Bagian dua puluh

62.9K 2.8K 11
                                    


Happy reading:)

📌Banyak typo tak diundang!

Alangkah baiknya menekan tombol bintang terlebih dahulu:)


Jam menunjukan pukul delapan malam, tapi sampai sekarang Reygan belum menampakan batang hidung nya, membuat Arisa khawatir, biasanya Reygan selalu izin bila pulang malam, karna Reygan bukan tipe cowok yang suka kelayapan di malam hari kecuali ada urusan yang harus dia urus.

Arisa bolak balik sambil memasang Wajah khawatirnya, tangan sebelah kanan nya menggenggam ponsel mencoba menghubungi Reygan.

"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, coba lah beberapa saat lagi"

"Argghh"

Arisa frustasi dia melempar ponselnya kearah kasur. Kemudian ia keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga. dilihatnya Devan dan Ashela yang sedang asik menonton kartun kesayangan nya. Sambil sesekali memakan pop corn yang berada di tangan mereka.

Arisa duduk diantara mereka, tak perduli dengan respon yang mereka berikan. "Ishh, si Reygan kemana sih! Bikin orang khawatir aja!" gerutu Arisa sambil mengambil kasar popcorn yang berada di tangan Devan, dan memakan nya dengan lahap.

Devan mengumpati Arisa."Kesel sih kesel, makanan gue gak usah di embat juga kali" cibir Devan.

Arisa menatap tajam ke arah Devan, membuat Devan bergidik ngeri.

"Kak, gue lagi mau seblak yang di perapatan mau anterin gak? Kayak nya enak deh makan seblak dingin- dingin gini" seru Ashela tiba tiba.

"Gue lagi khawatir gini juga, ehh elo malah ngomongin seblak!" sungut Arisa. "Ehh tapi beliin gue juga ya, jangan terlalu pedes. Lumayan cemilan sambil nunggu si Reygan" lanjut Arisa seraya tersenyum menampilkan deretan giginya.

Ashela memutar bola matanya malas. "gak jelas lu kak!" sungut Ashela. "Devan anterin gue yuk! Nanti gue upahin deh" Ucap Ashela sambil bergelayut manja di tangan Devan.

Devan yang tidak tahan dengan tingkah adik nya itu, ia langsung bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobil yang tergantung rapih di lemari kecil yang terletak di dekat laci.

"Ayo!" Ajak Devan dan berlalu menuju Garasi.

Ashela menjerit kesenangan dan ikut berlari mengejar Devan yang sudah terlebih dulu sampai di Garasi.

Arisa menatap kepergian kedua adiknya. "Yahh alone lagi deh!" gerutunya sebal sambil memakan rakus popcorn yang tadi ia rebut dari Devan.

Suara derupan langkah kaki terdengar begitu nyaring di telinga Arisa. Dekat, semakin dekat dan..

Brakk...

"Awss" rintih Reygan sambil memegang kakinya yang terbentur Soffa.

Arisa menoleh ke asal suara dan betapa kagetnya ia melihat Reygan yang merintih kesakitan dan dengan cepat Arisa berjalan menuju Reygan.

"Gue kira setan tadi" ucap Arisa. "Lagian lo ngapain sih. Nih kaki lo sampe biru gitu?"

Reygan mengalihkan pandangan nya pada Arisa. "Tadinya mau kagetin lo, ehh malah kepentok tuh soffa" gerutu Reygan sambil mengumpati soffa merah di hadapan nya.

Arisa tertawa terbahak bahak, tak peduli rintihan Reygan, "makan tuh karma!" Katanya sambil tertawa apa lagi di tambah ekspresi wajah Reygan membuat Arisa susah mengontrol tertawanya. Bahkan sampai tersedak.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang