empat puluh delapan

55.4K 2.2K 45
                                    

Maaf untuk keterlambatan update.

Ini seua di karnakan kesibukan aku di dunia nyata. Tugas aku makin numpuk di kelas sembilan belum lagi banyak ulangan ulangan dadakan yang bikin aku pusing tujuh keliling.

Intinya aku minta maaf khawan khawan.

:(

Happy reading and sorry for typo.

Komen yang banyak biar aku makin semangat update trimakasih.

===

Vanya membolak-balikan buku pelajaran nya, ia benar-benar hilang fokus untuk belajar. Bagaimana tidak hilang fokus jika masalah di hidupnya belum juga selesai, bukan nya selesai malah bertambah.

Clara yang melihat wajah lesu sahabatnya pun menyenggol lengan Vanya seraya memberikan kode agar Vanya mendengarkan penjelasan dari hu Aisha selaku guru yang tengah menerangkan materi.

Vanya bergeming dan menoleh ke arah Clara, Vanya menaikan sebelah alisnya.

Clara pun menghela nafasnya. "Lo ada masalah?" Tanya Clara dengan nada sepelan mungkin.

Vanya tersenyum dan menggeleng.

Clara mendelik mencari kebohongan di mata sayu milik Vanya. "Lo gak bisa bohong Va, istirahat lo harus cerita sama gue!" Tekan Clara dan Vnaya hanya bisa menghela nafasnya dan kembali mendengarkan penjelasan dari bu Aisha.

Pelajaran yang bu Aisha ajarkan terus berlanjut mulai dari membahas pelajaran sampai curhatan hidup bi Aisha hingga semua itu berkahir saat bell istirahat berbunyi, semua murid yang sudah bosan mendengar curhatan bu Aisha pun lantas menjadi semangat kala mendengar bell istirahat berbunyi.

Bu Aisha membereskan buku-bukunya dan segera meninggalkan kelas yang sudah ricuh karna para muridnya sudah kelaparan dan membutuhkan asupan makanan ibu kantin.

Sekarang tinggallah Vanya, Clara dan Ashela yang tengah sibuk dengan buku yang berserakan di atas mejanya. Vanya bangkit dari duduknya begitu juga dengan Clara. Mereka berdua sudah bersiap menuju kantin. Mereka melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

"Tunggu!" Cegah Ashela seraya tergesa-gesa menyusul Vanya dan Clara.

Vanya menoleh menatap Ashela dengan raut cemas. "Kenapa Shel?" Tanya Vanya dengan nada bersahabat sedangkan Clara yang berada di samping Vanya hanya memutar bola matanya malas melihat Ashela.

Ashela mencoba mendongak kan kepalanya menatap Vanya dalam dalam. "Kita bisa bicara berdua sebentar?" Tanya Ashela seraya melirik Clara.

Clara yang dilirik Ashela pun kembali menatap Ashela dengan tatapan sinis. "Maksudnya lo ngusir gue gitu?" Sinis Ashela pada Clara.

Vanya menyenggol lengan Clara. "Ra" kode Vanya. Vanya pun tersenyum pada Ashela. "Bisa kok, Ra kamu duluan aja ke kantin nanti aku nyusul" jawab Vanya membuat Ashela tersenyum.

Clara mendesis kemudian menatap Vanya khawatir. "Gue di sini aja temenin lo, gue takut lo di apa-apain sama dia" tunjuk Clara pada Ashela.

"Enggak kok ra, aku gak bakal kenapa-napa percaya deh" wanti Vanya seraya tersenyum meyakinkan pada Clara.

"Yaudah deh, jangan lama lama ya" jawab Clara dan pergi meninggalkan Vanya dan Ashela berdua di dalam kelas.

Sebelum bicara ashela mengajak Vanya untuk duduk agar lebih terasa nyaman, suasana diantara keduanya begitu canggung dan akhirnya Vanya pun memutuskan unyuk membuka pembicaraan diantara mereka.

"Kamu udah sehat Shel?" Tanya Vanya, mengingat lusa Ashela masuk rumah sakit dan sempat di rawat selama beberapa hari.

Ashela mengangguk lesu. "Udah kok, cuma perut gue masih rada sakit aja sih" jawab Ashela.

VANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang