Bagian empat puluh empat

54.2K 2.2K 55
                                    


Hay gaes maapkeun aku yang suka ngaret wkwkw.

Komen yang banyak biar aku semangat buat up tiap hari!!!!!

Vote juga btw wkwkwk

Salam manis dari pacar bru ku:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis dari pacar bru ku:)





















===

Vanya dan Adit berlarian di koridor rumah sakit seraya membantu suster mendorong bangkar milik Ashela ke dalam ruangan UGD. Vanya benar-benar tidak mengerti mengapa Adit begitu mengkhawatirkan Ashela, bukan! Bukan Vanya cemburu tapi Vanya hanya heran. Bukanya mereka tak pernah bertemu sebelumnya? Pikir Vanya.

Setelah Ashela masuk ke dalam UGD dokter langsung memerintahkan Vanya dan Adit untuk menunggu di luar ruangan, karna dokter ingin menangani Ashela denan intensif.

Adit bersandar pada dinding rumah sakit, perasaan benar-benar campur aduk sekarang. Vanya menepuk pundak Adit.

"Kak?" Panggil Vanya.

Adit menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Tadi aku udah telpon Kak Reygan sama keluarganya Ashela untuk ke rumah sakit, dan kakak gak lupa kan kalo mama felina nunggu di rumah" tanya Vanya.

Sumpah demi apapun Adit sampai lupa tujuannya hanya karna ia sempat hilang akal dengan keadaan Ashela. "Maaf, tapi kayak nya kita nunggu keluarga Ashela nya dateng dulu" jawab Adit.

Vanya pun mengangguk mengerti. "Kalo boleh tau kak, sebenernya kak Adit sama Ashela ada hubungan apa? Kok kak Adit keliatan khawatir banget?" Tanya Vanya.

Adit sempat melongo mendengar pertanyaan yang agak sensitif dari Vanya, ia pun menghela nafasnya sejenak. "Gue sana Ashela dulu--"

"Vanya gimana keadaan Ashela?" Tanya Arisa yang baru saja datang dan langsung menghampiri Vanya.

Vanya menoleh ke arah Arisa, dan tatapan nya langsung jatuh pada sosok tinggi yang ada di samping Arisa. Siapa lagi kalau bukan Reygan.

"Ashela lagi di tanganin dokter kak" jawab Vanya.

Arisa mengelus dadanya. "Makasih banget Va, kamu udah nolongin Ashela" ucap Arisa sambil menggenggam tangan Vanya.

Vanya tersenyum. "Sama-sama kak, tapi yang nolongin itu kak Adit bukan aku" jawab Vanya sambil menujuk Adit yang tepat berada di sampingnya.

Arisa menoleh ke arah Adit dan keningnya menyerit bingung, ia mencoba mengingat siapa sosok Adit. "Lo?!" Pekik Arisa.

"Lo gak puas udah nyakitin adek gue hah?!" Lanjutnya sambil mendorong dada bidang Adit.

Adit terkejut dan menatap Arisa dengan tatapan penuh pertanyaan.

Reygan mencoba menenangkan kakaknya. "Kak udah!! Ini di rumah sakit" seru Reygan.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang