Bagian tiga puluh empat

52.2K 2.2K 164
                                    


Sesuai janji Aku malem ini aku up gayss...

Jan lupa komen gimana sama part ini ya :)

Vote juga wkwk.

HAPPY READING GUYS.



====

Reygan semakin mendekatkan telinganya ke arah toilet wanita ia penasaran ada apa di dalam sana sehingga namanya jadi perbincangan diantara keributan antar perempuan itu. Baru saja Reygan ingin melangkah maju ketika ia mendengar suara tamparan, tapi seseorang menepuk pundaknya membuat ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke toilet itu.

Reygan menoleh menatap si cowok dengan kadar ke tampanan yang biasa saja. Reygan menaikan satu alisnya menandakan pertanyaan. 'ada apa?'

Andreo menghela nafasnya. "Abella pingsan di lapangan!!" Seru Andreo membuat Reygan sontak langsung berlari menuju kelapangan di susul Andreo.

~•~•~

"Vanya kemana sih!" Gerutu Devan.

Devan kini tengah berada di depan kelas Vanya tapi seseorang bilang Vanya tidak ada di kelas. Lalu kemana perginya Vanya? di kantin juga tidak ada.

Devan melihat salah satu teman Vanya. Devan lupa namanya jadilah ia berlari dan mengejar cewek berbando pink itu. Devan menepuk pundak cewek itu dari belakang membuat cewek itu menengok ke arahnya.

"Lo temen Vanya?" Tanya Devan tanpa basa-basi.

Clara meneguk ludahnya susah payah. Lidahnya terasa kelu ketika melihat jakun Devan yang naik turun ketika berbicara padanya. Dan itu sangat terkesan eumm tampan dan sangat tampan.

Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan- batin Clara.

Devan menyerit melihat Clara yang malah bengong menatap Wajahnya itu. Devan berpikir memangnya ada apa dengan Wajahnya sampai gadis di depannya itu melongo. Memangnya ia terlihat menakutkan macam Thanos atau malah sangat tampan seperti manu rios? Pikirnya.

Devan melambaikan tangannya ke depan wajah Clara hingga membuat Clara terkesiap dan bersikap kikuk.

"Ah i-iya ada apa?" Tanya Clara gugup.

"Lo temen Vanya?" Ulang Devan.

Clara mengangguk. "Iya, kenapa emang?"

"Vanya mana?"

"Tadi sih katanya ke kantin"

"gak ada"

Clara menggeleng tak tau. "Gak tau deh gue, setau gue tadi dia mau ke kantin bareng lo" jawab Clara. "Atau mungkin dia ke toilet" lanjut Clara.

"Oh" ucap Devan dan meninggalkan Clara dengan beribu pertanyaan di kepalanya.

"Dih kemaren aja bentak-bentak Vanya eh Sekarang malah nyariin huh! Dasar munafik!" Gerutu Clara.

Devan membalikan badannya dan berjalan kembali ke arah Clara, membuat Clara bergidik. Karna ia pikir Devan mendengar umpatannya.

"Nama?" Tanya Devan.

"Hah?" Tanya Clara.

"Lo" lanjut Devan.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang