24-MEMULAI KEBAHAGIAAN

108 6 0
                                    

Lupakan rasa sakit dari masa lalu, tapi jangan pernah lupakan pelajarannya.

Setelah kejadian tempo hari di rumah kedua Ari, Bulan tak pernah melunturkan senyumnya saat bersama cowok itu. Ia bahkan sekarang menganggap rumah Ari juga rumahnya. Tak ada kalimat penolakan lagi yang diterima Arkan dari Bulan jika gadis itu kembali dititip di rumah Ari.

Kebahagiaan mulai menyelimuti keduanya, walau Ari masih sering ikut balapan, namun Bulan tak pernah absen sekalipun menonton balapannya sebagai seorang pacar.

Seperti sekarang, yang Ari lakukan hanya menatap punggung Bulan yang tengah sibuk memasak di kitchen Island nya. "Yakin, gak mau dibantuin? ". Tanya Ari saat melihat Bulan yang kesusahan dalam memasak.

Jujur saja, Bulan tak pernah memasak tapi, demi Ari ia akan berusaha sekeras mungkin untuk mempelajarinya. "Gak usah. Ini udah mau selesai". Bulan meletakkan nasi goreng buatannya ke piring juga telur dadar mata sapi.

Ia memberikan piring itu pada Ari. Ari menatap tak yakin masakan Bulan. Pasalnya, 2 hari yang lalu Bulan membuatkannya hal yang sama dan ia berakhir di rumah sakit karena keracunan makanan. Tapi, ia juga tak bisa mengabaikan mata sipit yang berbinar penuh harap itu.

Ari menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. Ia terdiam. Pahit, ujarnya dalam hati. Sepertinya dia akan keracunan lagi.

"Gimana rasanya enak? ". Tanya Bulan, ia hanya memperhatikan Ari yang tengah memakan masakan buatannya.

Ari mencoba tersenyum. Ia mengangguk lantas memakan telur dadar, berharap rasanya sedikit lebih baik. Asin, batin Ari.

"Kalo gitu aku mau coba". Bulan mengambil sendok dan memakan nasi goreng buatannya.

"Jangan!! ". Teriak Ari.

Bulan terdiam saat merasakan rasa masakannya. Ia langsung mengambil air putih dan meminum hampir 3 gelas.

Ia menatap Ari dengan pandangan berkaca-kaca, hendak menangis. "Gak enak".

Ari panik saat melihat Bulan meneteskan air mata. Ia menyendokkan nasi goreng itu lagi ledalam mulutnya. "Enak kok. Ini aku makan".

Bulan semakin menangis. "Jangan dimakan. Nanti kamu keracunan lagi, aku gak tega". Bulan mengambilkan air putih untuk Ari dan membuang masakannya.

"Jangan dibuang, aku masih mau makan". Ujar Ari.

Bulan menggelng, ia menghapus air matanya. "Gak! Kalo kamu keracunan, nanti aku pacarnya siapa? Masa kak Zohar sih?! ". Bulan duduk di depan Ari. Mereka saling berhadap-hadapan."jangan kayak gitu lagi. Aku gak suka. Nanti kamu sakit".

Ari mengangguk. "Iya, sayang. Gak diulangin deh. Oh ya, bang Arkan sebentar lagi pulang kan? ".

Bulan mengangguk. "Iya, tapi sebelumnya dia telpon mau ajak aku ke Paris buat liat kantor yang disana".

Ari mengernyit. "Kok ajak kamu? ".

"katanya, investor minta aku dateng juga".

Ari mendelik. "Investornya genit".

Bulan terkekeh. Ia menggenggam tangan Ari. "Iya. Harusnya aku kasih tau kalo aku punya ketua Alexas, jadi gak boleh deket-deket".

Sun And Moon(COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang