"Aku mengingat hari itu dengan jelas, hari dimana kau menghilang. Aku yang mencarimu sama sekali tak kau hiraukan, mungkin itu karena kau adalah makhluk yang dikirimkan tuhan sebagai penghancur hati, ya! Aku yakin kau yang membuat hatiku sakit. Hari itu, hari dimana kita bertemu lagi setelah kau menghilang, kau menatapku seolah tak terjadi apapun, kau berlalu seperti angin dan hilang dengan sendirinya. Aku tidak menahanmu yang pergi menjauh. Aku akan melepasmu dengan senyuman"
-Baekhyun."Aku berdiri disana dengan pikiran kosong untuk waktu yang lama. Aku membalikkan tubuhku hanya untuk sekedar melihatmu yang telah menjauh dengan lemah. Aku juga tak mengerti mengapa aku melakukan hal seperti ini. Seperti hari dimana aku melepasmu pergi, aku bertanya pada diriku sendiri mengapa aku sebodoh ini. Kemudian aku sadar bahwa ini adalah tipu muslihat yang ku buat sendiri. Lihatlah! Betapa bodohnya aku, betapa gilanya aku, betapa lemahnya aku yang membiarkanmu pergi begitu saja. Tapi tenang saja sayang! Aku akan memaksamu kembali bersamaku, aku tidak peduli bahwa kau masih mencintaiku atau tidak." -Chanyeol.
Mereka sama-sama terluka, bahkan semesta seakan tidak mampu lagi membantu kondisi sulit yang mereka hadapi. Di satu sisi Park Chanyeol adalah penyebab dari semua ini meskipun itu hanyalah salah satu cara untuk melancarkan segala rencana yang ia siapkan tapi di sisi lain, ia terlihat mengenaskan dengan wajah yang penuh air mata. Penyesalan yang datang bertubi-tubi berhasil menghantui dirinya, seharusnya ia tidak perlu melibatkan gadisnya demi keberhasilan rencana ini, tapi hal terkuat yang mampu menaklukkan musuhnya adalah kepergian baekhyun dari hidupnya.
Baekhyun pun dalam kondisi sama yaitu sangat menyedihkan, dia tidak keluar dari kamarnya seharian penuh. Meskipun Yuri dan Luhan mencoba berkali-kali untuk membujuknya namun mental Baekhyun berada di titik terendah saat ini. Hal yang bisa menyembuhkannya adalah ketenangan.
"Nak tolong dengarkan eomma sekali saja. Buka pintunya, kami sangat mengkhawatirkan keadaanmu" ujar Yuri yang telah siap membawa nampan berisi makanan di kedua tangannya.
"Tidak ada yang perlu kalian khawatirkan, keadaan tubuhku baik-baik saja sampai saat ini" sahut Baekhyun dari dalam kamar. "Tapi tidak dengan hatiku eomma, dia tidak baik-baik saja. Kasihan dia, dia terluka karena berada di ragaku. Dia terluka karena aku terlalu buta dengan cinta" batin Baekhyun.
"Apanya yang baik-baik saja? Kau belum makan seharian ini. Cepat buka pintunya nak"
"Aku akan membuka pintunya besok, sekarang ku mohon tinggalkan aku sendiri."
•••
Matahari masih berusaha untuk memberikan ke hangatan di musim dingin ini. Kalau saja saat ini bukan musim dingin, mungkin matahari sudah menerangi permukaan bumi dengan sinar keemasannya. Meski sudah hampir siang, gadis cantik berkulit putih pucat itu tidak ingin meninggalkan kasur hangatnya. Sudah dari satu jam yang lalu ia sadar dari tidurnya dan ia masih ingin menghabiskan waktunya seharian di ranjangnya.
Baekhyun tidak tahu jam berapa ia tertidur tadi malam. Yang ia ingat bahwa satu malam itu ia benar-benar tidak dapat tertidur dengan mudah lagi.
Bayangan disaat Chanyeol dan Sunny menikah terus membayangi pikirannya. Saat Chanyeol dan calon istrinya bertemu di altar pernikahan, bergandengan tangan, pendeta yang mengeluarkan suaranya untuk meresmikan pernikahan mereka, setelahnya mereka saling berhadapan, menatap satu sama lain, memejamkan mata lalu dengan perlahan menyatukan kedua bibir mereka. Dan disaat itulah keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Seandainya dulu Baekhyun tidak pernah menonton acara pernikahan sepasang selebriti dunia yang menikah di televisi, mungkin ia tidak perlu repot-repot menyakiti hatinya kembali dengan bayangan yang melintas begitu saja dari pikirannya.
Satu lagi. Ia benar-benar merindukan cassie sekarang. Apakah Chanyeol masih merawatnya dengan baik? Ia ingat saat Chanyeol memberikan hewan mungil yang lucu itu kepadanya. Ya, baby tiger tersebut ia beri nama cassie, sebenarnya nama itu adalah ide dari Luhan dan Baekhyun sangat menyetujui hal itu. Baekhyun sangat takut jika Chanyeol tidak lagi menganggap cassie ada seperti perlakuan Chanyeol terhadapnya.
"Chanyeol oppa, Cassie, Bibi Jihyo aku merindukan kalian hiks... " lagi-lagi krystal bening itu keluar dari mata Baekhyun, entah untuk keberapa kalinya. Air mata itu seakan tidak pernah habis meskipun Baekhyun telah menumpahkannya berkali-kali.
Baekhyun terusik saat mendengar pintu kamar itu berdecit dan tampaklah seorang perempuan yang selama ini ia anggap sebagai kakak perempuannya.
"Hei, ku pikir pintu ini masih terkunci karena orang yang berada di dalam sini sangat betah berlama-lama di kamar ini. Memang, kamar ini sangat indah dan menenangkan sampai-sampai tidak ada yang mau beranjak dari kamar ini" ujar Luhan dengan sedikit candaan. Dan nyatanya ia berhasil membuat Baekhyun tersenyum meskipun itu hanyalah senyuman tipis yang tercetak di bibir merahnya.
"Jangan terlalu banyak berkhayal jika kau tidak mau menjadi sepertiku" lagi-lagi Baekhyun masih mengingat hal itu, kedatangan Luhan ke kamar Baekhyun bukan hanya sekedar ingin mengantarkan makanan saja tapi juga untuk menghibur Baekhyun.
"Baiklah lupakan hal itu, sekarang makanlah."
Tepat saat satu suapan hampir mendarat di bibirnya, Baekhyun berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya.
Huekk... Huek...
Terdengar suara seseorang yang muntah dari dalam kamar mandi, Luhan segera mendatangi Baekhyun dan melihatnya tengah memegangi perutnya dan berusaha untuk terus mengeluarkan apa saja dari perutnya. Rasa mual sangat menyiksa dirinya saat ini. Setelah dirasa baik-baik saja Luhan membantu Baekhyun keluar dan mendudukkan Baekhyun di ranjangnya kembali."Sudah ku bilang kan kau harus makan meskipun hanyalah satu suapan, tapi kau malah tidak makan sama sekali kemarin. Ini akibatnya" ujar Luhan.
"Maaf"
"Lebih baik kita ke dokter sekarang, aku tidak mau jika terjadi hal serius kepadamu. Ingat, kau harus menurut sekarang. Cukup kemarin saja kau menjadi orang yang keras kepala" Baekhyun kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Gimana, Udah gak terlalu lama kan Next nya? 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
NEGA DOLA °ChanBaekGS°
FanfictionBaekhyun, kau bisa menyebutku dengan nama itu Nama yang ku temukan di sebuah batu besar disebrang sungai tempatku berdiri saat ini, tulisan Baekhyun terukir jelas di batu itu. Entah untuk tujuan apa aku hidup, hidup tanpa adanya penerangan dan tanp...