Cowok berumur 17 tahun itu nampak gusar saat dipaksa oleh ibunya untuk ikut melayat. Jika saja ibunya tak mengancam akan memotong uang jajannya dan mengambil kartu kreditnya maka sudah dapat dipastikan cowok itu tak akan ikut dengan ibunya.
"bun, kita tuh sebenernya mau ngelayat siapa sih??!". Akhirnya cowok itu bersuara juga setelah sedari tadi menahan kekesalannya.
Sang ibu yang melihat wajah kesal putra tunggalnya itu hanya tersenyum manis.
"dulu ayah sama bunda punya sahabat waktu masih SMA, tapi kemarin lusa bunda dapet kabar kalo mereka meninggal karena kecelakaan pesawat". Jawab sang ibu.Cowok itu menghela napas, ia akhirnya pasrah dengan keaadaannya. Mereka melintasi sebuah gapura yg bertuliskan,
TPU sadewa.Sang ibu menghampiri seorang laki-laki yang sekitar berumur 20 tahun.
"Arkan,tante turut berduka cita atas kematian orang tua kamu. Semoga mereka berada disisi tuhan yang paling baik".
Arkan hanya tersenyum menanggapi ucapan sang ibu tersebut." sama-sama tante Anita. Saya seneng tante bisa datang".
Anita tersenyum."ngomong-ngomong si cantik mana? ".
Arkan menunjuk seorang gadis yang tengah menatap kosong pusara kedua orang tuanya. Seakan mengerti, Anita mengangguk pada Arkan dan mendekati gadis itu.
Anita menepuk pelan bahu kanan gadis itu, membuat si empunya lantas menoleh.
Gadis itu mengernyit heran, pasalnya sudah banyak sekali orang-orang yang datang kepadanya untuk berbela sungkawa."tante... Siapa? ".
"saya Anita, sahabat papa dan mama kamu waktu SMA. Tante ikut berduka cita atas kepergian orang tuamu". Anita memeluk tubuh gadis itu.
Gadis itu terkejut, tetapi seperti menemukan kembali sosok ibunya. Gadis itu membalas pelukan dari Anita.
Tak lama, Anita melepas pelukannya. Gadis itu tersenyum tegar. Dia tersentak saat mendapati seorang cowok berada dibelakang tubuh Anita. "tante, itu siapa? ".
Anita tersenyum,dia menarik tangan putra semata wayangnya."kenalin, ini anak tante".
Merasa perkenalan ini tak akan pergi kemana-mana bila bukan dia yang memulai, cowok itu mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangannya.
"hai,kenalin gue Matahari Apollo, lo bisa manggil gue Ari".
Gadis itu terkejut, tapi dia tetap menyambut uluran tangan dari Ari."Bulan,lebih tepatnya Rembulan Angkasa".
Ari bungkam ditempatnya. Ia tak bisa berkata-kata lagi. Sementara itu, Anita sedang tersenyum manis melihat perkenalan Ari dan Bulan.
Mungkin tak pernah ada yang tau, jika pertemuan mereka itu bukan kebetulan, melainkan sebuah suratan takdir.#bacotnya Author
Hai semua....Buat kalian yang baca ceritaku ini makasih banget loh ya. Soalnya ini adalah cerita pertamaku, jadi dengan senang hati aku menerima segala macam bentuk kritik dan saran dari kalian para readers di kolom komentar.
Aku tunggu ya komentar-komentar kalian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sun And Moon(COMPLETED)
Novela Juvenil|BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA| Dear, Saat aku yakin bahwa kamulah orang yang paling aku percaya. Namun, ternyata aku salah kamu malah membuatku kecewa dan sakit hati. Sebuah cerita yang mengisahkan seorang gadis yang terus menerus berh...