Bagian tiga puluh tujuh

55.3K 2.2K 224
                                    

Guys makasih banget atas suport kalian untuk cerita gaje wkwk. Ga nyangka aja bisa sampe 36k readers makasih gaess.....

Lup yuu pull

Jan lupa vote dan komen guyss!!!

HAPPY READING!!!

====

Reygan berlarian di koridor rumah sakit diikuti juga dengan Danis yang setia berlari di belakang nya. Beberapa orang sudah mengumpati Reygan dan Danis yang berlari di tengah padatnya koridor rumah sakit. Reygan sih bodo amat. Toh rumah sakit ini juga milik keluarga nya.

Langkah Reygan dan Danis terhenti pada satu ruangan bertuliskan 'VVIP Room'. Yakni ruangan yang di tempati oleh Abella. Reygan masuk ke ruangan itu, tak lupa menggunakan baju khusus yang telah di sediakan begitu juga dengan Danis. Cowok itu masih tidak mengerti apa yang di lakukan Reygan dan mengapa Abella bisa masuk rumah sakit dengan infus dan selang yang meliliti tubuh nya.

Reygan berjalan mendekat ke arah Abella. Ia mengambil tangan Abella yang terbebas dari selang infus. Ia menggenggam nya erat seakan tak mau di pisah.

Danis menepuk pundak Reygan. "Abella kenapa?" Tanya Danis khawatir.

"Kanker darah stadium akhir" jawab Reygan yang masih fokus menatap wajah teduh milik Abella.

Danis terbelalak tak percaya akan apa yang di katakan Reygan. Gadis polos dengan sejuta senyuman yang sering kali menghiasi bibirnya dan satu- satunya wanita yang bisa membuat Reygan luluh itu sekarang tengah terbaring tak berdaya dengan penyakit mematikan yang kian menggerogoti tubuhnya.

Danis tertawa hambar dengan raut wajah datarnya. "Lo- lo pasti bohong kan? Hahaha gak lucu men!" Sergah Danis.

"Ngapain gue bohong?" Jawan Reygan membuat Danis terduduk lemas di lantai rumah sakit yang dingin itu.

"Gak mungkin!" Bantah Danis yang hanya di balas helaan nafas dari Reygan.

Wajar saja Danis khawatir, karna Abella adlaah orang yang pernah mengisi hari-hari nya dengan tawa, yang selalu ada di saat ia dan Reygan butuh bantuan untuk mengobati luka sehabis tawuran. Dan Abella sudah Danis anggap seperti adik nya sendiri.

"R-reygan? D-da-danis?" Ucap Abella bergetar dengan mata yang sedikit terbuka.

Sontak saja mendengar suara Abella Danis yang tadinya terduduk menjadi berdiri dan menghampiri Abella. "Bel, bilang sama gue kalo lo itu sehat! Iya kan bel?" Tanya Danis.

Abella tersenyum miris. "Aku sehat Dan, kamu gak perlu khawatir gitu dong, coba senyum" pinta Abella.

Danis tersenyum. Membuat Abella pun ikut tersenyum. "Nah kan ganteng" sambungnya.

"Oh iya mamah mana?" Tanya Abella.

"Gue gak liat mama lo, mungkin lagi keluar sebentar cari makan" jawab Reygan. "Gue keluar bentar" lanjutnya.

Danis dan Abella kompak mengangguk. Dan setelah itu Reygan mendorong pintu rawat Abella dan keluar dari ruangan itu.

~•~•~

Vanya menutup pintu mobil Devan begitu juga Devan yang langsung menghampiri Vanya dan menggandeng tangan Vanya untuk masuk ke dalan rumah sakit. Tadi sebelum sampai di rumah sakit, Adit sempat memberitahu Vanya dimana letak kamar inap mamanya itu. Dan kini Vanya dan Devan tengah berjalan menuju ruangan mama Adit.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang