Wendy merogoh handphonenya, mengetik beberapa kalimat di atas layar benda persegi panjang itu. Oh ayolah ini bahkan sudah kesekian kalinya wendy mencoba menghubungi seniornya itu untuk meminta maaf, tapi kenapa tidak pernah di angkat.
Langkah gadis itu memilih keluar dari gedung kampus dan menuju halaman belakang sekolah. Wendy butuh menenangkan pikiran sebentar dari masalah yang sedang di hadapinya.
Baru saja Wendy akan menuju salah satu bangku taman, gadis itu dikejutkan dengan sosok seniornya yang sedang membawa beberapa tumpukan buku yang hampir menutupi seluruh pandangannya.
"Sunbae?"
Wendy dapat merasakan ekspresi terkejut sekaligus khawatir dari seniornya itu, dan ini pertama kalinya Wendy melihat ekspresi lain selain senyum hangat ley yang menenangkan hati.
"A.. apa yang kau lakukan disini Wendy-ssi" ley terlihat sedikit panik. Bahkan Wendy dapat melihat sedikit guratan di wajah seniornya itu.
Wendy mengernyit. Bingung dengan perubahan sikap ley. Namun dengan cepat Wendy mengubah ekspresi terkejutnya dengan senyuman kecil "bagaimana kabarmu Sunbae" memang hanya untuk sekedar basa-basi, Tapi Wendy hanya ingin mencairkan suasana canggung ini sungguh.
"Cukup baik"
Wendy tau pria itu sedang berbohong. Sangat terlihat dari senyuman tipis yang bahkan hampir tidak terlihat. Wendy akui seniornya ini memang sangat payah dalam berbohong.
"Sunbae bisa kita duduk sebentar? Ada yang ingin ku katakan" cukup sudah. Wendy harus menjelaskan semuanya. Ia harus meluruskan semuanya dan meminta maaf. Wendy yakin ini semua ada kaitannya dengan Daddy.
Ley menengok kiri dan kanan, merasa aman pria itu mengangguk mengiyakan ajakan gadis Son itu.
Wendy tidak cukup bodoh untuk tidak mengetahui perubahan sikap ley. Pria itu sedang mencari keberadaan bodyguard Wendy yang selalu mengawasinya kemanapun. Benar dugaan Wendy, ada yang tidak beres dengan seniornya. Dan Wendy semakin yakin semuanya berkaitan dengan Daddy-nya. Untung saja Wendy tadi memberikan makanan dan menaruh obat tidur untuk bodyguard-bodyguardnya hingga mereka tertidur dengan lelap. Jahat memang tapi Wendy harus melakukan semuanya untuk memperjelas semuanya.
"Mianhe"
Ucap Wendy saat dirinya dan ley kini sudah duduk di salah satu bangku taman yang tidak jauh dari posisi mereka tadi. Gadis itu menunduk merasa bersalah.
Ley berusaha tersenyum tulus. Pria itu tidak bisa menyalahkan Wendy atas apa yang sudah terjadi "gwencana, aku tidak apa-apa"
"Apa Daddy melakukan sesuatu padamu Sunbae?" Wendy kini menatap ley serius berharap pria itu baik baik saja.
Ley tersenyum miris. Setidaknya ia masih diberi kesempatan untuk menikmati hidupnya saja sudah lebih dari cukup.
Ley menggeleng "Anniyo, jangan khawatir"
Ley kini membereskan buku-bukunya, atau lebih tepat beberapa skripsi junior juniornya. Ah iya Ley adalah asisten Dosen sekaligus kepercayaan para dosen untuk melakukan beberapa tugas.
"Mianhe Wendy-ssi, tapi aku sangat sibuk hari ini" Ley menunjukkan beberapa tumpukan buku di hadapannya.
Wendy mengangguk, berusaha terlihat baik baik saja "mianhe mengganggu waktumu Sunbae"
"Anni. Gomawo telah menghawatirkan ku, kuharap kau akan hidup bahagia Son Wendy"
Wendy mengernyit. Memikirkan kata kata sekaligus senyuman aneh Ley yang tidak seramah dulu. Dan ucapan Ley tadi seperti ucapan pamit atau hanya perasaannya saja? Bahkan saat Ley sudah meninggalkannya gadis itu masih terus berpikir menatap punggung seniornya yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanficPERHATIAN: Masih terdapat beberapa kekurangan dalam cerita seperti typo dan kesalahan penulisan °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°🍁🍁🍁°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° just by staying beside me everything will be fine Sinopsis: Wendy harus terjebak bersama bodyguardnya body...