"CHANYEOL". Dengan pandangan pilu, Baekhyun menatap Chanyeol dalam. Keduanya saling bertatapan satu sama lain, seakan tengah menyalurkan rasa rindu yang kini semakin menjadi.
Chanyeol tidak sendirian datang kemari, di belakangnya ada seseorang berjas putih. Seorang pria dan seorang perempuan yang memakai pakaian perawat. Chanyeol menatap Baekhyun dengan raut khawatir dan penyesalan di balik wajah datarnya.
"Izinkan aku masuk" sahut Chanyeol tiba-tiba yang baru saja sadar dari lamunannya.
"Di rumah ini tidak ada orang, untuk apa kau datang kemari" lirih Baekhyun.
"Sekedar memeriksamu" Chanyeol meraih lengan Baekhyun dan menariknya ke kamarnya yang berada di lantai dua, di ikuti oleh 2 orang yang tadi berada di belakang Chanyeol.
Setelahnya, Baekhyun melihat para perawat itu menyiapkan peralatan. Menyulap kamarnya menjadi ruangan praktek dokter kandungan. Ada banyak alat termasuk alat USG dan monitor. Meskipun ia tidak tau alat apa itu? Dan apa fungsinya. Tapi ia merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk setelahnya.
Selama kurang dari 40 menit, Dokter Changmin memeriksa Baekhyun melalui USG, bahkan mencetak foto janinnya dalam selembar hitam putih. Dan di sudut sana Chanyeol mengawasi, melihat seluruh proses pemeriksaan dengan cermat. Sesekali menatap Baekhyun dengan raut cemas. Beberapa kali mata mereka bertemu namun Baekhyun yang segera memutuskan kontak mata keduanya.
"Saya selesai Tuan Park, Akan saya jelaskan semuanya pada anda. Tapi bukan disini" ujar dokter Changmin.
Setelah semua pembicaraan mereka selesai, Chanyeol mengantarkan mereka sampai di depan pintu. Setelah itu Chanyeol kembali memasuki kamar Baekhyun. Baekhyun tetap di posisi yang sama, duduk menyandar di ranjangnya. Pandangan gadis itu kosong, kedua tangannya mengelus perutnya yang masih datar. Chanyeol sadar, ada bayi mereka di dalamnya. Bayi-nya! Darah Dagingnya!
Tap!
Tap!
Tap!
Baekhyun menoleh saat Chanyeol mulai mendekat. Penampilannya sedikit kacau. Kemeja yang ia pakai keluar dari lingkar celananya. Lengan yang digulung asal sampai siku, dan dengan dasi yang melonggar di lehernya. Ia berdiri di depan Baekhyun, kedua tangan kekar Chanyeol yang hangat memegang bahu gadis itu. Meremas sesaat untuk menyalurkan kekuatan.
Sedikit merendahkan tubuhnya dan mendekatkan bibirnya pada Baekhyun, ia menatap dalam mata gadis itu dan mulai membisikkan sesuatu.
"Gugurkan janinmu" Bisik Chanyeol yang tertangkap indera pendengaran Baekhyun. Setelah itu Chanyeol berjalan menjauh. Meninggalkan gadis malang itu terdiam kaku di dalam kamarnya.
"Gugurkan? Janinku? Membunuh satu janin yang akan tumbuh menjadi seorang bayi ini? Sedangkan aku adalah ibunya? "
Gugurkan janinmu...
Gugurkan janinmu...
Gugurkan janinmu...
Tes!
Satu tetesan krystal terjatuh dari air mata indah seseorang yang akan menjadi ibu.
Jawaban atas semua pertanyaan yang ada di pikirannya kala itu terjawab sudah. Chanyeol tidak menginginkan bayinya. Tapi kenapa?
Baekhyun memejamkan mata. Muak mengingatnya kembali.
Bayi yang bahkan belum terbentuk sempurna di dalam rahimnya akan ia bunuh? Tidak mungkin. Bayi mereka.Buah hati tanda cinta mereka. Cinta? Bisakah disebut cinta saat Chanyeol meminta dirinya untuk membunuh bayi tak berdosa ini?
Baekhyun pikir Chanyeol benar-benar akan kembali padanya, saat membuka pintu itu ia pikir segalanya akan kembali seperti sedia kala. Chanyeol menyesal dan akan memohon untuk meminta Baekhyun kembali padanya. Menjalin hubungan lagi seperti dulu bahkan mereka akan berada dalam tahap berkeluarga.
Tapi bukan itu faktanya, ia seperti tersambar petir berkali-kali dengan kuat. Perempuan mana yang masih bisa bertahan hidup saat merasakan hal yang begitu menyakitkan dalam kisah hidupnya.
Dibuang oleh ayahnya sendiri di hutan saat masih bayi, namun tuhan masih berbelas kasihan padanya karena entah kekuatan darimana satu bayi perempuan dapat bertahan hidup di tempat yang jauh dari air dan makanan bahkan banyak binatang-binatang buas berkeliaran. Saat berhasil keluar dari hutan itu cobaan kembali menghampirinya, dengan tiba-tiba orang yang ia cintai pergi begitu saja, mengusirnya bahkan mencampakannya, dan yang terakhir menyuruhnya untuk membunuh bayi mereka sendiri. Hilang sudah akal sehatnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGA DOLA °ChanBaekGS°
FanficBaekhyun, kau bisa menyebutku dengan nama itu Nama yang ku temukan di sebuah batu besar disebrang sungai tempatku berdiri saat ini, tulisan Baekhyun terukir jelas di batu itu. Entah untuk tujuan apa aku hidup, hidup tanpa adanya penerangan dan tanp...