Bagian sembilan belas

59.8K 2.5K 23
                                    


Happy reading:)

📌Banyak typo tak diundang!

Alangkah baiknya menekan tombol bintang terlebih dahulu:)







Vanya menatap mata Reygan dengan penuh pertanyaan. Reygan menghela nafasnya gusar, kaliini bukan saat nya bermain kode, ia ingin menyatakan perasaan nya langsung tanpa basa basi.

"Sebenernya gue..."

~•~•~

Vanya menatap lekat mata Reygan, menantikan kata indah yang keluar dari mulut Reygan, pandangan nya tak teralih sedikit pun. Bagai tersamabar petir tubuh Vanya menegang saat kedua tangan Reygan berada di pundak nya, tubuhnya kaku dan mulutnya seakan bisu.

Mata Reygan pun sama pandangan nya fokus pada wajah damai Vanya.

"Sebenernya gue..." ucap Reygan mengantung, membuat Vanya bertanya tanya dalam benak nya.

"sebenernya?" pancing Vanya.

"Sebenernya, gue itu udah--"

Brak...

Bocah laki laki menabrak tubuh Vanya membuat ia jatuh, tapi jatuh ke dalam pelukan Reygan.
Bagaikan adegan slow motion, mereka larut dalam pikiran masing-masing dalam posisi Reygan menompang tubuh mungil Vanya.

Kalo dari deket lo cantik Va -batin Reygan.

Jantung, tolong ngertiin aku dong, aku gak mau mati muda hanya karna di tatap kak Reygan - batin Vanya.

Mereka tersadar dan membenarkan kembali posisi mereka, Vanya merapikan bajunya yang sedikit berantakan dan Reygan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo gak papa?" tanya Reygan sedikit gugup.

"G-gapapa kok, makasih kak" Reygan pun mengangguk sebagai jawaban nya.

Bocah laki laki itu memandang Vanya dan Reygan secara bergantian, membuat Reygan dan Vanya menyerit bingung.

"Kamu kenapa dek?" tanya Vanya lembut pada bocah itu.

Bocah itu langsung memeluk Vanya.
"Kak, tolong. Aku" Ucap bocah itu lirih.

Vanya membalas pelukan bocah itu.
"nama kamu siapa?"

"Re-Reyhan kak" jawab Bocah bernama Reyhan itu.

Nama nya mirip ama gue masa?- Batin Reygan.

"Nama kakak Vanya dan ini kak Reygan" ucap Vanya sambil menunjuk Reygan. "Kamu takut kenapa?" lanjut Vanya.

Reyhan semakin mengeratkan pelukan nya pada Vanya. "Om itu nyuruh aku untuk ngemis, katanya kalau gak mau aku akan di bunuh" katanya lirih sambil menunjuk ke arah bapak-bapak berpakaian serba hitam, dan menyeramkan.

"orang tua kamu kemana?"

"Ibu aku, meninggal saat melahirkan aku dan ayah entah kemana sejak kecil aku gak pernah melihatnya" Jawab Reyhan.

"Kamu ikut kakak aja ya?" ajak Vanya.

"Kemana kak?"

Vanya tersenyum lembut. "tinggal bareng kakak, kamu mau kan?" Reyhan pun mengangguk antusias.

Reygan yang merasa terkucilkan pun mendehem keras membuat mereka menoleh bersamaan ke arah Reygan yang memasang wajah Bad mood nya.

"Ehh.. Maaf kak, aku lupa hehe"

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang