Baekhyun membuka kedua matanya ketika matahari sudah meninggi dan cahaya-nya masuk kedalam celah jendela kamar. Matanya menangkap sebuah memo yang ada diatas meja nakas. Satu tangannya mengambil memo itu dan membacanya dengan seksama. Membuat senyuman terukir di bibirnya.
"Selamat pagi baekhyunie...
Maaf aku tidak ada di sampingmu seperti biasanya saat kau terbangun dari tidurmu, aku ada urusan penting yang harus ku selesaikan pagi ini. Sebenarnya aku ingin membangunkanmu tapi tampaknya kau tidur terlalu lelap karena kelelahan. Dan, terimakasih untuk kemarin malam"Baekhyun harus segera bersiap pagi ini. Ia akan mengunjungi perusahaan milik Chanyeol, entah kenapa setelah kejadian malam kemarin -meskipun ia tidak tau apa yang baru saja mereka lakukan kemarin malam- Baekhyun tiba-tiba lebih cepat merindukan Chanyeol.
...
Baekhyun benar-benar cantik dengan pakaian santainya. Dengan sebuah kaos putih yang melekat di tubuhnya, dipadukan dengan celana pendek dan sebuah flat shoes membuatnya sangat cantik. Baekhyun kini dalam perjalanan menuju perusahaan Chanyeol bersama salah satu driver Chanyeol, untuk pertama kalinya ia berada di tengah ramainya kota seperti ini. Berbagai jenis kendaraan berlalu lalang membuat jalanan semakin sesak.
Baekhyun melihat-lihat keadaan dari luar kaca mobil, banyak kedai maupun kafe kecil-kecilan di pinggir jalanan. Mata Baekhyun semakin menyipit melihat seorang perempuan cantik berhelaian hitam sepinggang dengan tinggi tubuh semampai dan wajah polos yang luar biasa. Perempuan itu berjalan anggun mendekati seseorang yang sangat berarti di hidupnya, Park Chanyeol. Mereka berpelukan. Dan Baekhyun sangat yakin bahwa perempuan yang baru saja memeluk Chanyeol adalah Tiffany.
"kita kembali ke rumah saja." titah Baekhyun dan dengan di setujui oleh driver Chanyeol tersebut.
Setelah sampai di rumah kembali, Baekhyun menghela napas berat lalu dengan kasar membuka pintu mobil. Baekhyun dengan matanya yang mulai terasa panas itu keluar dan berjalan gontai memasuki rumah yang bisa disebut sebagai mansion itu.
Di dalam kamar pun Baekhyun hanya berdiam diri. Tak ada yang ia lakukan, bahkan ia mengabaikan semua ajakan pelayan di rumah tersebut untuk makan. Sejak pulang tadi, Baekhyun memang mengunci dirinya sendiri di dalam kamar. Bahkan hingga se-sore ini, ia belum mau keluar dari kamarnya.
Hujan deras di malam hari hanya menambah beban dalam hati Baekhyun. Bimbang dan kebencian menumpuk sesak di dadanya. Park Chanyeol. Menyebut nama pria itu saja membuatnya berkali-kali merasakan sesak napas. Bahkan jantungnya terasa perih. Baekhyun sudah menangis seharian sejak ia melihat Chanyeol berpelukan dengan perempuan lain pagi tadi. Apa itu yang ia maksud dengan urusan penting?
Baekhyun mengingat-ingat kembali bagaimana dulu Chanyeol membawanya kemari. Ia sadar bahwa dirinya bukanlah hal yang penting dalam kehidupan Chanyeol. Ia hanyalah orang asing yang di selamatkan oleh dua pemuda tampan yang tidak sengaja melihatnya terjebak di hutan gelap bersama hewan-hewan liar di sana.
Baekhyun mengusap air matanya dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Ia sadar sekarang bahwa ia bukanlah siapa-siapa.
Baekhyun terkejut dengan siapa yang dilihatnya sekarang. Chanyeol tepat berada di depannya saat ini. Matanya menatap tajam ke arah Baekhyun seperti meminta sebuah penjelasan. Siapa yang tidak takut, ketika seorang pria dengan tubuh tegap yang jauh lebih tinggi darinya sedang menatapnya tajam dengan rahang yang mengeras.
"Kau pikir apa yang kau lakukan barusan pantas? Membiarkan para pelayan membawa makanan di kedua tangannya dan membujukmu berjam-jam tapi apa yang kau lakukan? Mereka berdiri menunggumu membukakan pintu hingga makanan yang mereka bawa telah berkali-kali di ganti karena telah dingin. Jangan kekanakan Baekhyun"
"Maafkan aku" hanya itu yang bisa ia katakan, Chanyeol baru saja membentaknya. Bagaimana bisa ia menjelaskannya.
"Apapun masalahmu, jangan pernah membuat orang lain yang tersiksa dengan kelakuan bodohmu"
Sesak, Baekhyun kembali merasakan sesak di dadanya, wajahnya kembali di penuhi dengan air mata. Chanyeol bahkan tidak peduli dan langsung pergi dari hadapan Baekhyun.
Apa yang diucapkan pria itu barusan bukan seperti Chanyeol-nya, atau memang sejak awal Chanyeol tidak pernah menjadi miliknya? Sialan, hati Baekhyun terasa perih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGA DOLA °ChanBaekGS°
FanfictionBaekhyun, kau bisa menyebutku dengan nama itu Nama yang ku temukan di sebuah batu besar disebrang sungai tempatku berdiri saat ini, tulisan Baekhyun terukir jelas di batu itu. Entah untuk tujuan apa aku hidup, hidup tanpa adanya penerangan dan tanp...