9 - The past of Jisoo.

6.4K 925 129
                                    

Ajarkan aku untuk tidak peduli semua tentang dirimu. ~

•••

"Dasar gila!"

•••

Author's pov

Jisoo bernafas lega ketika bell istirahat berbunyi.

Mood-nya yang dari pagi sudah hancur sangat membuatnya tidak bisa fokus.

Ditambah lagi, kemejanya yang basah tambah membuatnya ingin sekali membunuh orang yang menumpahkannya.

Jisoo yang sangat membutuhkan moodmaker sekarang - tapi entah siapa moodmakernya - lebih memilih untuk diam dikelas sambil menutup wajahnya dengan lengan di meja kelas.

"Jis, gamau ke kantin?" Tanya Jennie menghampiri Jisoo.

Tidak ada balasan dari Jisoo. Jennie yang mengerti pun memutuskan untuk pergi ke kantin sendiri dan memakannya dikelas bersama Jisoo.

Selang beberapa menit, Jisoo merasa pipinya yang sedang di cubit seseorang.

"Jen, diem. Aku gamau ke kantin." Ucap Jisoo tidak memperdulikan siapa yang mencubit pipinya.

Tetapi seseorang itu terus menerus mencubit pipinya yang membuat Jisoo geram, "Jennie! Aku gamau ke kantin!" Teriak Jisoo yang masih tidak ingin membuka wajahnya.

Lagi-lagi, pipinya masih di cubit, "Aku cuma ingin moodmaker!"

Akhirnya, Jisoo duduk tegak dan membuka matanya lebar-lebar.

Seseorang itu bukanlah Jennie, melainkan sang pujaan hati dengan wajah santainya.

"Butuh moodmaker?" Tanya Taehyung santai tidak memperdulikan detak jantung Jisoo yang berdetak cepat tak karuan.

"Engg--"

"Kenapa tadi pagi?" Potong Taehyung yang membuat Jisoo terdiam.

"Yang mana?" Tanya balik Jisoo. Karna Jisoo sadar jika disuruh menceritakan kejadian tadi pagi, pasti akan banyak dan panjang lebar.

"Semuanya. Ceritain dari tadi pagi kamu didalem rumah, lalu keluar rumah dengan keadaan mata yang berair, terus sesudah upacara dengan kemeja yang basah."

Jisoo menghela nafas, "Disini banyak orang,Tae.."

"Yaudah, ayo." Ujar Taehyung dan langsung menarik lengan Jisoo ke suatu tempat.

"Eh? Mau kemana?" Tanya Jisoo namun tidak dijawab oleh Taehyung.

Sekarang ini orang-orang merasa terkejut dengan apa yang terjadi didepan mereka.

Seorang lelaki tampan, Kim Taehyung yang dirumorkan gay oleh warga sekolah tetapi sekarang sedang berjalan berdua bersama primadona sekolah.

Dan jangan lupakan sekarang ini mereka sedang berpegangan tangan yang tentu saja membuat lelaki maupun perempuan iri terhadap keduanya.

Mereka pun sampai ditempat tujuan Taehyung, rooftop.

"Sekarang, hanya ada kita berdua. Aku, dan kau." Ucap Taehyung.

"Lalu?"

"Ceritakan, bodoh!"

Jisoo menghela nafas sebelum ia menceritakan apa yang terjadi.

"Kau tahu kan bahwa orang tuaku bekerja di Las Vegas?" Tanya Jisoo yang dibalas anggukan Taehyung.

"Fakta bahwa mereka hanya mengunjungiku sebulan sekali tentu membuatku kesepian. Saat itu, keuangan keluargaku sangat menipis. Sejak kecil, aku diasuh oleh almarhum kakek dan nenekku, sementara mereka sibuk mencari uang."

Terlihat raut wajah Jisoo yang berubah menjadi rapuh, "Maaf." Ucap Taehyung.

"Tidak tidak. Ini bukan salahmu."

"Kesibukan orang tuaku membuatku menjadi anak bayi tanpa asuhan dan kasih sayang orang tua. Setelah aku cukup dewasa seperti sekarang ini dan keuangan keluargaku sudah meningkat, kami berpisah dengan kakek nenek dan membeli rumah yang sekarang kami tinggali,"

"Tepat 2 tahun lalu, tahun 2016 sangat mengerikan bagiku. Dimana kami sekeluarga pindah, satu minggu setelah berpisah dengan kakek dan nenek, mereka mengalami kecelakaan kereta ketika ingin berkunjung kerumah kami,"

Jisoo menghela nafas dan berusaha menahan air mata agar tidak jatuh lagi.

Taehyung yang menyadari kerapuhan Jisoo sekarang ini memilih untuk mendekat ke Jisoo dan mengusap puncuk kepala si gadis agar tenang.

"Bukan sampai disitu. Dua tahun lalu pun bertepatan kejadian dimana si brengsek dan bajingan Lee Taeyong dan kawan-kawannya yang berusaha memerkosaku. Kau pasti tahu, warga sekolah tahu itu,"

Lagi lagi, Jisoo hanya bisa menghela nafas panjang ketika mengingat buruknya tahun 2016 baginya.

Jisoo tersenyum ke langit-langit, "Tetapi aku berterima kasih ketika seseorang berhasil memergoki Lee Taeyong dan kawan-kawannya itu. Walau aku masih berharap kawan-kawannya di drop out juga seperti nasib Taeyong."

Jisoo kali ini tersenyum ke Taehyung, "Terima kasih, Taehyung. Aku tidak bisa membayangkan nasibku jika kau tidak memergokinya saat itu."

Taehyung bahkan tak bisa berkedip ketika menyadari fakta bahwa gadis didepannya ini sangat ehm cantik sekaligus manis dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

Keinginan Taehyung yang sekarang tidak ingin senyuman diwajah gadis itu hilang, membuatnya terus menerus ingin membuatnya tersenyum.

"Aku bahkan bangga dengan diriku sendiri setelah berhasil menemukan Taeyong yang sedang memperkosa gadis dan membuat si bajingan itu keluar dari sekolah ini." Kali ini Taehyung membuka suara.

"Setelah kejadian itu, aku tertarik dengan lelaki yang bernama Kim Taehyung. Aku selalu mendengar rumor gay-nya, namun tak ku tanggapi. Aku terus menjadi stalker-nya dan membuatku mencintainya." Ucap Jisoo yang membuat Taehyung terdiam.

"Sampai sekarang, aku sungguh-sungguh dan benar-benar mencintai Taehyung." Lanjut Jisoo.

Dengan cepat, Taehyung menarik tubuh gadis itu didalam pelukannya dan membiarkan gadis itu diam di dada bidangnya.

"Kau dengar itu, Jisoo?" Tanya Taehyung.

Jisoo mengerutkan dahinya bingung, "Dengar apa?"

"Detak jantungku." Ujar Taehyung yang membuat Jisoo sadar,

Bahwa detak jantung Taehyung tak kalah cepat dengan detak jantungnya saat ini.

"A-aku mendengarnya." Jawab Jisoo yang membuat Taehyung tersenyum.

Sayang sekali Jisoo kali ini tidak bisa melihat senyuman manis Taehyung karna sekarang ini ia sangat nyaman di dada bidang Taehyung.

"Aku tidak pernah merasakan detak jantungku secepat ini. Aku tidak tahu artinya, tetapi aku akan mencari tahu penyebabnya." Ucap Taehyung masih memeluk Jisoo.

Jisoo yang mendengarnya tentu sukses terkejut.

"Aku mencintaimu, Kim Taehyung." Ucap Jisoo. Sudah berapa kali Jisoo mengungkapkannya? Bahkan Jisoo tak perlu bilang seperti itupun Taehyung mengetahuinya.

"Coba bilang itu sekali lagi." Suruh Taehyung.

"Aku mencintaimu Taehyung! Sungguh mencintaimu!" Teriak Jisoo melepaskan pelukannya dan beralih menatap Taehyung dalam.

"Maukah kau menungguku?"

Jantung Jisoo mungkin bisa-bisa berhenti berdetak sekarang.

"Menunggu apa?" Tanya Jisoo memastikan.

"Tentu saja perasaanku. Aku belum mempunyai sebuah rasa sepertimu kepadaku." Jawab Taehyung yang membuag Jisoo terdiam.

"Aku berharap kau mau menungguku dan bersabar sebentar lagi." Lanjut Taehyung.

Jisoo tersenyum, "Aku akan menunggumu."

Dan,

Taehyung mengecup bibir Jisoo sekilas.

•••

To be continue.

perfect - kth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang