12

1.7K 218 6
                                    

Wendy memasukan kedua tangannya ke dalam saku mantel pastel miliknya. Bahkan kedua telapak tangannya sudah di lapisi sarung tangan hangat tapi Udara salju Kanada memang luar biasa. Rasanya begitu dingin sampai seolah-olah menusuk tubuhnya. Untungnya berkat bantuan hoddie tebal dengan lapisan mantel sebagai luaran dapat sedikit mengurangi rasa dingin Wendy saat ini.

Kota Quebec yang merupakan kampung halaman gadis itu terlihat sedikit berbeda. Mengingat ini adalah awal bulan Desember di mana kota Quebec menjadi langganan kota bersalju. Jika biasanya pemandangan sepanjang jalan bernuansa Eropa kali ini seluruhnya bernuansa putih salju. Hampir sebagian jalan tertutupi salju. Bahkan tempat yang saat ini di lewati Wendy bersama Chanyeol menuju rumah neneknya juga hampir tertutupi salju, taman daun maple ini terlihat sedikit berbeda tentu saja.

Wendy mendoak mendapati sosok Chanyeol dengan ekspresi datarnya. Entah kenapa, sejak pagi tadi mood Chanyeol tidak begitu baik di Bandingkan biasanya. Chanyeol yang biasanya sangat bawel bagi Wendy kali ini lebih banyak diam. Jujur saja ini sedikit menganggu Wendy.

"Park Chanyeol apa kau baik baik saja?" Ini adalah pertanyaan kesekian kalinya Wendy sejak pertama mereka keluar dari vila.

"Jika kau sedang tidak sehat kita pulang saja dulu"

Chanyeol menarik napas panjang. Chanyeol memang seperti ini saat musim dingin. Entah itu di Korea, Kanada atau negara lainnya dengan musim salju. Chanyeol akan lebih sering diam dan down saat musim salju tiba. Seperti saat ini, pria itu merasa sedikit kacau memang "tidak, aku tidak apa apa. Tunjukan saja di mana rumah halmeoni"

Wendy diam, sedikit menatap Chanyeol ragu namun barakhir dengan anggukan kecil sebelum melanjutkan langkahnya. Mobil Chanyeol memang tidak bisa mengantar mereka sampai kesini. Mobil Chanyeol hanya di parkirkan di sisi tepi jalan raya depan gang yang saat ini melekat Lewati. Gang kecil namun tidak begitu kecil hanya saja akan sangat sulit untuk mengendarai mobil di gang itu.

Sebuah rumah minimalis namun terkesan klasik dan begitu terawat terlihat tidak jauh dari posisi mereka sekarang. Sudut bibir Wendy tertarik merasa kehangatan di dalam tubuhnya secara otomatis saat melihat rumah itu. Wendy berlari kecil ke arah rumah membiarkan langkahnya yang terasa lebih lama karena efek sepatu yang beberapa kali tenggelam di salju salju itu.

"Halmeoni, herabojii~" tangan Wendy terus mengetuk pintu rumah dengan warna merah maron, warna umum pintu rumah Kanada.

"Halmeoni ini aku Son Wendy"

Pintu rumah itu terbuka mengeluarkan sedikit decitan kecil. Seorang pria tua keluar dengan tongkat di tangannya, menatap ke arah mereka heran. Memperbaiki letak kacamatanya sebentar sebelum tersenyum gembira "Son Wendy cucu kecilku" pria tua itu segera memeluk Wendy setelah mengenalinya. Begitu merindukan gadis kecilnya yang sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik.

Tatapan pria tua itu beralih pada Chanyeol saat pelukannya terlepas "Park Chanyeol?" Tanyanya memastikan. Maklum saja, kakek Wendy memang sudah sering lupa, dan juga saat pernikahan Wendy dan Chanyeol, kakek dan nenek Wendy memang tidak bisa datang dikarenakan kondisi mereka yang tidak memungkinkan.

Walaupun suasana hati Chanyeol sedang buruk, tapi pria itu tetap memberikan senyuman terbaik miliknya.

Tangan kakek Son terulur memberikan sebuah pelukan sebagai tanda penerimaan keluarga Son untuknya seolah mengatakan 'selamat menjadi bagian keluarga kami'

"Masuklah, kalian pasti kesulitan kesini karena salju tebal. Biarkan nenek membuat sedikit minuman hangat untuk kalian"

***

Chanyeol hanya dapat memberikan senyuman terbaik miliknya saat seorang wanita tua menyajikan Jahe hangat untuknya. Awalnya Chanyeol masih ragu untuk meminum itu, tapi saat melihat wajah nenek Son yang terlihat begitu senang membuat Chanyeol tak dapat menolaknya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang