END

4.2K 353 18
                                    

Suara deru mobil terdengar di telinga Baekhyun, Luhan dan Yuri. Mereka berdua -Luhan dan Yuri- tengah asik menikmati tontonan di siang hari, melupakan segala masalah yang menimpa mereka sebelumnya. Terkecuali dengan Baekhyun, kenyataan bahwa Chanyeol dan Sunny akan menikah hari ini terus menghantui pikirannya.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara ketukan pintu berkali-kali dari depan rumah Luhan.

"Iya sebentar" sahut Luhan. "Sebentar ya imo! " lanjutnya.

Yuri mencekal lengan Luhan untuk memberhentikannya "Biar aku saja" ujar Yuri

Yuri masih memegang handle pintu, entah kenapa ada rasa gundah melintas begitu saja di hatinya. Tapi sudahlah. Yuri membuka pintunya, melihat siapa yang bertamu di tengah teriknya matahari.

Untuk pertama kali ia ingin kedua matanya tidak lagi berfungsi dengan baik, seorang pria setengah baya yang dulu sangat ia idamkan berada di hadapannya lagi. Mata mereka bertemu, ada secercah luka dimatanya. Ia bisa melihatnya, mata yang biasanya memandang tajam kearahnya selama bertahun-tahun kini berubah teduh. Tapi kembali ia mengingat bagaimana pria di depannya ini mempermalukannya, tidak. Tidak lagi. Ia tidak ingin hal menyakitkan itu kembali terulang.

Yuri segera menutup pintu dengan sangat cepat. Tapi sebelum pintu kayu itu sepenuhnya tertutup, dua orang yang ada di luar rumah itu menahannya. Membuka paksa pintunya. "DONGHAE" teriak Yuri.

"Apa lagi yang ingin kalian lakukan hah? Tidak cukup kalian mempermalukan kami? Menyakiti hati anakku? Bahkan merebut pekerjaan impian Luhan selama ini? " Emosi Yuri tidak dapat dibendung lagi, apalagi jika itu menyangkut tentang anak yang telah dibuang oleh suaminya sendiri selama belasan tahun yang lalu. Jika bukan karena Tuhan mungkin anaknya sudah tiada sedari dulu.

"Dengarkan aku dulu" Donghae menarik lengan Yuri dengan kasar, ia membawa Yuri ke luar rumah. Ia ingin membicarakan masalahnya hanya dengan empat mata saja. Sedangkan Chanyeol? Ia mencari keberadaan gadisnya yang telah ia rindukan sejak lama.

"Baekhyun" teriak Chanyeol. Tentu saja suara Chanyeol yang menyebut nama Baekhyun membuat dua perempuan yang sedang menikmati tontonannya itu terkejut.

Chanyeol menemukan gadisnya. Ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat menuju Baekhyun. Namun hal itu berbanding terbalik, Baekhyun malah menjauh darinya dan bersembunyi di belakang Luhan.

Luhan yang melihat Baekhyun ketakutan mencoba menenangkannya, ia melihat Chanyeol dengan ekspresi bertanya-tanya "Mau apa lagi kau kesini? "

"Biarkan aku menjelaskan semuanya pada Baekhyun" nada bicara Chanyeol terdengar sangat dingin.

"Jangan bunuh anakku" suara itu terdengar, nyaris seperti orang yang sedang berbisik namun dapat terdengar jelas oleh Chanyeol. Baekhyun-nya, gadisnya baru saja berbicara. Namun ucapan itu berhasil membuat Chanyeol merasakan sakit yang luar biasa. Ia terdengar seperti seorang psychopath yang tega membunuh darah dagingnya sendiri. Begitu kejam.

"Baek, maafkan aku... Aku tau luka yang telah ku berikan padamu sangat dalam. Tapi aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Semuanya" Chanyeol ingin meraih tangan Baekhyun, namun Baekhyun segera menampiknya. "Kau boleh menyakitiku, tapi jangan sakiti anakku... Kau sudah menikah perempuan yang kau cintai kan? Berbahagialah dengannya ku mohon, jangan lagi mengacaukan hidupku dan anakku" kalimat yang baru saja diucapkan oleh Baekhyun kembali membuat hatinya terluka. Baekhyun berlari pergi dan keluar dari rumahnya. Ia sempat melihat Ibunya dan Ayahnya -mungkin- berbicara dengan sangat serius di depan teras tapi ia menghiraukannya. Baekhyun terus berlari.

Namun tepat saat Baekhyun baru saja keluar dari halaman depan rumah ia meringis seraya memegangi perutnya. Chanyeol melihatnya, ia membeku. Pemandangan di depannya terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yang datang membawa berita menyedihkan baginya. Tapi Ini lebih dari mengerikan.

NEGA DOLA °ChanBaekGS°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang