Bagian tujuh belas

63.9K 2.5K 88
                                    

Happy reading :)

📌Banyak typo tak diundang!

Reygan memasukan semua buku pelajaran nya kedalam tas milikinya, bell pulang sekolah sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu.
Reygan berjalan keluar kelas dengan tas yang ia pakai di lengan sebelah kanan nya. Sepanjang jalan menuju parkiran, telinga Reygan di penuhi dengan gumaman para siswi yang mengaguminya. Ia tidak menggubris semua itu, ia terus berjalan sampai langkahnya terhenti kala melihat seorang gadis bertubuh mungil tengah kesulitan membawa tumpukan buku tebal di tangan nya.

Reygan berjalan ke arah Vanya yang sedang kesulitan membawa buku yang banyak di tangan nya, sampai wajah nya tertutup oleh buku yang di bawa nya.

"Bisa gue bantu" Ucap Reygan pada Vanya yang sepertinya belum sadar akan keberadaan nya.

Vanya menoleh ke arah Reygan membuat tumpukan buku yang di bawanya jatuh berserakan.

Vanya memunguti buku itu, Reygan pun dengan senang hati membantunya, sampai pada buku terakhir tangan mereka bertautan dengan tidak sengaja karna ingin mengambil buku yang sama.

Mata Reygan mentap lekat manik mata biru milik Vanya. Begitu juga dengan Vanya.

Vanya menarik tangan nya, dan bersikap seolah biasa saja. "M-maf kak" ucapnya.

Reygan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. "Eh iya gapapa, bisa gue bantu?" tanya Reygan lagi.

"Ehh, gaus--" ucapan Vanya terpotong kala tumpukan buku itu telah berada di tangan Reygan.

Reygan menatap wajah Vanya. "Bukunya di taro dimana?" tanya Reygan.

"D-di perpustakaan aja"

"Anterin gue" Vanya pun mengangguk mengiyakan ajakan Reygan.

Susah banget sih buat jauhin kak Reygan- batin Vanya.

Setelah sampai di perpustakaan Reygan menaruh tumpukan buku itu di rak yang kosong. Setelah itu ia membersihkan bajunya yang sedikit kotor akibat debu yang ada di buku tadi.

"pulang bareng gue" Ucap Reygan tiba-tiba membuat Vanya sempat kaget.

"a-aku nunggu Nessa" jawab Vanya gugup.

"hp lo" ucap Reygan sambil menadahkan tangan nya.

"Hp?" tanya Vanya dan Reygan pun mengangguk.

Vanya mengeluarkan ponsel miliknya yang berada di saku Rok nya, setelah itu memberikan pada Reygan.

Reygan mengutak-atik ponsel Vanya, entah ia sedang apa Vanya tak tau.
"Nih, udah ayok pulang!" ucap Reygan seraya memberikan Ponsel Vanya.

Vanya melongo, ia tak tau harus apa. "Kan aku bareng Nessa"

"Gue udah bilang sama temen lo, udah ayok pulang" jawab Reygan dan mengandeng tangan Vanya menuju ke parkiran.

Murid-murid yang sedang berlalu lalang di koridor pun menatap Vanya dan Reygan aneh. Pasalnya selama Reygan berada di sekolah ini, baru kaliini melihat Reygan menggandeng Cewek. Bahkan ada sebagian rumor yang mengatakan bahwa Reygan homo hanya karna tak pernah di kabarkan punya pacar.

Reygan tak perduli tatapan aneh itu, Reygan terus berjalan sambil mengandeng tangan Vanya. Sampai tibalah ia dan Vanya di parkiran khusus milik anggota Bos Complited.
Hanya ada mobil Reygan yang terpakir di sana, mungkin yang lain sudah pulang.

Reygan membukakan pintu mobil untuk Vanya, Vanya sempat terpaku atas perlakuan Reygan. Ia pun masuk ke dalam mobil Reygan dengan perasaan campur aduk. Reygan memutari mobilnya dan duduk di kursi kemudi, setelah itu ia menjalan kan mobil nya.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang