22

1.6K 202 17
                                    

Chanyeol menghembuskan napasnya pasrah untuk kesekian kalinya, matanya melirik ke samping di mana Wendy yang tengah menikmati ice cream vanila dengan senyum lebar. Ok Chanyeol memang kalah saat berdebat dengan Wendy tadi. Gadis itu bersikeras menaiki lebih dari satu wahana lagi tapi Chanyeol juga bersikeras ingin pulang. Jadilah pria itu membelikan ice cream vanila sebagai bayaran untuk tidak menaiki wahana wahana itu lagi.

Chanyeol menghentikan langkahnya saat merasakan gadis bermarga Son itu kini tidak di sampingnya. Dengan panik Chanyeol menoleh ke belakang lalu menghembuskan napas lega saat mendapati Wendy yang berdiri di belakangnya. Pria itu mengikuti arah pandang Wendy yang menatap sebuah tenda kecil dimana terdapat permainan menembak dengan kaleng kaleng bekas sebagai sasaran. Chanyeol tersenyum kecil lalu mengambil langkah besar menuju Wendy.

"Kajja!" Chanyeol meraih tangan Wendy dan membawanya ke tempat itu.

"Mana yang kau inginkan?" Tanya Chanyeol sembari menyiapkan ancang ancang untuk menembak setelah ia memutuskan untuk bermain.

Wendy menggeleng dengan tangan menyilang "aku tidak menginginkan apapun!" Ucapnya gengsi.

Chanyeol menghembuskan napas panjang, seperti dugaannya. Pria itu menatap beberapa boneka di atas yang digantung. Ia mulai mengambil bidikan pada kaleng bekas yang berhadiah boneka terbesar di situ. Satu tembakan dan melesat.

Chanyeol terkekeh Canggung "kurasa pistol ini bermasalah" ucapnya sembari menatap Wendy ragu. Chanyeol tidak menyerah dan melanjutkan tembakan kedua, bahkan tembakan pertembakaan terus di lemparkan tapi tidak mengenai satu di antara kaleng kaleng tersebut. Sial.

Chanyeol melirik Wendy di sampingnya dimana Wendy berdiri dengan tangan yang disilangkan kini menatapnya dengan kekehan kecil. Ughh memalukan.

"Berikan padaku" pinta Wendy langsung mengambil ahli pistol mainan yang ada di tangan Chanyeol. Wendy mengarahkan pistol itu ke arah bidikian. Lalu menarik pelatuk mainan tersebut. Senyum mereka kalah beberapa kaleng kini mulai berjatuhan. Wendy terus melesatkan  tembakan demi tembakan dan setiap tembakan itu Wendy berhasil menjatuhkan kaleng kaleng bekas itu.

Chanyeol bahkan di buat melongo tak percaya. Tidak, ia tau ini memang pistol mainan tapi bukankah cara membidiknya sudah seperti seorang profesional? Astaga ini memalukan bagi dirinya yang notabenenya sebagai seorang pria.

Finalnya gadis Son itu akhirnya menang. Wendy kini berjalan dengan angkuh dengan senyuman yang merekah. Di sampingnya ada Chanyeol yang berjalan dengan lesu kedua tangannya juga kini memeluk boneka beruang besar berwarna peach menjadi sorotan orang orang yang lewat. Chanyeol bahkan dapat mendengar dengan jelas beberapa orang lewat yang berbisik tentangnya.

"Yaishhh ini tidak seperti yang kalian lihat!" Chanyeol meneriaki salah satu pejalan kaki yang berbisik mengenainya. Sungguh Chanyeol benar benar ingin cepat sampai ke parkiran dan masuk ke dalam mobil. Ini memalukan baginya. Bagaimana jika ada rekan kerjanya yang melihatnya seperti ini. Astaga itu memalukan.

"Tunggu sebentar aku ingin membeli itu" Wendy menunjuk salah satu penjual manisan permen kapas yang berwarna merah muda.

Chanyeol memilih menunggu dan mengamati Wendy dari kejauhan gadis itu sibuk membeli permen kapas yang ia maksud tadi. Hati Chanyeol menghangat menyadari Wendy kini sudah lebih baik dari hari kemarin.

"Chan!"

Chanyeol baru saja akan menoleh namun sebuah tangan melingkar di pinggangnya membuat tubuh Chanyeol menegang. Pria itu menoleh ke belakang dan terkejut mendapati siapa yang memeluknya. Irene?

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini"

Dengan takut takut Chanyeol melirik ke samping di mana tempat Wendy tadi membeli permen kapasnya. Mata Chanyeol membesar saat melihat gadis Son itu kini berdiri tidak jauh darinya sambil menatap Chanyeol diam sebelum beberapa menit kemudian Wendy mengambil langkah mundur dan berbalik.

Chanyeol melepas pelukan Irene segera "mianhe" ucapnya lalu berlari mengejar Wendy meninggalkan Irene yang menatap punggung Chanyeol kosong.

***

Chanyeol sesekali melirik Wendy di sampingnya memastikan gadis itu baik baik saja, sementara tangannya sibuk menyetir. Chanyeol ingin mengatakan sesuatu namun mulutnya kembali terkatup melihat Wendy yang memejamkan matanya dan bersandar di jok mobil.

Bahkan saat sampai di rumah Wendy hanya keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun. Chanyeol berkali kali memanggilnya namun Wendy seolah tuli, gadis itu tidak perduli dan masuk ke dalam rumah.

Chanyeol menatap boneka beruang besar berwarna peach di jok mobil belakang. Chanyeol mengambil boneka itu dan membawanya masuk.

Chanyeol kembali terdiam mengamati pintu kamar Wendy yang tertutup. Pria itu menarik napas pasrah sebelum berjalan menuju kamarnya.

***

Wendy terdiam duduk di balkom kamarnya, kepalanya menatap ke atas langit. Tidak ada bintang malam ini, langit terlihat gelap dan kosong sama seperti hatinya. Perlahan lahan tetesan tetesan air jatuh dari langit sedikit demi sedikit lalu semakin banyak. Wendy tidak bergerak, gadis itu hanya terus duduk di sisi balkom tidak perduli ampas ampas air hujan yang kini mengenainya.

Wendy menunduk. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pundak pundaknya perlahan bergetar dan suara isakan isakan kecil mulai terdengar. Wendy menangis. Menangisi kesialannya yang dengan bodohnya membiarkan hatinya di masuki Chanyeol. Sungguh Wendy merasa dirinya sangat bodoh karena berhasil masuk ke dalam permainan konyol ini.

Wendy menarik nafasnya dalam dalam. Kini ia sudah merasa lebih baik. Gadis itu lalu masuk ke dalam kamarnya, menatap ke pantulan cermin dan mendapati matanya sedikit membengkak. Wendy meraih beberapa lembar tissu dan membersihkan sisa sisa air matanya. Setidaknya Chanyeol tidak perlu melihatnya menangis. Itu Akan sangat memalukan nantinya.

Wendy memilih keluar dari kamarnya untuk mengambil baskom dan es di dapur, tidak mungkin jika Wendy besok harus bangun dengan mata bengkak. gadis itu mengintip melalui sela sela pintu takut jika ternyata ada Chanyeol di luar. Merasa tidak ada tanda-tanda keberadaan Chanyeol, Wendy membuka pintunya gadis itu lalu keluar dari kamar namun baru beberapa langkah kakinya tersandung. Wendy melirik ke bawah dan mendapati sebuah boneka beruang yang tadi ia dapatkan bersama Chanyeol. Wendy memilih membiarkannya, ia dengan pelan berjalan ke arah dapur dan mengambil baskom juga beberapa es di kulkas lalu dengan cepat kembali ke kamar.

Wendy kembali membuka pintu kamarnya kembali lalu mengambil boneka yang sempat ia abaikan tadi. Bonekanya tidak bersalah tapi Chanyeol lah yang bersalah.

Wendy mengernyit kecil saat mendapati sepotong kertas kecil yang di peluk boneka. Wendy mengambil potongan kertas itu dan mendapati sebuah tulisan tangan di sana.

'mianhe'

Tobe continue...

♡♡♡

Happy reading
Keep vooment
Gomawo💞

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang