4

2K 244 5
                                    

Braakkkk!!

Chanyeol memejamkan matanya saat merasakan sedikit hembusan angin melewatinya begitu pintu tertutup. Pria itu tersenyum tipis mendapati Wendy menatapnya dengan tatapan terkejut dan segera menutup pintu rumahnya dengan keras. Sepertinya gadis Son itu terkejut.

Chanyeol kembali mengubah senyumnya menjadi senyuman hangat begitu pintu kembali terbuka. Sosok Wendy tidak ia lihat lagi, hanya ada sosok Tn. Son yang berdiri menatapnya dengan senyuman hangat. Chanyeol dapat menebak pria berumur itu baru saja bangun tidur.

"Oh kau Chanyeol, masuklah"

Chanyeol mengangguk sopan mengekori punggung Tn. Son yang mengajaknya masuk ke kediaman keluarga Son, Chanyeol tidak dapat berbohong dengan fasilitas rumah Tn. Son begitu memasuki ruangan pertama. Terkesan begitu mewah.

Dari sudut ruangan, Chanyeol dapat mengenali sosok gadis yang kini menyajikan beberapa sarapan di atas meja. Chanyeol menaikkan sebelah alisnya. rupanya Wendy juga bisa memasak. Chanyeol pikir sosok gadis seperti Son Wendy tidak ingin repot repot membuat tangannya kotor dengan menyentuh dapur dan Chanyeol bahkan sempat berpikir gadis sepertinya adalah tipe gadis manja yang tidak dapat melakukan apapun sendiri. Heol, ini di luar dugaannya.

Chanyeol hanya terus mengekori Tn. Son sampai di depan meja makanan yang saat ini sudah di sajikan beberapa sarapan sehat. Chanyeol memilih duduk di salah satu kursi saat Tn. Son menatap bangku kosong yang masih tersisa.

"Jadi apa kau kesulitan saat kesini" tanya Jaehyun sekedar basa-basi. Pria itu menyesap secangkir kopi yang dibuat putrinya.

Chanyeol terkekeh kecil. Ikut menyesap kopi miliknya yang di buat wanita paruh baya yang entahlah Chanyeol tidak mengenalnya "tidak ahjussi"

Chanyeol melirik Wendy melalui ekor matanya. Gadis itu kini sudah ikut menemani mereka sarapan.

"Tidak usah seformal itu, kau akan menjadi menantuku nanti jadi panggila aku dengan pantas"

Chanyeol melirik Wendy ragu sebelum menjawab "Ne Aboji"

Tn. Son tertawa mendengarnya. Merasa Senang sekaligus bangga. Pria itu menatap Chanyeol dengan hangat. Baginya, Chanyeol adalah pria baik yang memang ditakdirkan untuk putrinya.

Chanyeol menyadari pergerakan Wendy yang sedikit terhenti. Gadis itu mengunyah roti lapis berisi selai strawberry dengan kesal. Dalam hati Chanyeol benar-benar ingin tertawa melihatnya. Namun tidak mungkin mengingat Tn. Son dihadapannya saat ini.

Wendy meraih susu hangat di sampingnya. Tidak perduli dengan panas tidaknya susu itu, Wendy tetap meminumnya dalam sekali tegukan hingga habis. Telinganya sudah cukup panas untuk mendengar percakapan ini lebih jauh. Jadi Wendy lebih memilih kabur sebelum telinganya semakin panas dan tidak bisa dikendalikan.

Chanyeol yang menyadari itu ikut berdiri. Wendy sudah lebih dulu meninggalkannya dan Chanyeol merasa kesal. Yang benar saja, ia bahkan rela bangun lebih awal untuk mengantar gadis Son itu dan lihat Wendy mengabaikannya. Chanyeol menunduk memberi salam pada pria paruh baya dihadapannya. Merasa tatapan Tn. Son yang menyuruhnya untuk segera mengikuti Wendy, dengan cepat pria itu melangkah keluar. Sial Wendy sudah meninggalkannya.

***

Chanyeol menatap beberapa tumpukan berkas di depan meja kerjanya. Sisa Tumpukan berkas yang sebentar lagi ia akan selesaikan. Walaupun tatapan Chanyeol terarah pada tumpukan berkas tapi pikirannya tidak. Sudut bibr Chanyeol sedikit terangkat mengingat beberapa waktu yang lalu saat ia mengantar Wendy.

"Kenapa kau menerima perjodohan gila ini tuan Park. Chanyeol"

"Jangan pernah berpikir aku akan menerima perjodohan ini dengan ikhlas, tidak akan pernah"

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang