23 - Unknown.

4.4K 539 67
                                    

Merasa disakiti berkali-kali. Namun disisi lain merasa aman, karna ia masih ada. ~

•••

Sua : Kau berpacaran dengan Kak Taehyung?

•••

Author's pov

Entah kenapa, ketika Jisoo melihat nama seseorang pada layar handphonenya, gairah marahnya meningkat.

Jisoo :
Kemana saja, sayang?

Sua :
Belagu sekali, sialan.

Jisoo :
Eh? Kau mengataiku "Sial"?
Maaf? Kau tahukan kalau aku pacar Taehyung? Ehm.

Sua :
Lalu apa urusannya?

Jisoo :
Dia mencintaiku. Aku berbaik hati padamu untuk memyuruhmu tidak mengataiku seperti itu.
Jika Taehyung tahu kalau pacarnya diperlakukan seperti itu, mungkin saja kau sudah dibunuh olehnya.

Sua :
Berisik, jalang.
Bukankah sudah kukatakan?
Dia tidak mencintaimu, tidak ada yang mencintaimu.

Jisoo :
Bukankah sudah kukatakan?
Taehyung milikku, dan aku miliknya.

Sua :
Taehyung memacarimu hanya untuk memakai tubuhmu seperti apa yang Taeyong lakukan padamu, haha.

Jisoo :
Your hallucination.

Jisoo dan Jennie tertawa ketika melihat Sua tidak membalas pesan Jisoo lagi.

"Jika si ular itu berbicara atau mengirim mu pesan seperti tadi, bilang padaku. Oke?" Suruh Jennie.

Jisoo mengangguk sambil menunjukkan jarinya yang berbentuk Ok.

"Ayo tidur. Besok kita pulang." Suruh Jennie lagi.

Kedua gadis tersebut pun menarik selimut mereka lalu memejamkan mata sambil saling membelakangi.

Beberapa menit berlalu, namun Jisoo tak kunjung terlelap dalam alam mimpinya.

Pikiran gadis cantik itu kini sedang tercampur aduk.

Detik demi detik, setetes air mata jatuh di pipi mulus miliknya.

Tidak, tidak boleh menangis.

Mau ditahan seberapa kuat pun, air mata Jisoo tetap saja keluar dari pelupuk matanya.

Memang perkataan si ular itu memang membisakan.

Tidak. Tidak boleh.

Tahan, Kim Jisoo. Besok kau akan pulang kerumah.

Tahan sebentar lagi, jangan ambil cuttermu.

Jangan sampai mereka semua tahu.

•••

perfect - kth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang