5- JATUH

190 9 0
                                        

Mencintaimu adalah salah satu cara mensyukuri hidup.

Ari membanting tasnya ke atas meja belajar. Dia memghempaskan dirinya ke kasur empuk miliknya. Tiba-tiba pintu kamar miliknya diketuk.

Tok.. Tok.. Tok..

Ari menoleh."masuk aja bi!". Teriaknya. Pintu terbuka, Ari memejamkan matanya.

Bughh...

Ari merasakan kepalanya berdenyut sakit karena ada yang melempar sesuatu ke arahnya.

"ba-bi, ba-bi!. Emang gue pembantu Lo! ". Bulan meletakkan nampan berisi susu coklat di meja nakas.

Ari berdecak. Yah ternyata si mulut mercon. "mau ngapain Lo?".

Bulan nyengir lebar. Dia duduk di kursi belajar Ari dan menghadapkannya ke arah ketua genk Alexas itu.

"dibawah sepi ri. Bi Nani sibuk. Yang lainnya kaku, gak bisa diajak ngomong. Jadi gue kesini aja". Jawab Bulan.

Ari memutar bola matanya bosan. Dia bangun dari posisi tidurnya dan langsung berdiri. Dia berjalan ke arah daun pintu yang terbuka.

"lo bisa keluar dari kamar gue sekarang, Karena kamar gue bukan tempat penampungan pengungsi yang kesepian!".

Bulan memanyunkan bibirnya. " Ah, gak asik lo mah ri!".

"pergi atau gue usir pake jalan kekerasan!". Tegas Ari.

Bulan bergeming ditempatnya. Dia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya."coba aja!". Tantang Bulan.

Ari berusaha menahan amarahnya. Dia yang masih memakai seragam sekolahnya langsung membuka kancing kemeja sekolahnya Satu per Satu.

Bulan yang melihat hal itu sontak menutup kedua matanya."eh-eh, mau ngapain Lo?! ".

"yah mau ganti baju lah!. Lo pikir gue lagi apa goyang poco-poco?! ". Ari memasang senyum samar melihat apa yang Bulan lakukan. "kalo lo gak mau liat, keluar sono!! ". Lanjutnya Lagi.

Bulan memasang wajah cemberutnya walau kedua mata sipitnya masih tertutup."oke-oke. Lo menang, gue keluar. Puas?!! ". Bulan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Ari.

Ari tersenyum penuh kemenangan. "puas banget!".

Setelah mengucapkan itu, Ari langsung menutup pintu kamarnya. Bulan menghentakkan kakinya keras ke lantai rumah Ari.

" Dasar pantat panci nyebelinn!!, I HATE YOU!! ". Bulan berteriak didepan pintu kamar Ari.

Bi Nani lari tergopoh-gopoh sambil memakai celemek yang bergambar strawberry.

" Ya ampun, Bulan kenapa teriak-teriak?, laper?, mau bibi buatin makanan? ".

Bulan semakin menekuk wajahnya. Dia beranjak turun dari lantai atas menuju lantai bawah. Dia duduk di ruang tengah setelah sebelumnya mengambil beberapa snack dari dapur.

Awas aja ya tuh pantat panci gue suapin sambel tau rasa lo!. Bulan memakan snack nya dengan Kesal. Dia menyalakan televisi.

Setelah berkali -Kali mencari tayangan yang cocok untuknya akhirnya Bulan menemukannya, sambil memakan snack nya, Dia berusaha menahan kekesalannya.

🌞🌞🌞

Ari melihat ke arloji yang melingkar indah di pergelangan tangannya. Ia berdecak pelan. Dia segera turun ke lantai bawah sambil membawa kunci motor ninjanya.

Ari melewati ruang tengah begitu saja tanpa melihat, tetapi setelah merasakan ada suara-suara, Ari berbalik kembali untuk melihat.

" Anjirrr...!, Sakura cantik banget kalo Kayak gitu. Jadi iri gue". Bulan membetulkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

Nih cewek gak salah nonton?, masa tontonannya Naruto? .

"woi!, Lo gak salah nonton?". Tanya Ari.

Bulan yang merasa ada seseorang yang bertanya padanya menoleh. " Gak lah!, daripada gue Kayak Nada nonton drakor mendingan Nonton anime Naruto". Jawab Bulan sarkatis.

"dari kapan lo nonton Naruto ?".

"Dari lo usir gue. Ngomong -ngomong lo mau kemana, rapi banget?". Bulan memperhatikan Ari dari atas sampai bawah.

Ari menampakkan gaya tengilnya membuat Bulan rasanya ingin muntah. "gue mau OTW sama anak Alexas".

Bulan ber-oh ria. " Ya udah sono buru pergi. Tapi, jangan lama-lama ya".

Lah ini mulut mercon jadi songong, tau gini mah gue kagak mau nampung di rumah. Ari tak mengindahkan ucapan Bulan, dia berjalan terus menuju carport nya untuk mengambil motor.

Bulan yang mendengar suara deru motor lalu menghilang begitu saja, menghela napas.

" Seenggaknya dia nawarin gue kek mau ikut apa enggak. Dasar pantat panci gak pekaa!! ". Gumam Bulan kesal setengah mati.

Ponsel Bulan bergetar menandakan bahwa ada sebuah pesan yang masuk. Dengan gerakan ogah-ogah -an gadis berlesung pipi itu membuka fitur pesan.

Reksa Anggada:
Sibuk gak? Bisa temenin gue malem ini ?

"astaga-naga demi bapaknya khong guan yang kagak ketemu-ketemu. Kak Angga lagi kagak kesambet kan ini ?!!". Bulan menatap ponselnya tanpa berkedip seolah-olah jika ia berkedip, ponsel itu dapat menghilang.

Setelah mengumpulkan kesadaran dan kewarasannya. Bulan mengetik balasan untuk Angga.

Bulan Angkasa:
Bisa kak, kita ketemu di kafe wijaya aja ya, kak?

Gadis bermata sipit itu menggigiti kukunya sambil menatap cemas pada ponselnya.

Tingg!!.

Reksa Anggada:
Siap, tuan putri

Saat itu Bulan merasakan ada perayaan kembang api yang meledak didalam dadanya.

Tunggu, gue kan lagi jadi tahanan di sini. Trus, gue ketemuan sama kak Angga gimana dong?.

Bulan menepuk jidatnya berkali-kali. Goblok lo,lan. Ketauan sama bang Arkan kabur dari rumah Ari, abis lo jadi perkedel. Eh- tapi, gue kan bisa manfaatin si pantat panci.

Sebuah senyum licik tercetak di wajah manis gadis itu membuatnya siapapun yang melihatnya akan merinding.

#bacotnyaauthor
Ya ampun. Aku bingung mau nulis apa disini. Tapi, aku mau berterima kasih banget sama para Readers karena sudah mau baca Sun and Moon

Don't Forget follow, vote, and comment ya readers.

Sun And Moon(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang