Suara teriakan Luhan menggema di seluruh rumah. Saat ia kembali dari supermarket, ia melihat mobil Chanyeol baru saja keluar dari halaman rumahnya. Pikirannya sangat kacau saat itu, terlebih lagi Yuri tidak berada di rumah untuk menemani Baekhyun.
"Baekhyun" teriak Luhan berkali-kali, namun tidak ada sahutan yang terdengar. Luhan semakin khawatir sekarang, bagaimana jika Chanyeol menyakiti Baekhyun atau lebih buruknya lagi membawa Baekhyun kembali bersamanya, ia benar-benar tidak akan membiarkan pria brengsek sepertinya mendapatkan satu kesempatan pun.
Luhan berlari menuju kamar Baekhyun secepatnya, mungkin saja Baekhyun masih berada di sana.
"Baekhyun" Luhan menghela napas lega saat melihat Baekhyun masih terduduk sambil bersandar di ranjangnya.
"Baek, apa kau tidak apa-apa? Chanyeol tidak menyakitimu kan? " tanya Luhan cemas
"Dia menyakitiku... Lagi" satu krystal bening kembali terjatuh dari mata indahnya.
Luhan menatap Baekhyun khawatir "Ada apa? Bicaralah! Apa yang telah ia lakukan? "
"Aku hamil" Baekhyun menunduk. "Ya, aku sudah tau mengenai hal itu, memangnya apa masalahnya? "
Suara Baekhyun nyaris hilang "Chanyeol memintaku untuk menggugurkannya" Baekhyun menutup mulut, Isak tangisnya muncul lagi.
Luhan membulatkan matanya - Apa?
"Aku akan bicara dengannya" ujar Luhan dingin, lalu perempuan itu pergi dengan mata yang memerah menahan amarah. Apa yang akan dilakukan Luhan? Baekhyun tak tahu dan tidak mau tahu. Saat ini gadis itu hanya diam saja.
•••
Di ruangan lain, Chanyeol duduk di kursi besarnya dengan bersandar, ia memejamkan matanya mengingat kejadian menyakitkan yang ia ucapkan barusan. Gugurkan. Semudah itu ia mengeluarkan kalimat hina dari mulutnya. Entah apa yang ada di pikiran Baekhyun saat ini.
Tinggal menunggu tiga hari lagi semuanya akan berakhir, segala penderitaan, drama dan kisah memilukan ini akan segera berakhir. Tapi cobaan kembali menimpa dirinya dan gadisnya, bahkan anak mereka pun menjadi korbannya.
Tanpa Chanyeol sadari, ada seseorang yang sebentar lagi siap untuk memakinya habis-habisan. Luhan, ia berlari memasuki gedung bertingkat itu. Naik ke lantai 15 dan menuju ruangan Presiden Direktur. Dari kejauhan Luhan melihat sekretaris Chanyeol, ia tidak peduli lagi sekarang, Luhan akan menerobos masuk ke ruangan Presdir bajingan itu.
"Nyonya, maaf. Tapi Presdir tidak bisa diganggu untuk sa-"
BRAK!
Kalimat pemuda yang bekerja sebagai sekretaris di kantor milik Chanyeol itu terputus dengan suara keras dari pintu yang ia buka dengan kasar. Chanyeol memandang Luhan datar dari kursinya, ia tidak berkomentar apapun atau marah. Itu pasti karena dia telah mengetahui apa tujuan Luhan datang menemuinya.
"Dasar pria Brengsek! Biadab! Bajingan! Aku bisa memaklumimu saat kau mengusir Baekhyun dan ibunya dengan cara yang menjijikkan seperti waktu itu, dan itu karena kau benar-benar bodoh. Tapi saat ini aku yakin bahwa pria sepertimu tidak pantas untuk hidup. Dengan teganya kau menyuruh orang yang akan melahirkan darah dagingmu untuk menggugurkannya? Tanpa kau ada disisinya, dia pasti bisa membesarkan anak itu dengan sangat baik. Aku tidak mau berlama-lama dihadapanmu lagi karena aku sudah cukup muak! Tapi satu hal yang harus kau ingat, jangan pernah temui Baekhyun dan anaknya lagi" jelas Luhan panjang lebar.
Setelah kalimat Luhan selesai, dia memandangi Luhan. Melepas kacamatanya dan melihat ke arah Luhan lagi. Dengan tatapan mata yang sama. Dingin dan tajam. Chanyeol melonggarkan dasinya seraya beranjak dari kursi besarnya, kemudian berjalan beberapa langkah kedepan meja dan duduk di atas mejanya.
"Lihat ini"
Chanyeol memberikan sebuah surat yang mampu menjawab apa alasannya melakukan semua ini.
"Baekhyun tidak bisa mengandung dengan sehat. Dokter bicara padaku, rahimnya lemah dan bermasalah. Dia masih terlalu muda" Chanyeol menutup matanya beberapa detik lalu menghembuskan napas panjangnya. "Tubuhnya belum siap dengan bayi. Hal itu sangat berbahaya untuknya dan janinnya." Lirih Chanyeol sendu.
"Aku tidak mau mengambil resiko kehilangan keduanya. Aku memilih merelakan bayiku untuk saat ini. Demi tuhan ayah mana yang tega membunuh anaknya sendiri? " lanjut Chanyeol.
Luhan menatap Chanyeol lama, sebelum akhirnya membersihkan bekas air mata dengan jari lentiknya.
"Kenapa kau tidak menjelaskan semuanya pada Baekhyun? Kenapa hanya diam saja? Dasar bodoh! " Luhan pergi meninggalkan Chanyeol dalam kepedihannya.
Percayalah bahwa Park Chanyeol masih punya hati, gak mungkin dia tega banget sampek mau bunuh anaknya sendiri 😊 ingat, semua kesedihan ini hanyalah acting yang dibuat oleh Park Chanyeol sendiri. Jadi, harap tenangkan pikiran dan hati kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGA DOLA °ChanBaekGS°
FanfictionBaekhyun, kau bisa menyebutku dengan nama itu Nama yang ku temukan di sebuah batu besar disebrang sungai tempatku berdiri saat ini, tulisan Baekhyun terukir jelas di batu itu. Entah untuk tujuan apa aku hidup, hidup tanpa adanya penerangan dan tanp...