Bagian dua puluh lima

57.5K 2.4K 146
                                    


Tiati Gaes banyak tipoo uhuuu...

Key itu tipe author yang gimana sih? Komen ya biar key bisa jadi lebih baik :)

Btw kalian pada umur berapa nih?

Te Amo .

Reygan berlari di koridor sekolah. sial, proposal untuk rapat osis tertinggal di kelasnya. Rapat osis kali ini tidak diadakan di sekolah, melainkan ia menyewa tempat untuk rapat karna di sekolah tidak memungkinkan untuk rapat dalam jangka waktu yang lama.

Padahal tadi Reygan sudah memeriksa semuanya tapi masih aja ada yang tertinggal. Reygan membuka pintu kelasnya dengan kasar dan matanya langsung mengarah ke penjuru kelas mencari letak Proposal itu.Reygan menghela nafasnya lega kala tumpukan Kertas itu masih ada dan tersusun rapi di meja nya, ia mengambilnya dan keluar dari kelas.
Reygan melangkah santai menuju parkiran, namun telinga nya terganggu kala teriakan yang berasal dari gudang, Reygan tak perduli itu yang harus ia lakukan sekarang adalah berangkat ke Caffe Passca tempat diadakan nya rapat.

"Tolongg!!"

Reygan menghentikan langkahnya, ia kenal dengan suara itu, suara yang tidak asing baginya. Kakinya mulai mengarah ke gudang.

Ia berkali kali memutar knop pintu tapi pintu gudang itu terkunci, tak biasanya gudang di kunci. Reygan mulai curiga. Ia berniat mendobrak pintu gudang itu.

Brakk...

Rahang Reygan mengeras kala melihat gadis yang ia sayangi tengah di ikat dan terduduk lemah di kursi kayu yang sudah tua. Ia segera berjalan mendekati Vanya yang sudah tak sadarkan diri dengan luka lebam dan rambut yang sudah acak acakan.

Reygan menggendong tubuh mungil Vanya dan membawanya keluar dari gudang.

"Siapapun yang udah buat lo kayak gini gue bakal bales yang lebih kejam!" gumam Reygan.

Reygan meletakan tubuh Vanya di dalam mobilnya dan ia pun masuk ke dalam mobil, tapi sebelum itu ia menghubungi seseorang bahwa rapat kaliini ia tidak bisa hadir dan di gantikan oleh Devan. Reygan berniat membawa Vanya ke rumah sakit terdekat. Karna keadaan Vanya tidak memungkinkan untuk di Bawa pulang.

Entah sudah berapa mobil yang Reygan selip, ia tak peduli yang terpenting adalah keselamatan Vanya. Dan yang ia butuhkan adalah rumah sakit. Reygn sesekaliemandang ke arah belakang dimana ia meletakan Vanya, gadis manis itu pucat membuat Reygan khawatir bahkan sangat khawatir.

setelah hampir dua puluh menit berkutat dengan stir akhirnya Reygan  sampai rumah sakit, suster dan dokter langsung membawa Vanya mengunggunakan bangkar rumah sakit menuju kamar pemeriksaan.

Dokter berkacamata itu menghentikan langkah Reygan membuat Reygan menyerit bingung.
"Mas dengan siapa nya?" tanya Dokter ber kacamata itu.

"Saya pacarnya dok" jawab Reygan tanpa pikir panjang.

"Mas tunggu sini dulu, tenang biar pacaranya saya dan suster yang urus"

Reygan mengangguk dan Dokter itu pun masuk ke dalam ruangan Pemeriksaan.

Reygan menggigiti kukunya seraya menghentakan kakinya pelan, Ia bingung mengapa ia se khawatir ini.
Apa benar ia cinta dengan Vanya?
Perasaan khawatir Reygan terus berlanjut, akhirnya setelah sepuluh menit menunggu tak lama Dokter keluar dari ruangan nya. Reygan langsung menghampiri Dokter itu dan menanyakan keadaan Vanya.

Doker itu tersenyum. "Pacar kamu, gapapa kok. Cuma ada beberapa luka ringan di leher dan tangan nya, seperti nya pasien trauma dengan kejadian yang menimpanya. Setelah pasien sadar jangan tanyakan tentang kejadian tadi karna itu bisa membuatnya ketakutan dan setelah ini paisen juga di bolehkan pulang" jelas Dokter itu sambil tersenyum.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang