. Tapi aku janji aku akan menemui mama secepatnya, tapi gak sekarang kak" mohon Vanya dengan sangat sangat.
Bukan nya ia tak sayang, ia hanya butuh waktu untuk suatu yang sangat mendadak ini. Ia belum siap untuk menerima semua kenyataan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANYA
Teen Fiction[complete] [Follow dulu sebelum baca biar bacanya lebih enak] "diaa" "oh iya lo belum tau ya?" "tau apa?" "mereka itu Bos complited, anak dari pemilik sekolah serta Pemilik AXENDER COMPANY, mereka itu paling di segani di sini, jangan sampe deh lo...